8. Malam Pertama

24K 447 13
                                    

"Mas, aku renang dulu boleh?"

Rosiana sanga mendambakan liburan ke Maladewa seperti ini. Aaron menuruti ucapan istrinya waktu itu. "Oh oke, aku istirahat dulu kalau begitu."

Hotel yang ada di tengah laut dengan pemandangan yang teramat sangat indah. Aaron yang memilih untuk istirahat setelah beberapa jam mereka tiba di sini.

Waktu dia sedang tidur. Dilihatnya sang istri keluar dengan menggunakan setelan renangnya.

Rosiana cantik.

Ia bergumam, tidak dapat menyentuh istrinya meskipun dia mendambakan Rosiana. Aaron memejamkan matanya untuk istirahat sejenak. Namun ketika itu Afyla menghubunginya.

Aaron yang menjawab teleponnya lalu dia mengalihkan ke panggilan video. "Ke mana kamu, Mas?"

"Lagi di perjalanan."

"Kamu ke mana?"

"Aku bulan madu sama, Ochi."

"Oh ya udah nggak apa-apa. Tapi pesanku cuman satu, Mas. Jangan terlalu menikmati jika kalian berhubungan badan."

Aaron menarik napasnya lalu kemudian dia berkata. "Bukan hal yang bisa kamu larang kalau aku menginginkannya, Afy. Kamu sendiri yang memintaku untuk menikah. Kamu juga tahu kalau itu pasti akan terjadi."

"Kamu bayangin aja pria yang udah pernah tidur sama dia."

"Bagiku soal itu adalah masa lalunya, Afy. Nggak perlu kamu perjelas seolah Rosiana itu kotor sekali. Kamu nggak usah terlalu banyak bicara kalau bahas soal perawannya dia lagi."

Dia bicara di tempat yang sedikit jauh karena tidak mau singgung Rosiana yang sedang berenang di luar. Afyla selalu bahas soal itu. Aaron tersinggung sudah pasti. Istrinya juga adalah wanita yang selama ini sedang berusaha dia inginkan kejujurannya itu.

Afyla yang terus membahas perawannya Rosiana setiap kali mereka saling hubungi. "Mas, katanya mau nyusul. Kapan ke sini?"

"Belum ada waktu."

"Kamu kan ada waktu liburan sama Rosiana. Emang kamu ke mana?"

"Maladewa," ujarnya Aaron dengan jujur kepada istrinya. Sejak wanita itu bahas perawannya Rosiana. Ada ketersinggungan di hatinya Aaron yang tidak dia sukai sekali pembahasan hina seperti itu.

Lalu kemudian dia berkata. "Ohya, Fy. Aku mau tidur dulu. Nanti kita teleponan lagi."

"Mas, kamu berubah sejak aku pergi."

"Aku nggak suka kamu rendahkan sepupu kamu sendiri. Entah Rosiana mau perawan atau tidak itu hak dia. Aku nggak peduli. Kamu juga harus tahu. Kita berhubungan di luar pernikahan dulu sebelum menikah. Kita melakukannya berkali-kali. Itu hak kita berdua juga bukan? Sama dengan Rosiana, itu hak dia mau lakukan apa pun. Sekalipun dia nggak nikah sama orang yang tidur sama dia. Tapi kamu nggak ada hak ngomong kayak gitu, Afy. Ingat baik-baik kalau kamu juga harus hargai orang lain. Aku sebenarnya nggak mau ngomong kayak gini karena aku sayang sama kamu. Tapi ucapan kamu makin hari makin ngawur, kalau kamu nggak suka, dari dulu nggak usah sok-sokan nyuruh aku nikah sama dia."

Aaron memutus sambungan teleponnya. Lalu dia mengirim pesan kepada orangtuanya dan memastikan kalau dia juga sudah baik-baik saja tiba di sini. Aaron memakai celana pendek dan keluar dari kamarnya. Hotel dengan kamar sendiri, kolam renang sendiri. Melihat Afyla yang sangat sekali ada di kolam itu kemudian membuat dia ikut bergabung.

Dia mendekati istrinya yang melihat pemandangan itu. "Apa kamu senang sekarang?"

Rosiana mengangguk. "Liburan impian aku, Mas."

Pilihan Kedua (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang