Hai ... Buat kalian yang cariin kisah Aesha, aku publish ulang ya..
Selamat baca. Semoga masih ada yang berbaik hati mau komen.
Doain aku bisa selesaiin kisah menyakitkan ini..
SEMANGAATTTT
Neng pramugari kita yang sedang berdukaaa...
------------------------
Manusia sering kali salah, namun tidak pernah mau disalahkan. Karena itu Tuhan menegurnya dengan cobaan.
"Ya Allah ...."
Kabar mengejutkan itu sudah sampai ke dalam grup perusahaan dimana dirinya bekerja. Teman-teman yang memiliki jadwal satu flight siang ini bersamanya, tidak bisa berkomentar. Mereka jelas mengkhawatirkan partner mereka bekerja sekaligus sahabat yang selama ini terlalu baik kepada mereka semua.
Raesha Azzalfa, atau lebih sering dipanggil Aesha, tidak bisa menghalau air matanya disaat kabar buruk tersebut sudah tersebar. Padahal sudah dari pagi dirinya membayangkan betapa nikmatnya esok, mendapatkan cuti kerja, dan bisa berlibur bersama keluarga besarnya di kampung halaman sang ibu.
Namun sayang kebahagiaan itu hanya sekedar sampai direncana saja.
Dimulai dari isu kabar buruk dimana ada sebuah pesawat menuju malang, hilang kontak di daerah pegunungan. Sampai akhirnya isu tersebut berubah menjadi fakta ketika dirinya akan melakukan flight terakhir hari ini dari Bali ke Malang.
"Hei ...."
Seorang kapten yang dikabarkan menyukai gadis itu menunduk ketika melihat salah satu pramugari seniornya memilih menyendiri.
"Aesha ... are you okay?"
Aesha mengangkat pandangannya, kemudian dia menggeleng pelan. Jelas sekali dia sedang tidak baik-baik saja. Namun dalam hal ini profesional dalam pekerjaan harus dirinya lakukan. Dia bisa saja mangkir dalam tugas terakhirnya untuk hari ini, dan bergegas mencari info mengenai keluarganya. Akan tetapi Aesha tidak berniat melakukannya. Dia percaya perusahaan tempatnya bekerja, sekaligus sebagai maskapai penerbangan yang dipakai oleh keluarganya, akan memberikan lebih dulu memberikan informasi terupdate kepada para pekerja dan keluarga korban, dibanding kepada masyarakat luas.
Mengapa Aesha berkata demikian?
Karena grup keluarga besarnya belum ada yang bergeming sedikitpun. Berarti mereka belum ada yang tahu.
"I'm okay," jawab Aesha pelan.
Pilot muda yang berjongkok di hadapan Aesha masih tidak percaya atas jawaban dari partner kerjanya ini. Sering kali menjadi satu crew flight, dia tahu Aesha bukan tipe perempuan pendiam.
"Aku enggak bohong, Gen. Aku baik-baik aja," ucap Aesha menjelaskan kondisinya kembali.
Walau tidak sepenuhnya percaya, laki-laki itu bangkit dari posisinya, kemudian menepuk-nepuk bahu Aesha beberapa kali sebelum melangkah pergi.
Manik mata Aesha mengikuti pergerakan laki-laki itu. Sudut bibirnya kini mencibir. Sekalipun dia tidak sedang baik-baik saja, Aesha tidak akan menceritakan apapun kepada laki-laki itu. Apalagi orang yang tidak mungkin bisa sejalan dengannya. Karena bagi Aesha, keluarga adalah segalanya.
---------------------------------------
Captain Gen
KAMU SEDANG MEMBACA
Passegiatta
SpiritualBerawal dari kabar duka, kupikir inilah awal dari derita. Dimulai dari hilangnya kontak pesawat penerbangan rute Jakarta - Malang, di daerah pegunungan Kawi, mendadak membuat semuanya panik. Termasuk seorang gadis bernama Raesha Azzalfa. Pasalnya k...