Permaisuri 12

4K 428 14
                                    

Jangan lupa untuk vote sebelum membaca



Happy reading



****

Perlahan jimin membuka matanya, Hangat. Ini pertama kalinya Jimin merasa tidur senyaman ini, pemuda mungil itu mendongakkan kepalanya


Wajahnya berubah menjadi warna merah padam, ternyata ia tertidur dalam dekapan suaminya, pantas saja ia merasa hangat



"Kenapa dia bisa setampan ini" puji Jimin saat melihat pemuda yang sedang asik terlelap itu. Jimin benar-benar terpesona, wajah Jungkook bak di pahat dengan sempurna tanpa cela sedikit pun



Sempurna. Hanya kata itu yang terlintas di benak Jimin jika sudah menyangkut suaminya itu



"Buin" tubuh Jimin tersentak kaget. Dengan spontan pemuda cantik itu kembali memejamkan matanya



Jungkook terkekeh gemas melihat tingkah malu-malu istrinya itu "berhentilah berpura-pura buin. Aku tau kau sudah bangun" ujar Jungkook sambil mengelus pipi chubby Jimin



Bukannya membuka mata, Jimin malah bersikut semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang dominan. Jimin merasa sangat malu saat ini Karna ketahuan menatap jungkook secara diam-diam



"Buin, apa kau masih malu? Bukankah ini bukan yang pertama?"



Mata Jimin melotot, Kilasan ingatan mengenai malam panas mereka kembali melintas di pikiran Jimin



"Sial" batin pemuda itu. Bukan itu yang Jimin pikirkan sebelumnya




Jungkook kembali terkekeh "bangunlah buin. Atau kau mau mengulang apa yang kita lakukan semalam? Jika iya, maka aku sama sekali tidak keberatan" bisik Jungkook tepat di telinga Jimin



Dengan spontan Jimin mendorong tubuh suaminya itu menjauh. Wajahnya terlihat semakin memerah karna malu



"Ka...kau, kau mesum" teriaknya lalu berlari setelah melilitkan selimut pada tubuh telanjangnya



"Buin" Jimin berbalik, matanya melotot lucu saat melihat tubuh telanjang suaminya terpampang nyata di depan wajahnya. Tubuh yang tercetak sempurna dengan beberapa potong roti di perutnya, daaaan. Dan sesuatu yang menggelantung di selangkangan pemuda itu. Jimin menganga, bagaimana ukuran sebesar itu muat masuk ke dalam holenya.



Jimin iri, bagaimana milik Jungkook bisa sebesar itu walau dalam posisi tertidur berbanding terbalik dengan punyanya yang hanya berukuran beberapa senti saja "tidak adil" batin Jimin



"Kau" Jimin menunjuk Jungkook marah, bagaimana pemuda itu dengan santainya memperlihatkan tubun telanjangnya pada Jimin



"Apa?" Ujar Jungkook dengan nada meledeknya, ia tau jika istrinya itu saat ini sedang malu "kau mengambil selimutnya untuk dirimu sendiri, sedangkan kita sama-sama telanjang. Dan sekarang kau ingin marah padaku?" Wajah Jimin semakin memerah



"Bukankah kau hendak membersihkan diri tadi? Atau kau ingin kita mandi bersama?" Goda Jungkook lagi


"Tidak. DASAR MESUM" teriak Jimin lalu berlari pergi



"Hahaha sungguh menyenangkan" gumam Jungkook lalu kembali melanjutkan sesi tidurnya tanpa risih dengan tubuhnya yang tidak tertutupi seurai benangpun


"Terimakasih. Buin"

***

"Eomeoni" Jeongwan berlari lalu memeluk tubuh ibunya itu "eomeoni kenapa kau terlambat? Bahkan kau tidak menemaniku untuk makan tadi"


"Maafkan eomma ne. Eomma bangun terlambat hari ini"


Jeongwan mengangguk mengerti "okkkk. Eomeoni, leher eomeoni kenapa? Apa itu tergigit serangga?" Jimin mendengar suara kekehan pelan dari beberapa pelayan yang ada di belakangnya ketika mendengar pertanyaan polos yang Jeongwan lontarkan


Jeon bangsat Jungkook mesum sialan, kenapa pemuda itu tidak memberitahu jimin jika meninggalkan bekas di lehernya. Bahkan suaminya itu dengan sengaja menyuruh pelayanan membawakan hanbok dengan lingkaran leher rendah padanya


Awalnya Jimin memang agak sedikit curiga karna jungkook melarangnya untuk bercermin. Ternyata inilah rencana busuk pemuda itu "eomeoni" Jimin tersentak lamunannya


"Eomeoni di gigit serangga?" Jimin tergagap, ia harus menjawab apa pada anaknya ini


"Pangeran. Bukankah Anda punya sesuatu yang ingin Anda tunjukkan pada Wangbi?" Jimin menghela nafas lega, untung saja bibi han mau membantunya mengalihkan perhatian Jeongwan


"Kau punya sesuatu? Apa itu?"


Bukannya langsung menjawab Jeongwan masih melirik ke arah bibi han seperti meminta persetujuan. Barulah setelah wanita paruh baya yang Jungkook tugaskan sebagai pengasuh putranya itu mengangguk Jeongwan langsung berlari ke arah meja kecil tempat biasanya anak itu membaca lalu kembali dengan sebuah gulungan kertas di tangannya



"Apa itu anak ku?" Tanya Jimin lembut


"I...ini" Jeongwan tampak ragu-ragu menjelaskan perihal sesuatu yang ia pegang pada ibunya


"Maaf Wangbi jika saya menyela" bibi han kembali berbicara "itu hadiah dari pangeran untuk anda Wangbi, sebenarnya hadiah itu sudah lama beliau siapkan untuk anda. Akan tetapi dia tidak berani untuk memberikannya secara langsung"


Jimin tersenyum lalu menarik jeongwan kedalam dekapannya, mengelus sayang Surai putranya itu dengan penuh kelembutan "apa kau masih merasa takut pada ku?" Tanya Jimin dengan suara halusnya


Jeongwan menggeleng "lalu kenapa kau tidak mau memberikan hadiah mu pada eomma secara langsung?"


"Jeowo malu" cicit anak itu dalam dekapan Jimin



"Benarkah?" Jimin melepaskan pelukannya lalu menatap wajah anaknya yang terlihat menunduk itu "Jeowo bukannya sudah eomma katakan jika harus menatap wajah eomma ketika kita sedang berbicara?"


Jeongwan langsung mendongakkan kepalanya "mian eomeoni"


"Tidak apa, dan ayo kita lihat. Apa hadiah yang telah kau persiapkan untuk eomma" Jimin menarik pelan tangan putranya itu dan membawanya kedalam pangkuannya



Jimin membuka gulungan kertas itu. Ia berdecak kagum ketika melihat sebuah pemandangan indah yang tersaji di dalam sebuah kanvas lukisan itu


"Kau membuatnya sendiri?"



"N...ne" cicit Jeongwan



"Ini sangat indah"



"Benarkah eomeoni?" Tanya Jeongwan senang "tentu saja sayang ini benar-benar indah. Terimakasih sudah memberiku hadiah sebagus ini. Aku akan memajangnya di kamar ku nanti. terimakasih" Jimin memeluk erat tubuh anaknya itu


Jeongwan mengangguk lalu membalas pelukan ibunya itu "kembali kasih eomeoni"


****


TBC

Ada yang kecewa?

Hehehe gua sengaja skip di part ini biar kalian makin semangat untuk ngebaca book ini



But jangan ngumpat dulu Yeorobun. Gua udah nyiapin kok apa yang kalian tunggu-tunggu, jadi silahkan tunggu part selanjutnya untuk adegan +18nya



Jangan lupa vote dan komen ya





Terimakasih

Permaisuri [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang