Pengakuan dari mamanya Aaron mengenai Rosiana yang hamil menjadi kabar paling membahagiakan untuk saat ini. Bagaimana tidak? Usia pernikahannya dengan Afyla justru tidak mendapatkan hasil. Wanita itu telah membohongi dia mentah-mentah. Rosiana yang berobat, kemudian Aaron tidak berhenti menyentuh istrinya tapi mendapatkan kabar mengenai Rosiana hamil jadi kabar baik bagi semua anggota keluarganya.
Aaron begitu bahagia setelah tahu kalau istrinya sedang berbadan dua. Ditambah lagi dengan penerimaan dari orangtua yang begitu membanggakan bagi Aaron karena sang Papa menyambut juga dengan baik mengenai cucu mereka.
Tidak peduli dengan masa lalu Rosiana yang kelam. Pernah tidur dengan pria lain atau bahkan dengan lebih dari satu orang tidak pernah dibahas oleh mereka. Yang paling penting adalah bagaimana mentalnya Rosiana baik-baik saja untuk kehamilan keduanya.
Karena kehamilan pertama Rosiana yang waktu itu menyebabkan dia harus kehilangan bayinya.
Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga membahas proses perceraian Aaron dengan Afyla yang sudah disepakati oleh orangtuanya Aaron. Mereka juga kesal setengah mati mendengar kabar kalau Afyla menjadi bintang film porno di luar negeri sana dengan teman kerjanya yang sama-sama dari tanah air tapi di sana justru menjadi orang yang sangat luar biasa menjijikkan.
Respons dari papanya Aaron juga sudah tidak peduli lagi mengenai masa depan dengan Afyla. Mereka terlalu kecewa dengan cara Afyla mempermainkan hatinya Aaron.
Aaron memeluk Rosiana di depan orangtuanya tanpa peduli tanggapan dari orangtuanya. Pria itu juga tidak ragu memegang perutnya Rosiana di sana. "Mas, besok kan ada acara."
"Acara apa?"
"Papa mau adakan syukuran. Tapi sama anak-anak yatim."
Aaron mengangguk cepat, bahagia mendengar kabar soal itu. "Di sini?"
"Ya, Papa udah pesan makanan juga sih. Besok di sini tinggal acaranya di ruang tamu. Sofa tinggal pindahin." Papanya Aaron memberikan tanggapan.
Pria itu kemudian menanggapi. "Papa adain acara itu untuk bayi aku?"
"Buat kehilangan Rosiana di masa lalu juga. Biar dia ikhlas terima yang baru ini. Harus ikhlas lepasin meskipun nggak lama di janin Rosiana. Papa nggak mau dia sedih lagi. Hamil dia yang sekarang ada suami yang nunggu banget kalau dia harus hamil. Papa juga mau anak yatim di sini. Doain biar rumah tangga kalian itu langgeng, nggak ada cobaan. Aaron lepas dari Afy juga udah jadi pilihan mantap. Papa dukung dia sama kamu Rosiana."
Mendengar sendiri pengakuan dari orangtuanya Aaron itu sangat menyenangkan. Apalagi dia sebagai laki-laki bersyukur sekali mendapatkan jawaban seperti itu.
Aaron sangat bahagia dan seolah tidak mau lepas dari Rosiana sekarang.
Pria itu telah bisa membuat istrinya begitu bahagia. Jujur saja Aaron begitu mendambakan istrinya yang hamil. "Aaron, ajak Ochi istirahat gih!" ujar sang mama. "Mama mau bicara sama Papa dulu untuk perceraian kamu. Jangan sampai ada pihak keluarga Ochi besok di sini untuk syukuran, ya!"
Aaron akhirnya mengajak Rosiana pergi ke kamar untuk istirahat. Mendengar kabar kalau Rosiana tidak boleh memberitahukan mengenai kehamilannya pada anggota keluarga yang lain.
Jujur saja ini yang membuat Aaron begitu bahagia dengan orangtuanya yang peduli juga terhadap kehamilan Rosiana.
"Sayang." Bisiknya Aaron dengan nada suara yang menggoda untuk istrinya. Berbisik dengan suara yang manja dan lembut. Seolah menginginkan lebih untuk hubungan mereka. Sementara Aaron sendiri tidak bisa melakukan sesuatu hal yang lebih terhadap istrinya.
Tidak bisa di biarkan hanya sampai disitu saja. Sementara Aaron begitu senang sejak tahu kalau istrinya hamil. Raut wajahnya tidak bisa berbohong kalau dia bisa lakukan ini dengan segera.
"Kamu kenapa tegang sih, Mas?" tanya Rosiana ketika Aaron tersenyum lihat istrinya yang berbaring di dekatnya itu terlihat sangat tenang.
Aaron berbaring di sebelah istrinya. "Sayang."
"Apa, Mas?"
Rosiana begitu terlihat bahagia. "Terima kasih, ya."
"Untuk?"
"Bayinya. Aku bahagia."
Rosiana merentangkan tangannya. "Peluk!"
Aaron dengan senang hati mencium dan memeluk istrinya. "Aku nggak nyangka akan jadi buah hati kita."
"Aku dari awal udah curiga, Mas. Karena waktu itu aku nemuin stempel yang nggak asli di surat cek kesehatan kamu. Terus kan aku ingat makan kacang hijau tiap hari untuk kesuburan. Akhirnya ya udah aku sering masakin kamu itu. Entah terlepas dari mitos atau fakta, tapi aku percaya aja. Soal kepalsuan surat kamu aku udah tahu."
"Kenapa nggak bilang?"
"Aku jaga hati kamu, Mas. Lebih jaga emosi kamu, nggak mau kita ada pertengkaran. Karena aku mikir kita berantem buat apa. Aku kasih tindakan, makanya pas aku bilang aku pasti hamil. Aku udah tahu kamu nggak sakit, Mas. Apalagi pas cek waktu itu juga kan kamu nggak ambil hasilnya. Ketika tahu kamu normal, aku nggak mau salahin Kak Afy. Mungkin dia nggak siap atau gimana. Sejak Mas bilang pengen banget ada anak. Ya udah aku ngomong ke Mama. Mama juga tahu dari awal."
"Mama tahu semuanya?"
"Tahu dong. Makanya aku bilang Mama tahu segalanya tentang kamu, Mas. Soal penipuan mandul juga."
"Mama tahu itu?"
"Papa juga tahu malah. Tapi nggak tahu cara sampaikan ke Mas. Mau ngomong takut tersinggung. Ya udah kami tahu bertiga aja. Makanya Papa sering kan kasih kode kamu biar kita lakuin sering."
Tapi tidak peduli apa pun itu. Terlepas dari apa yang dia pernah lakukan di masa lalu. Ditipu oleh Afyla. Tidak pernah jadi beban pikiran untuknya. Keputusan untuk cerai juga sudah dia putuskan kalau itu akan dia lakukan. "Soal cerai sama Afy aku serius, ya."
"Aku tahu, Mas."
"Hatiku udah terlalu sakit dengan kebohongan yang dia lakukan itu. Aku bisa terima dia apa adanya. Asal jangan dengan kebohongan. Aku nggak ada kesempatan bagi seorang pembohong, Ochi. Kupikir aku mencintai dia. Satu-satunya yang bisa bikin aku jatuh cinta cuman dia. Tapih nyatanya dia buat aku hancur. Menderita dengan segala yang dia buat. Aku hancur oleh apa yang dia buat skenario."
Rosiana mengangguk dan akhirnya memeluk Aaron di waktu itu. "Jangan pikirkan lagi. Mas mau hadiah lagi dari aku nggak?"
"Apa?"
Pelukan itu dilepas oleh Aaron akhirnya Rosiana bangkit dari tempat tidur, mengambil sesuatu dari laci yang tidak jauh dari tempat Aaron berbaring sekarang ini. Aaron akhirnya menarik napas setelah lihat apa yang diambil oleh Rosiana. Sebuah dokumen yang kemudian Rosiana berkata. "Bangun, Mas!"
Aaron bangun mendekati istrinya dan kemudian dia diberikan map itu. "Buka!"
Aaron membuka yang ternyata hasil USG. "Aku kan sudah tahu kamu hamil."
"Bukan itu. Coba perhatikan fotonya."
Aaron masih menggeleng. "Aku ngerti. Tapi aku udah tahu kamu hamil, Ochi. Jangan buat aku merasa kesal dong."
Pria itu menarik napas dan berkata. "Sayang. Aku tahu kamu hamil."
"Apa Mas tahu anak kita kembar?"
Aaron membuka mulutnya lebar. Tidak percaya dengan ucapan istrinya.
Kejutan apalagi ini?
Aaron masih tidak bisa berkata-kata. "Sayang, nggak bilang kamu hamil anak kembar, ya. Papa juga."
"Tuh buktinya. Papa bilang aku yang harus kasih tahu ke kamu."
Aaron menahan tangisnya kalau dia tidak boleh menangis lagi untuk sekarang sejak Rosiana memberitahukan soal kehamilan anak kembarnya yang pasti akan sangat disayangi oleh Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua (21+)
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN 21+ Konten khusus dewasa. Aaron selalu ditinggalkan oleh istrinya untuk bekerja. Semenjak Afyla menjadi seorang model fashion. Wanita itu sibuk dengan kariernya. Sementara Aaron yang menjadi suami m...