"Ochi, kamu masak apa?"
Aaron sudah terbiasa dengan istri keduanya yang mengurus rumah semenjak menjadi istrinya. Apalagi ketika Afyla masih ada di rumah. Tapi Rosiana tetap melakukan pekerjaan rumah. Terutama untuk memasak, Afyla juga santai sekali menanggapi perihal itu sehingga Aaron juga tidak mau ambil pusing kalau Rosiana suka memasak.
Baru saja dia duduk setelah mencium aroma masakan sejak kedatangan ke sini. Orangtuanya juga mengatakan Aaron harus mendekati istrinya agar bisa lebih intim lagi hubungan mereka. "Aku bikin cemilan kak."
"Apa?"
"Bubur kacang hijau."
Aaron diam, mendengar kata kacang hijau dia ingat kata dokter kalau kacang hijau bagus untuk kesuburan pria maupun wanita. "Mau nyicip, Kak?"
"Ochi, panggil Mas ke aku bisa?"
Rosiana yang baru saja meletakkan semangkuk bubur kacang hijau di atas meja untuk Aaron itu hanya mengangguk. Tidak ada kata-kata lain lagi untuk bisa dikatakan oleh Rosiana selain diam?
"Ochi, duduklah!"
Istrinya mematikan kompor terlebih dahulu lalu ikut bergabung dengannya. "Aku sudah ngomong sama Mama dan Papa. Pernikahan kita direstui, sekarang aku cuman mau tanya sama kamu. Kalau aku minta anak gimana?"
"Nggak, kak. Perjanjian kita bukan untuk melahirkan anak. Tapi cuman untuk teman tidur kakak saja."
Suara Rosiana bergetar berkata demikian. Tapi di dalam hatinya Aaron dia tahu sekali kalau istrinya pasti sakit dengan posisi yang seperti ini. Diperlakukan dengan cara yang tidak adil oleh Afyla.
Memang wanita dianggap apa oleh Afyla sampai mengatakan Rosiana adalah teman tidur saja. Sementara Aaron diberikan keputusan bijak dari orangtuanya bahwa dia boleh punya anak dari Rosiana dan jika benar Rosiana yang mau untuk memberikan keturunan untuknya.
Maka satu hal yang akan terjadi antara Rosiana dan Aaron adalah mengesahkan pernikahan mereka berdua jika benar kalau Rosiana itu bisa hamil.
"Mulai malam ini kita tinggal berdua, Ochi. Aku di sini selaku suami kamu. Mau apa pun juga aku berhak ke kamu."
"Tapi nggak untuk punya anak. Aku nggak mau ikut program apa pun itu. Itu di luar berjanjian kita. Bagaimana sama Kak Afy kalau tahu kakak minta anak ke aku? Bukan itu kan janji kita waktu kita sepakat menikah?"
"Apa menurutmu aku cuman mau untuk sentuh kamu saja? Nggak ada pikiran aku sejauh itu, Ochi. Cuman Afy yang punya pemikiran kalau kamu hanya teman di ranjang."
"Tapi kakak itu suaminya Kak Afy."
"Suamimu juga. Aku berhak semua di kamu, Ochi. Termasuk bercinta sekarang, aku berhak sentuh kamu. Camkan biak-baik posisi kamu saat ini. Aku mau punya anak dari dulu. Aku ikut program ini itu. Aku sampai ngaku ke orangtuaku karena aku nggak mau ini cuman sementara. Afyla juga nggak kasih kepastian ke aku apa dia sanggup kasih aku anak atau nggak."
"Hubungan kalian sudah lama."
"Apa artinya kalau aku sendiri digantung seperti ini, Ochi? Aku nggak tahu apakah aku masih bertahan buat dia atau tidak selama dengan kamu."
Rosiana bangkit dari tempat duduknya. Menatap Aaron dengan lekat. "Mas sudah gila. Ingat pernikahan kita itu sudah diatur."
"Bagaimana kalau orangtuaku yang nuntut kamu aku pengen punya anak?"
"Apa menikah hanya untuk punya anak?"
"Apa kamu pikir aku nggak capek juga lihat teman-temanku gendong anak. Sementara aku menikah lama tapi tidak bisa kasih keturunan ke Afyla. Dengan gagahnya dia bilang aku mandul di depan orang banyak. Kalau kamu di posisiku apa yang akan kamu lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua (21+)
Lãng mạnFOLLOW SEBELUM BACA!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN 21+ Konten khusus dewasa. Aaron selalu ditinggalkan oleh istrinya untuk bekerja. Semenjak Afyla menjadi seorang model fashion. Wanita itu sibuk dengan kariernya. Sementara Aaron yang menjadi suami m...