Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayara tersedak saat membaca pesan dari nomer yang tidak dikenal, dari profil Ayara langsung mengenali siapa pria itu, "Minum dulu", Edgar menyodorkan segelas air putih, Ayara meneguknya perlahan, "Siapa?, kok kamu kaget gitu?".
"Emm, bukan siapa-siapa Kak. Ini cuma Lea yang lagi cerita katanya dia kejedot meja sampe keningnya lebam", bohongnya.
"Ada-ada aja", Edgar terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya.
"Aduh...ini Vano?, berarti dia masih nyimpen nomer gue dong", batin Ayara.
Saat Ayara hendak mengetik pesan pada bar chat, ia langsung mematikan handphonenya dan menutup layar handphonenya karena ia kira Edgar mengintip apa yang ia lihat.
Nyatanya, pria itu hanya berdiri dan mengambil tas yang tergantung diatas kursi makan yang kosong, "Kakak berangkat sekarang ya, Arkan sama Lino udah nunggu buat meeting", pamitnya.
Ayara mengangguk, ia mencium punggung tangan Edgar dan Edgar mencium keningnya, "Hati-hati Kak", ucap Ayara, pria itu mengangguk dan melenggang keluar rumah.
Ayara mengehela nafas lega, ia kembali membuka handphone dan membalas pesan yang Vino kirim. Sebelumnya ia mengsave nomernya terlebih dahulu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayara mengehela nafas, ia membenahi sisa sarapan serta piring kotor lalu pergi kekamar untuk bersiap bertemu dengan Vano. Untuk menghampiri Vano kelokasi yang telah pria itu kirimkan, Ayara memesan taksi online.
