Huhuhu... Masih nangis lagi nih..
Pokoknya emang kisah ini berat. Makanya sempat tertunda kan aku nulisnya. Karena sakit bangeeettt..
Setiap nulis pasti mewek. Sampe sesegukan.
Karena rasanya aku inget banget memori-memori karakter Aiz, Wahid dan Kiki.
Dulu gimana cerita SCHATZ, waktu Wahid sama Kiki bersatu.
Trus cerita BALAPAN waktu Agam, Wahid dan Barra di Jerman
Ada cerita Flying with(out) you, dimana Aiz dekat sama Syahla waktu Abi di Jepang
Trus ada cerita If Our Love was a Fairy Tale, waktu Aiz dekat sama Aneska
dan masih banyak lagi.
Apalagi karakter Wahid, Kiki, dan Aiz tuh punya peran penting banget dalam cerita. Jadi pas nulis ini tuh kayak bener2 kehilangan mereka bangeetttt....
-----------------------------------------------------------------
Kita bertemu lagi, namun kali ini kau sudah pergi seorang diri. Meninggalkan semua di sini tanpa mengucapkan kata pamit kepada kami.
Adskhan beristighfar berulang kali ketika buah pencariannya bersama rekan medis lainnya berhasil menemukan sesuatu yang begitu dia kenali milik orang terdekatnya. Terpental sejauh hampir 15 meter, semua orang tidak menyangka kondisi ini bisa terjadi.
Melihat tim medis lainnya memeriksa dengan petugas yang berada di sini, Adskhan malah menundurkan langkahnya menjauhi kerumunan. Tadi dia yang tidak sengaja menemukan potongan tubuh itu. Akan tetapi kini dia sendiri yang tidak yakin untuk menganalisanya karena begitu yakin bila itulah orang yang dia cari.
"Adskhan ..." panggil Kafi mengabarinya.
Adskhan menggeleng. Tangannya terangkat ke udara tanda bila dirinya tidak mau mendengar fakta yang terjadi.
"Innalillahi wa'inna ilahi rojiun." Para petugas yang mengerumuni penemuan itu langsung bersuara, mengetahui bila yang ditemukan saat ini adalah potongan tubuh manusia. Yang diduga adalah seorang perempuan.
"Adskhan ...." Kafi mendekat. Menyadari kekagetan yang dirasakan oleh rekan tim medisnya itu. "Istighfar, Khan. Tolong istighfar. Belum tentu potongan tubuh itu milik keluargamu."
Kepala Adskhan menggeleng cepat. Dengan tatapannya yang berkaca-kaca, bibir Adskhan bergetar menahan isak tangis. Dia kenal betul atas sesuatu barang yang melekat di tangan kanan itu.
"Adskhan, ngomong!! Jangan diam saja!!" Kafi mengguncangkan bahu Adskhan agar temannya itu tidak tenggelam dalam kekagetannya.
"Enggak perlu dicek. Enggak perlu diperiksa. Karena ... karena, potongan tubuh itu milik tante gue."
Kaget atas info yang dia dengar, Kafi menoleh ke arah penemuan itu. Potongan tubuh yang ditemukan sudah dimasukkan ke dalam kantung jenazah, dan akan dibawa ke posko untuk diperiksa lebih lanjut.
Akan tetapi setelah mendengar info yang Adskhan katakan, Kafi menjadi bertanya-tanya, barang apa yang membuat Adskhan mengenalinya.
"Barang apa yang lo kenali milik tante lo?"
Tangis Adskhan tidak terbendung. Dia terisak sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Astaghfirullah al'adzim. Astaghfirullah al'adzim. Tante Kiki. Ya Allah, demi Allah, gimana kondisi Aesha kalau tahu ini."
"Hei, Adskhan. Jawab pertanyaan gue, dari mana lo tahu itu tante lo?"
Menghadapkan tubuh Adskhan ke arahnya, akhirnya Kafi berhasil menyadarkan Adskhan dari kondisi kagetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passegiatta
SpiritualBerawal dari kabar duka, kupikir inilah awal dari derita. Dimulai dari hilangnya kontak pesawat penerbangan rute Jakarta - Malang, di daerah pegunungan Kawi, mendadak membuat semuanya panik. Termasuk seorang gadis bernama Raesha Azzalfa. Pasalnya k...