Welcome back...
Kapten Gen is Back... Semoga terhibur...
Kapten Gen ... GENTALA
---------------------------------------------------------------
Kata siapa rasa sakit membuat segalanya berhenti? Buktinya yang kurasa waktu malah berjalan jauh lebih cepat dari sebelum ini.
Terasa sangat cepat, itulah yang Aesha rasakan ketika dia menjalani rawat inap di rumah sakit milik keluarganya ini. Setelah dua hari lalu pemakaman keluarganya, kini Aesha sudah dinyatakan cukup fit untuk kembali beraktivitas dengan normal.
Wajah pucat yang sebelumnya selalu tergambar di wajah Aesha, sekarang sudah tidak ada lagi. Kedua pipinya terlihat merona asli karena kulitnya yang terlalu putih. Sedangkan kondisi bibirnya, walau masih sedikit kering bahkan pecah-pecah, tetapi sudah tidak sepucat sebelumnya.
"Gimana? Udah siap pulang ke rumah?" tanya Shafa sembari memastikan semua kondisi Aesha telah dalam keadaan baik.
"Siap enggak siap, ya harus pulang, kan? Enggak mungkin juga selamanya aku di rumah sakit."
Membantu Aesha untuk turun dari ranjang, Shafa sedikit berbisik kepada adik sepupunya itu mengenai seorang laki-laki yang kini sedang diintrogasi di lobi rumah sakit bersama keluarganya yang lain.
"Yang lagi di lobi siapa deh, Sha?"
"Di lobi?"
"Hm. Ada cowok. Mbak akui sih cakep. Tapi mbak enggak kenal siapa. Dia sih ngakunya temen kamu, makanya mbak coba tanya sama yang lain, siapa tahu mereka kenal?"
"Tanya ke siapa?" tanya Aesha penasaran.
"Kebetulan di ruangan dokter ada Adskhan. Terus tadi kan tante Nada datang diantar sama Zhafir, jadinya Adskhan sama Zhafir yang nemuin dia. Kenapa emangnya?"
"Enggak ada yang lain, kan?"
"Kayaknya sih enggak ada. Tapi emangnya kenapa kalau ada yang lain?"
Mencoba duduk di atas sofa dalam kamar rawat ini, Aesha merilekskan tubuhnya sejenak sebelum menjawab rasa penasaran yang tergambar jelas di wajah Shafa.
"Dia temanku di penerbangan. Kapten Gen. Kebetulan kalau bang Zhafir sama mas Adskhan udah kenal sama dia. Pas di Malang kemarin, mereka udah saling ngobrol, jadi aman. Jangan sampai deh yang lain pada kepo. Males juga dengernya gosip-gosip yang enggak jelas setelah musibah berlalu."
Masih dengan rasa penasarannya, Shafa sengaja menarik kursi mendekati posisi Aesha, kemudian berbisik sedikit agar tidak didengar oleh siapapun.
"Emang kamu ngerasa ada hubungan sama dia?"
"Enggak ada. Tapi kan Mbak tahu gimana pola pikir orang Indonesia. Yang enggak ada apa-apa, sengaja dibuat ada."
"Ya ... ya, mbak paham. Diusia-usia kamu memang bakalan terus diikutin sama laki-laki. Tapi nanti, yah ... setelah lewat dari 25 tahun, kalau kamu masih belum kasih keputusan siapa laki-laki yang kamu pilih sebagai pendamping hidup, kamu akan diikuti dengan banyak komentar-komentar jahil dari orang-orang yang tidak mengenalmu, tapi mereka paling ahli dalam memahami kehidupan percintaanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Passegiatta
SpiritualBerawal dari kabar duka, kupikir inilah awal dari derita. Dimulai dari hilangnya kontak pesawat penerbangan rute Jakarta - Malang, di daerah pegunungan Kawi, mendadak membuat semuanya panik. Termasuk seorang gadis bernama Raesha Azzalfa. Pasalnya k...