Ayara yang awalnya terlelap menjadi setengah sadar karena merasa ada yang mengganggu tidurnya, hidungnya terus dipencet-pencet sehingga ia sulit untuk bernafas.
Matanya dicolok-colok begitu juga dengan pipinya, dengan perlahan ia membuka matanya. Mencari tahu apa yang sejak dari tadi mengganggu tidurnya.
Matanya terbuka, terlihat seorang laki-laki berbadan kekar tepat dihadapannya. Laki-laki itu tersenyum, "Good night, honey", ucap lelaki itu, suara seraknya memecah indra pendengaran.
Nyawa Ayara masih setengah sadar, matanya ngeblur. Ia menyipitkan matanya untuk menstabilkan penglihatannya, ia langsung bangkit saat tahu bahwa Edgaf lah yang ada dihadapannya.
Ayara memeluk tubuh kekar Edgar dengan sangat erat, isakan terdengar. Baju yang dikenakan prianya basah karena air matanya, "Hei... sayang?, kok nangis?", Edgar mengelus punggung Ayara.
Wanita itu tak merespon, ia mengeratkan pelukannya dan terus terisak. Ia benar-benar kangen dengan suaminya, ia khawatir karena Edgaf sempat tidak ada kabar sama sekali.
Ia ingin marah karena Edgar telah membuatnya khawatir, namun ia juga merindukan Edgar, "Sayang...", Edgar melepaskan pelukan.
Edgar menangkup kedua pipi Ayara, ibu jarinya bergerak menghapus jejak air mata yang membasahi wajah cantik sang istri, "Kenapa nangis, hm?".
Ayara menahan isaknya, "Aku... aku kangen banget sama Kakak", Ayara kembali memeluk Edgar dengan erat, "Kamu kemana aja kemarin?, aku khawatir banget takut kamu kenapa-kenapa, Kak", Edgar tersenyum, ia mengelus lembut punggung Ayara dan membalas pelukannya.
"I'm okay baby, kemarin saya sibuk mengurus visa yang hilang. Saya lupa mengaktifkan handphone dan mengabari kamu", ucap Edgar.
Pelukan terlepas, Ayara menatap manik Edgar dengan mata basahnya, "You won't leave me again right?, I'm really worried!", ucapnya, Edgar tersenyum dan menggeleng.
Pria itu mengelus bibir Ayara dengan ibu jarinya, ia mulai menautkan buah bibirnya. Lumatan ringan Edgar berikan kepada buah bibir Ayara, didalamnya tersalurkan rasa rindu serta cinta, "I'm here, with you. Not going anywhere, will always be with you", ucap Edgar.
"Here", Edgar merebahkan tubuhnya, ia membawa Ayara untuk tiduran diatas dadanya yang bidang. Tangannya mengelus lembut rambut Ayara, "Saya juga khawatir dengan kamu yang tinggal sendiri dinegara orang lain, saya takut kamu kenapa-kenapa. But i'm sure, my girl is great, she can take care of herself until i come", Edgar mengecup singkat kening Ayara.
Ayara mendongakkan menatap Edgar, ia tersenyum. Masih tersisa rasa rindu pada dirinya, ia memeluk tubuh Edgar dan wajahnya terbenam dalam dada bidang suaminya. Edgar tak henti mencium surai serta kening Ayara, ia benar-benar rindu dengan wanitanya.
•÷•
"
Baby, wake up. I have prepared breakfast for you", Ayara mencolok-colok pipi Edgar.
"Hmm..", Edgar hanya bergumam.
Ayara menghela nafas, ia mengambil segelang karet yang ada disamping lampu tidur. Ia mengikat rambut Edgar hingga menguncup, ia terkekeh pelan dan kembali mencolok pipi Edgar.
Pria itu mulai merasa terusik, "Yes baby, I'll wake up soon", ucap Edgar dengan suara khas bangun tidurnya.
Ayara mengecup singkat kening Edgar, "Aku tunggu kamu diruang makan ya, cepat bangun", ia pergi meninggalkan Edgar yang masih diatas kasur.
Edgar duduk dengan nyawa yang masih setengah ngumpul, hidungnya mencium aroma sedap yang sepertinya berasal dari makanan yang dibuat oleh Ayara. Dengan bersemangat untuk merasakan masakan istrinya, Edgar ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menghampiri Ayara keruang makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/311717150-288-k659148.jpg)