Seventeen~

5.5K 482 35
                                    

Kinn terbangun, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit berwarna putih.

Dia tidak perlu bertanya, dimana dirinya sekarang berada.

Kinn memutar kepalanya ke sisi kiri, ada Kim bersama Pete di sana.

"Tuan Kinn."

Kim segera melihat ke arah ranjang, dia sedikit tersenyum setelah setidaknya menunggu kesadaran Kinn lebih dari 2 jam.

"Apa aku harus panggil dokter?" tanya nya pelan, Kinn menggeleng.

"Lyla? Bagaimana keadaan nya?"

"Dia baik, setelah pemeriksaan, aku meminta nya kembali bersama Phi Chan."

Kinn lega akan itu, tetapi rasa cemas kembali menyelimuti nya tak kala ingatan nya kembali pada seseorang.

"Lalu Vegas?"

Kim diam, bahkan Pete menundukkan kepalanya.

Kinn mencoba mendudukkan dirinya, "Kim, aku tanya. Bagaimana keadaan Vegas?" tanya nya, dengan penuh tekanan.

"Koma, dia mengalami koma."

Tanpa sadar, Kinn meremas dadanya yang seketika merasa sakit.

🥀

Bahkan meskipun semuanya baik-baik saja, Lyla tetap menangis.

Tankhun tidak pernah melihat adik perempuan nya itu, menangis sedalam ini.

Dia tidak ingin mendengarkan siapapun, dia hanya menyebutkan satu nama.

Vegas.

Setelah mendengar bahwa pemuda itu mengalami koma, Lyla menangis sekencang mungkin.

Karena ayahnya tidak memberikan izin untuk keluar dari rumah, bahkan meskipun itu hanya melewati pintu utama.

Untuk waktu yang tidak bisa di pastikan.

Mengingat kejadian yang baru di hadapi gadis itu, ayahnya takut dia akan mengalami trauma berat jika harus melihat keadaan Vegas setelah apa yang dia alami.

"Besok kita akan menjenguk nya, tolong jangan menangis lagi," mohon Tankhun, dia tidak bisa mendengar tangisan adiknya.

Tidak pernah bisa.

Lyla melihat Tankhun. hidung gadis itu memerah, matanya sangat sembab.

"Phi akan menemani ku?"

Tankhun mengangguk.

Gadis itu segera memeluk nya erat.

🥀

Korn tidak pernah berfikir akan melihat adiknya berada di ruang interogasi seperti ini.

"Kau tau, kesalahan mu benar-benar sudah melewati batas," cetus Korn.

Karn diam, pikiran nya saat ini hanya tertuju pada keadaan Vegas.

Sejujurnya dia tidak pernah menginginkan hal seperti ini terjadi, karena pada dasarnya dia hanya ingin melihat Vegas menjadi kuat.

"Bagaimana keadaan Vegas?" tanya nya.

"Dia koma, dan itu karena kesalahanmu sendiri."

Karn memandang tangannya, tangan yang telah menembak putra nya sendiri.

"Karn, meskipun kita tidak terlahir dari ayah yang sama. Kau tetap adikku, kenapa kau selalu berfikir bahwa minor hanya bayangan dari mayor?"

Fortissimum✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang