"Itu istri keduanya Pak Aaron, ya. Padahal lebih cantik Bu Afyla, ya."
Tatapan terhadap Rosiana seperti meremehkan keadaan.
Rosiana yang melewati lorong perusahaan tiba-tiba merasa menciut ketika mendengar dirinya disebut sebagai istri kedua oleh orang kantor. Memang benar dia menikah dengan Aaron waktu itu karena perintah dari Afyla.
Waktu dia membawakan makan siang untuk suaminya. Orang-orang memandangnya dengan rendah. Karena istri kedua seperti sebuah aib untuk siapa pun itu. mungkin orang lain juga tidak akan pernah mengerti bagaimana keadaannya Rosiana yang saat itu begitu menginginkan kebahagiaan juga.
Saat dia masuk ke ruangan suaminya. Pria itu sedang menelepon.
Aaron menempelkan telunjuknya pada bibir. Memerintahkan Rosiana untuk tidak berisik. Wanita itu perlahan duduk di sofa lalu mengusap perut buncitnya.
Waktu suaminya sudah selesai menelepon, Aaron duduk di sebelahnya. "Maaf tadi klienku."
Rosiana mengangguk. Dia kemudian membuka rantang yang berisikan makan siang untuk suaminya. "Kenapa sendu banget sayang?"
"Nggak apa-apa."
Akan tetapi Rosiana mengetahui suaminya sedang khawatir apa yang sedang dia rasakan. Lauk telah dipindahkan ke piring. "Ochi, kenapa?"
Rosiana merasa sedih saja kalau orang lain masih menganggapnya sebagai seorang istri kedua dari pria itu. sedangkan dia adalah istri satu-satunya yang dimiliki oleh Aaron sekarang. "Mas, apa aku salah sebagai istri kedua, ya?"
"Nggak ada istilah salah segala, Ochi. Kalau memang ada orang lain yang mengatakan kamu sebagai istri kedua lagi. Itu artinya mereka nggak tahu kalau aku sudah cerai dengan Afyla. Memang waktu itu aku menikah dengan dia mengadakan pesta besar-besaran. Tapi kenapa kamu masih jadi orang yang dicemooh?"
Rosiana memang merasa dirinya itu serba salah. Apalagi sekarang mengandung dua anak dari pria itu. bayangkan saja sakitnya seperti apa kalau orang lain menganggap dia seperti wanita murahan karena rela menjadi yang kedua. "Afyla yang salah waktu itu. dia memintaku menikah dan hanya memintaku untuk menikahimu sebagai orang yang menginginkan anak saja. Tapi sayang, orangtuaku mengatakan kalau aku harus memilih kamu."
Memang merasa seperti orang yang serba salah. Tapi kalau dia ingat kembali betapa sayangnya mama mertuanya seperti apa. Rosiana merasa sangat beruntung berada di lingkungan keluarga itu. "Kadang aku ngerasa, nggak pantas aja aku yang bukan dari keluarga apa-apa jadi istrimu, Mas."
"Anakku memang masih di kandunganmu. Tapi jangan mengatakan hal yang tidak aku suka."
Aaron menjawab saat dia sedang makan. Rasanya kalau Aaron sudah berkata demikian. Artinya dia tidak mau ada pembahasan lebih mengenai anaknya, apalagi pernikahannya. "Aku hanya tidak mengerti. Kapan kamu bisa berpikir dewasa? Kita sudah menikah dan sebentar lagi punya anak. Aku menikahimu sah di agama dan juga hukum. Di mana letak kesalahan kita?"
"Aku ngerti, Mas."
"Siapa yang bilang begitu sama kamu?"
Dua orang yang di depan.
Aaron bangkit setelah menaruh piringnya. Lalu menarik tangan Rosiana tanpa peduli bagaimana wanita itu berusaha untuk menahan dirinya agar tidak terjatuh. Karena seretan Aaron begitu menyakitkan juga dipergelangan tangan Rosiana.
Di depan semua orang. "Katakan padaku, siapa orangnya!"
Rosiana melihat ke arah orang-orang yang langsung berbaris saat dia membanting pintu ruangannya tadi.
Rosiana tidak mengakui. Tapi orang-orang menunjuk dua orang yang ada di tengah. "Mereka yang bahas istri kedua, Bapak." Beritahu yang lain.
Karena selama ini banyak yang sudah tahu kalau Rosiana memang menjadi istri kedua. Tapi ada juga yang tahu kalau Rosiana itu adalah istri satu-satunya untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua (21+)
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN 21+ Konten khusus dewasa. Aaron selalu ditinggalkan oleh istrinya untuk bekerja. Semenjak Afyla menjadi seorang model fashion. Wanita itu sibuk dengan kariernya. Sementara Aaron yang menjadi suami m...