Permaisuri 26

3.7K 346 30
                                    

MAKIN NGACOK MAKIN ANEH, UDAH KAGAK TAU LAGI HARUS DI GIMANAIN NIH CERITA


SANGAT AMAT TIDAK DI SARANKAN BUAT ORANG YANG MUDAH BOSAN KEK GUA, KARENA ISINYA BENER-BENER KAGAK PENTING AND KAGAK MASUK AKAL
😁😁


UDAH GITU AJA


HAPPY READING READER-NIM

****

"sebenarnya, beberapa hari terakhir saat kau pergi untuk mengikuti ujian kelulusan mu. Aku mengikuti beberapa pelayan dapur untuk pergi ke pasar" Jimin terlihat memilin-milin ujung hanboknya sambil sesekali melirik ke arah Jungkook dengan pandangan takut

"Kau keluar dari istana?" Tanya jungkook dengan sedikit menggeram mencoba menahan agar tidak meneriaki pemuda di depannya. Walau tau Jungkook sedang kesal Jimin memilih untuk tetap jujur, pemuda itu mengangguk sambil tetap menunduk

Jungkook menghela nafas kasar "kenapa kau tidak memberi tahu ku terlebih dahulu?"  Suara Jungkook terdengar lebih lembut

"I... Itu karena kau tidak akan memberikan ku izin" cicit Jimin

"TENTU SAJA!" Teriak Jungkook, yang tentunya itu hanya dalam bayangannya saja. Jika ia benar-benar berteriak pada pemuda itu bisa ia tebak jika Jimin akan menangis keras dan berakhir mendiaminya hingga berhari-hari. Jungkook tidak mau itu

Lagi dan lagi, Jungkook membuang nafasnya kasar lalu menarik tubuh mungil Jimin ke dalam pelukannya. Pemuda itu seakan ingin menenangkan si manis yang sepertinya sebentar lagi akan menangis akibat aura gelap yang Jungkook keluarkan

"Jangan ulangi lagi hmm. Aku tidak pernah melarang mu pergi"

Jimin melepaskan pelukan sahabatnya itu, lalu menatapnya dengan semangat "benarkah?" Tanya Jimin senang

Jungkook mengangguk "tentu" jawab Jungkook. Wajah Jimin nampak semakin sumringah "asal bersama ku"

Dwaaaarrrrr

Ekspektasi Jimin runtuh, wajah pemuda cantik itu kembali kusut seketika "sama saja bohong" batin Jimin

Ya, itu sama saja bohong. Karena Jungkook akan menjaganya dengan ketat, bahkan lebih ketat dari para prajurit yang biasanya mengikuti Jimin (atas suruhan Jungkook tentu saja). Jimin sama sekali tidak bisa menikmati keramaian pasar, dan ia juga tidak bisa bermain sesuka hatinya di sana (Jungkook terlalu over protective asal kalian tau)

"Lalu bagaimana dengan bunga itu? Apa hubungannya dengan semua ini?" Mendengar pertanyaan Jungkook pipi Jimin kembali bersemu merah "itu.." Jimin tanpa sadar menggoyang-goyangkan tangan Jungkook yang ia genggam, itu kebiasaan saat Jimin sedang merasa senang atau menginginkan sesuatu. Dan Jungkook sangat hafal itu

"Saat ke pasar, Aku tidak sengaja menabrak seseorang. Dia sangat tampan" ujar Jimin yang di akhiri dengan cicitan di akhir kalimatnya "Awalnya jimin-nie sangat takut akan di marahi. Tapi dia sangat baik, dia menolong jimin-nie, itu pertemuan pertama kami, dan setelah itu kami semakin dekat. setiap jimin-nie ikut ke pasar, dia selalu ada di sana menunggu Jimin-nie. Bahkan dia beberapa kali membawakan ku bunga xixixi" berbeda dengan wajah tersipu Jimin. Wajah Jungkook nampak mengeras "siapa? Siapa yang telah berani merebut posisinya?" Kesal pemuda tampan itu

"Dia sangat baik kookie-a"

"Cukup Jimin" batin Jungkook

"Dia juga sangat tampan" Geraman Jungkook semakin terdengar jelas, namun Jimin sama sekali tidak menyadarinya

Permaisuri [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang