Permaisuri 07

4.3K 435 22
                                    

Jangan lupa untuk memberikan vote sebelum membaca

...

Jimin menatap lurus pemandangan yang ada di depannya dengan tatapan kosong. Tangannya sedang sibuk mengelus Surai putranya yang sedang tertidur di pangkuannya


Semua ini benar-benar membuat Jimin tertekan. Ini sudah seminggu namun ia sama sekali tidak bisa menemukan wanita itu dimana pun di seluruh penjuru istana

Ah bukan hanya tentang wanita itu. Tapi ada satu hal yang juga mengganggu pikiran pemuda manis itu belakangan ini, Jungkook. Ya suaminya itu, entah apa yang ia lakukan belakangan ini tapi Jimin merasa jika pemuda itu dengan sengaja menghindarinya


Itu hal yang sangat bagus sebenarnya. Dia tidak perlu merasa canggung jika berada di sekitar pemuda itu. Namun, entahlah. Seperti ada sesuatu yang aneh yang tidak bisa Jimin jelaskan melalui kata-kata


"Wangbi" Jimin tersadar dari lamunannya. Pemuda itu menoleh

"Panglima Kim" orang yang baru saja Jimin sebut namanya itu membungkuk memberi hormat "ada apa?"

"Ibu suri memerintahkan anda untuk menghadap padanya Wangbi" tutur taehyung masih dengan posisi yang sama

"Baiklah. Aku akan segera ke sana. Tapi sebelum itu, bantu aku untuk memindahkan Jeongwan ke kamarnya" taehyung mengangguk lalu mendekat. Dengan hati-hati taehyung mengangkat tubuh Jeongwan agar sang pangeran tidak terbangun dari tidurnya

Jeongwan bergerak tak nyaman saat taehyung mengangkat tubuhnya, namun ia kembali terlelap saat Jimin dengan spontan mengelus kepalanya dengan lembut "bawa dia" bisik Jimin yang di jawab dengan anggukan oleh taehyung

Jimin mengikuti langkah taehyung dari belakang "kenapa canggung sekali" batin Jimin. Saat dia di dunianya dia tidak pernah se canggung ini dengan sosok sahabatnya itu. Dan matilah Jimin Karna Karna di buku itu tertulis jika dia akan berselingkuh dengan panglima Kim yang tak lain adalah sosok di depannya saat ini

"Aku harus bagaimana setelah ini" gumamnya tanpa suara

Duggg

"Auhhh" Jimin meringis sambil mengusap keningnya yang baru saja tertabrak punggung keras taehyung. Ah ternyata mereka sudah sampai di kamar Jeongwan. Sial, Karena terlalu fokus dengan pikirannya ia sampai tidak fokus

"Wangbi anda tidak apa-apa?" Bisik taehyung Karn takut membangunkan sang pangeran

"Ya aku baik-baik saja. Cepat baringkan Jeongwan agar dia bisa tidur dengan nyaman"

"Baik wangbi"

"Engggg, eomeoni" Jeongwan membuka matanya yang terlihat sangat berat

"Aku di sini anak ku" dengan sigap Jimin mendekati sosok mungil itu lalu mengusap surai Jeongwan dengan sayang agar anaknya itu tidur kembali

"Eomeoni" Jeongwan memeluk pinggang Jimin dari samping lalu membenamkan wajahnya di perut ibunya itu

"Uhhhh manjanya bayiku" Jimin terkekeh kecil melihat tingkah Jeongwan yang menurutnya sangat lucu itu

"Sayang, lepaskan dulu pelukan mu. Eomma harus pergi untuk menemui ibu suri. Setelah itu eomma akan kembali untuk mu. Hmm?"

"Engg baiklah" Jeongwan melepaskan pelukannya walau dengan berat hati "tapi eomeoni harus berjanji untuk kembali menemani ku nanti"

"Ne, eomma berjanji" Jimin melangkah pergi setelah memberikan satu kecupan manis di kening putranya di ikuti taehyung di belakangnya

***


"Panglima Kim"

"Ne, wangbi"

"Aku tidak melihat mu belakangan ini? Apa kau pergi?"

"Ne wangbi, jeongha mengutus saya untuk pergi ke barat, mengatasi beberapa pemberontakan di sana. Dan saya baru saja kembali Wangbi"

"Begitukah?"

"Ne Wangbi"

Kini mereka telah sampai ke istana giok dimana sang ibu suri berada "kau boleh pergi panglima Kim" Pemuda itu membungkuk memberi hormat lalu berbalik pergi

"Salam Daebi mama" wanita paruh baya yang awalnya menunduk itu mendongak

"Permaisuri park. Kemarilah"

"Ada apa Daebi mama? Apa ada sesuatu yang mengganggu mu?" Tanya Jimin setelah mengambil tempat duduk di depan ibu suri. Jika kalian bertanya kenapa Jimin tidak merasa canggung. Jawabannya karena ia sudah beberapa kali pergi ke istana giok untuk berbincang ringan dengan mertuanya itu. Di tambah sudah lebih seminggu Jimin di dunia barunya ini, jadi mau tidak mau ia harus terbiasa

Sang ibu suri tidak langsung menjawab. Wanita itu memberi kode kepada beberapa pelayannya untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Jimin mengernyit, tidak biasanya sang ibu suri sampai menyuruh para pelayannya untuk pergi, apa pembicaraan mereka kali ini sangat penting?

"Permaisuri park" akhirnya sang ibu suri membuka suaranya setelah semua pelayannya pergi meninggalkan mereka berdua

"Ne daebi mama"

"Apa kau bertengkar dengan raja?"

"Ne?" Jimin spontan menaikkan suaranya "ah, maaf Daebi mama. Aku tidak bermaksud seperti itu"

Wanita yang masih terlihat cantik di usia senjanya itu tersenyum melihat salah tingkah Jimin "aku mendengar beberapa hari ini raja tidak keluar dari tempat kerjanya. Apa kalian sedang dalam masalah?"

"A...a... Kami, kami tidak.." Jimin tergagap, ia benar-benar bingung harus menjawab apa

"Kemarilah" ujar ibu suri sambil merentangkan kedua tangannya

"Ne?, Ah ne" Jimin beranjak lalu membaringkan kepalanya di pangkuan sang ibu suri. Awalnya merasa canggung saat pertama kali wanita itu meminta Jimin untuk berbaring di pangkuannya akan tetapi lama kelamaan ia mulai terbiasa

Lagipula, saat di dunianya dulu Jimin tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu karena wanita yang berstatus sebagai ibunya itu pergi meninggalkan Jimin dan juga ayahnya. Ah mengingat itu rasanya luka yang sudah lama berusaha Jimin tutup kini kembali menganga, setidaknya biarkanlah Jimin menikmati semua ini sebelum ia kembali ke dunia nyata

"Maafkan eomma Jimin. Eomma tidak bisa menghentikan jungkook menyakitimu saat itu. Pasti kau juga sangat membencinya ku bukan?" Jimin hanya diam menikmati usapan halus sang ibu suri di kepalanya.

"Jika boleh jujur, eomma merasa sangat bahagia ketika mendengar kau mulai menerima keberadaan Jeongwan di sekitar mu. Apa kau tau? Anak itu sudah lama menantikan saat-saat seperti ini, duduk bersama ibunya dan bercerita segala hal. Terimakasih Jimin"

"Daebi mama.."

"Apa kau ingat?" Sang ibu suri sepertinya tidak ingin di cela "saat pertama kali kau datang ke istana ini?" Lagi-lagi Jimin hanya diam. Bagaimana Jimin bisa ingat sejauh itu, dia saja datang ke istana ini baru beberapa hari yang lalu

"Ah mungkin kau sudah lupa. Kau begitu kecil saat itu" ibu suri tiba-tiba diam seperti sedang mencoba mengingat sesuatu "ah aku ingat, saat itu usiamu baru menginjak usia lima tahun saat penasihat Park membawa mu kemari

Awalnya, kami semua mengira kau adalah seorang putri Karna postur tubuh mu yang kecil serta wajah mu yang begitu cantik

Kami begitu senang, bahkan aku jatuh cinta pada anak mungil itu. Bukan hanya aku, semua orang di istana juga merasakan hal itu" ibu suri menarik nafas panjang "terutama Jungkook. Putra ku...


.
.

Nungguin ya 😅😂 part-nya udah kepanjangan. Takutnya kalian bosan lagi, ceritanya bakalan di lanjut di part selanjutnya jadi, selamat menunggu





Jangan lupa vote dan komen

Permaisuri [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang