Permaisuri 18

3.2K 346 7
                                    

Udah lama ya gua kagak up. Masih ada yang minat kah?

Ya udah tanpa banyak bacot lagi, happy reading semua


***




Cklekkkkk

Pemuda yang sedari tadi fokus dengan kertas-kertas di tangannya itu spontan mendongak ketika mendengar pintu ruangannya terbuka

"Buin?" Jungkook mencoba memperjelas pandangannya. Pasalnya sang oknum hanya mengintip dari sela-sela pintu yang terbuka

"Na... nampyeon apa kau sedang sibuk?" Cicit Jimin akan tetapi masih dapat terdengar dengan jelas oleh Jungkook

"Tidak. Ada apa? Masuk lah" perintah Jungkook

Jimin melebarkan celah pintu lalu masuk kedalam ruangan suaminya itu. Jungkook mengernyitkan keningnya. Ternyata istrinya itu tidak datang sendiri, melainkan ada dua sosok lain yang sedang bersembunyi di balik tubuh pemuda itu

Jungkook mengenali salah satu dari keduanya. Tapi untuk yang satunya lagi, dia terasa asing untuknya "siapa dia buin?" Tanya jungkook penasaran

"Dia?" Jimin menunjuk salah satu anak yang ada di belakangnya "dia Jeongwan nampyeon. Apa kau lupa dengan anak mu sendiri?" Ujar Jimin mendramatisir

"Aku tau kalau yang itu, maksud ku yang satunya lagi"

"Oh ini" cengir Jimin dengan wajah tanpa dosanya sambil menarik tangan anak yang satunya lagi, hingga wajah anak itu bisa terlihat jelas oleh sang raja

"Dia Seonghan nampyeon"

"Seonghan?" Kerutan di dahi jungkook semakin dalam. bukan hanya wajahnya, namanya juga terdengar asing di telinga jungkook. Di tambah lagi pakaian yang anak itu kenakan. Sepertinya dia bukan dari kalangan bangsawan. Lalu siapa dia

Sementara Jungkook sibuk dengan pikirannya Jimin menarik tangan Jeongwan hingga mendekat padanya "Jeowo, bawa Seonghan bersama mu. Ajak dia untuk menemui yeonji. Aku sudah memerintahkan bibi han untuk memilihkan beberapa baju yang sudah tidak kau kenakan, jadi kau tinggal membawanya saja, apa kau mengerti?" Jeongwan mengangguk

Pandangan Jimin beralih pada anak yang lebih kecil "Seonghan, paman tau kau sedang kebingungan sekarang, tapi maukah kau ikut dengan Jeongwan sebentar? Bersihkan dulu tubuh mu, setelah itu yeonji akan memberikan mu makanan dan menjelaskan semuanya. Apa tidak apa?" Kini giliran Seonghan yang mengangguk

"Baiklah, Jeowo, ayo bawa Seonghan pergi" Jeongwan kembali mengangguk. Dia menarik tangan Seonghan, menggandeng tangan teman barunya itu dan membawanya pergi dari ruangan sang ayah

Jimin kembali berbalik setelah memastikan bahwa kedua anak itu sudah benar-benar hilang dari pandangannya. Bukannya apa, yang akan dia sampaikan pada Jungkook mungkin tidak akan di mengerti oleh keduanya, jadi lebih baik Jimin menyuruh mereka berdua untuk pergi. Biarlah masalah ini menjadi urusannya

"Siapa anak yang tadi kau bawa buin?"

"Bukan kah sudah ku katakan jika namanya Seonghan"

"Kau tau apa yang aku maksud sebenarnya bukan?"

Jimin menghela nafasnya, pemuda itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Jungkook lalu duduk di depan suaminya itu

"Apa kau ingat yeonji?"

"Yeonji?"- Jungkook

Jimin mengangguk, jungkook nampak berpikir keras, mencoba mengingat sosok yang di maksud oleh istrinya itu "apa dia wanita yang selalu mengikuti mu belakang ini?" Jimin kembali mengangguk "apa hubungannya dia dengan pembahasan kita?"

"Nampyeon. Apa kau tau?" Jungkook menggeleng

"Isssshh dengarkan dulu" kesal Jimin

"Baiklah-baiklah ayo lanjutkan, aku tidak akan menyela mu"

"Nampyeon. Yeonji, dia memiliki nasib yang kurang beruntung. Apa kau tau, kedua orang tuanya meninggal karena di bunuh oleh beberapa pemberontak yang mengacau di desanya saat itu. Dia hidup sebatang kara setelah itu, bahkan untuk makan saja dia harus meminta belas kasihan dari orang lain" Jungkook terdiam, ia sudah tau cerita itu dari panglima Kim saat melapor padanya beberapa hari yang lalu. Dan dia sudah menindaklanjuti masalah itu

"Saat ke pasar tadi kami tidak sengaja melihat pengemis kecil di pojok salah satu kios di sana, melihatnya membuat yeonji mengingat kembali masa lalunya" Jimin mendongak, pandangan mereka bertemu

"Ya nampyeon. Anak itu adalah seonghan" ujar Jimin seperti bisa membaca pikiran pemuda di depannya

"Aku berencana membantu anak itu, akan tetapi seorang pria paruh baya menghentikan langkah kami dan melarang kami mendekati seonghan"

"Kenapa?"- Jungkook

"Dia mengatakan jika Seonghan itu adalah anak dari seorang pencuri" mata Jungkook melotot "kau tau dia anak seorang pencuri? Lalu kenapa kau membawanya kemari buin? Bagaimana jika ini akan menjadi masalah untuk mu nantinya?"

"Nampyeon aku tau kekhawatiran mu, tapi ini tidak seperti apa yang kau pikirkan"

"Apa maksudmu?"

"Sama seperti yeonji, Seonghan juga Terlahir dari keluarga kurang mampu. Orang tua Seonghan berkerja sebagai pencari kayu bakar di gunung dan menjualnya di pasar untuk menyambung hidup mereka" Jimin terlihat menghela nafasnya

"Sampai suatu ketika, ibu seonghan jatuh sakit. Karena tidak mempunyai cukup uang, ayah Seonghan terpaksa menjual tempat tinggal mereka untuk membeli obat untuk istrinya. Tapi sayang uang yang ayah Seonghan kumpulkan tetap tidak cukup untuk membeli obat hingga ibu seonghan akhirnya meninggal dunia karena terlambat di tangani

Hidup mereka semakin melarat, jangankan untuk makan tempat untuk berteduh saja mereka sudah tidak punya. Mereka akhirnya hidup dari meminta-minta

Menahan haus dan lapar sudah menjadi makanan sehari-hari anak kecil itu. Hingga suatu ketika Seonghan juga jatuh lemas akibat kelaparan

Ayah Seonghan sudah mencoba meminta bantuan pada semua penduduk yang ada di pasar itu, tapi tak ada seorang pun yang sudi memberikan bantuan padanya

Dia terpaksa nampyeon, dia terpaksa mengambil sebungkus makanan untuk anaknya. Tapi mereka malah meneriakinya pencuri dan menghukumnya. Ayah Seonghan di bunuh di depan putranya sendiri"

Jimin terisak, dadanya terasa sesak ketika membayangkan anak sekecil Seonghan harus mengalami masalah ke rumit itu

Jungkook beranjak, duduk di samping Jimin lalu memeluk tubuh mungil istrinya itu. Tak ada kata yang terucap diantara keduanya, hanya isakan Jimin yang menghiasi suasana hening ruangan itu

Jungkook hanya bisa diam sambil mengelus punggung Jimin, ternyata selama ini ia hanya hidup dalam sebuah cangkang. Ia mengira selama ini rakyatnya sudah sejahtera di bawah pemerintahannya. Akan tetapi kenyataan ini benar-benar menamparnya

Selama ini ia hanya melihat apa yang ada di permukaan tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi di lapangan "nampyeon" Jimin melepaskan pelukan suaminya

"Ada apa?"

"Bagaimana jika kita membangun sebuah pusat kesehatan untuk orang-orang yang kurang mampu? Mereka bisa berobat dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya yang harus mereka tanggung. Bagaimana nampyeon?" Jungkook masih terdiam

"Nampyeon" Jimin memelas

"Baiklah buin, aku akan membicarakannya dengan para menteri nanti. Dan aku pastikan kejadian ini tidak akan terulang untuk yang kedua kalinya. Aku akan turun langsung ke masyarakat untuk mengetahui kondisi rakyat ku yang sebenarnya nanti, agar aku bisa memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan kedepannya" Jimin mengangguk setuju

"Aku selalu mendukungmu nampyeon"

"Terimakasih buin" ujar Jungkook sambil kembali menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya "terimakasih"



***

TBC


Jangan lupa untuk memberikan vote dan komen. Terimakasih

Permaisuri [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang