Permaisuri 24

3K 344 32
                                    

Gua up. Semoga masih ada yang sudi buat baca cerita gaje enni


Happy reading reader-nim



***

"Buin"

"Hmm?" Jawab Jimin tanpa menoleh. Bahkan pemuda cantik itu nampak tidak risih dengan ulah Jungkook yang sedari tadi menggerayangi tubuh mulusnya. Apa lagi kecupan-kecupan kecil yang Jungkook layangkan pada bahunya, ini sudah terlampau biasa untuk Jimin

"Buin" Jungkook menarik kain hasil rajutan Jimin yang sedari tadi menjadi fokus istrinya itu. Jujur saja sebenarnya Jungkook sangat ingin membuang semua alat rajut yang Jimin miliki. sebab Jungkook merasa alat rajut itu sudah menyita fokus Jimin yang seharusnya hanya untuknya

"Nampyeon" Jimin merengut kesal "kembalikan" pemuda cantik itu hendak mengambil kembali hasil rajutannya tapi Jungkook malah dengan sengaja menjatuhkannya ke lantai

"Nampyeon"

Sraatttt

Grepppp..

Jungkook menarik tubuh Jimin lalu memeluknya erat, tak membiarkan pemuda itu mengambil suatu yang sudah Jungkook klaim menjadi musuhnya itu. Bukankah sudah Jungkook katakan jika Jimin adalah miliknya? Tidak ada seorangpun yang boleh mengambil perhatian Jimin kecuali dirinya, tak terkecuali benang menyebalkan itu

"Nampyeon" Jimin mencoba melepaskan diri namun tentu saja usahanya itu hanya sia-sia belaka. Seperti yang kalian tau, tenaga Jimin sama sekali bukan tandingan untuk Jungkook

Jimin menghela nafasnya pasrah "sekarang apa?" Tanya Jimin, ia seperti sudah sangat hafal dengan tabiat suaminya itu. Jika sudah seperti ini, pasti ada sesuatu yang pemuda itu inginkan

Jungkook mengubah posisinya, dia membaringkan tubuhnya lalu kembali memeluk pinggang Jimin, wajahnya ia tenggelamkan pada perut rata sang istri

"Ada apa hmmm?" Jimin mengusap lembut surai pemuda yang berstatus sebagai suaminya itu "apa ada masalah?" Jungkook menggeleng namun sedetik kemudian berubah menjadi anggukan

"Besok aku harus pergi"

"Pergi?"- Jimin

Jungkook mengangguk, masih dengan wajahnya yang ada di permukaan perut rata Jimin. Hal itu membuat pemuda cantik itu terkekeh kegelian

"Para tetua bodoh itu kembali membuat ulah" Jungkook mulai bercerita tanpa harus Jimin minta. Tetua itu, Jimin tau siapa yang Jungkook maksud, pasti mereka adalah orang-orang yang selalu menentang keputusan jungkook

"Mereka memotong sebagian besar dana yang seharusnya di gunakan untuk rakyat. Pembangunan juga terkendala karena itu"

"Lalu bagaimana?"

"Tentu saja membongkar semua kejahatan mereka, dan menghukum tikus-tikus itu tepat di depan semua rakyat ku"

"Itu terdengar tidak mudah, kau tau bukan mereka sangat mahir dalam membolak balikkan kata-kata, mereka juga licik, aku takut itu malah akan berbalik menyerang mu nantinya"

"tapi mereka tidak lebih licik dari ku" batin Jungkook. Diam-diam pemuda berparas tampan itu tersenyum, ah lebih tepatnya menyeringai. Untunglah wajahnya masih ia tenggelamkan di perut Jimin, jadi istrinya itu tidak akan tau ekspresi wajahnya


Jungkook semakin mengeratkan pelukannya "kau jangan khawatir buin. Aku sudah punya bukti kuat untuk menghukum mereka semua, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memulai pertunjukan ini"

Permaisuri [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang