2. Rahasia Istri Kedua

12.2K 435 10
                                    

Pernikahannya Aaron dengan Rosiana baru saja digelar. Walaupun ada rasa tidak suka terhadap pernikahan ini. Tapi memang dulu Aaron pernah hampir melakukan kesalahan. Dia menghubungi salah satu wanita malam yang ingin ditiduri oleh Aaron karena sering ditinggal oleh Afyla. Itu juga yang memicu pertengkaran hebat antara dirinya dan juga Afyla waktu itu.

Memang Aaron bukan pria yang bisa ditinggalkan dalam jangka waktu lama karena istrinya sibuk bekerja juga. Afyla tidak pernah puas dengan apa yang telah diberikan oleh Aaron.

Setelah melalui persiapan yang cukup lama juga. Aaron tidak diketahui oleh orangtuanya sama sekali menikah lagi seperti ini karena paksaan istri pertamanya yang tidak mau jika ia mencari kepuasan di luar sana.

Besok pagi Afyla juga akan berangkat ke San Francisco untuk urusan kerjaan.

****

Rosiana ada di rumahnya Aaron sekarang. Di kamar yang bersebelahan dengan kamar utama.

Aaron hanya tidak enak hati menikahi dua wanita yang satu keluarga. Juga menjadikan Rosiana sebagai pemuas nafsu semata karena akan ditinggal selama satu tahun penuh oleh Afyla. Apalagi dirinya yang kadang ingin dipuaskan. Sedangkan Rosiana juga orang yang dikenal baik oleh Aaron. Mana mungkin ia tega menjadikan wanita itu pelampiasan nafsu semata.

Sadar diri jika Afyla bertahan dengannya selama lima tahun ini meskipun tidak bisa memberikan anak kepada wanita itu. Semua keinginan Afyla pun ia turuti seperti ini. Termasuk menikah dengan Rosiana.

Pernikahan itu juga justru sangat disetujui oleh mertuanya. Dengan alasan hanya satu tahun pernikahan dengan Rosiana.

Bagaimana bisa?

Pernikahan dianggap permainan oleh mereka semua. Sementara Aaron tidak tega terhadap Rosiana yang akan hidup hanya satu tahun dengannya.

Tidak menikah pun tidak akan masalah. Tapi Afyla yang menekan agar ia menikah dengan Rosiana.

Setelah resmi menjadi suami dari dua wanita sekaligus. Aaron masih tidak mau terlalu dekat dengan Rosiana. Khawatir masa depan Rosiana juga akan rusak jika satu tahun menikah lalu diceraikan. Apalagi hanya kepentingan nafsu. Itu terlalu kejam baginya.

"Kamu tidur di kamar Ochi aja, sana!"

"Diamlah, Afy!"

Aaron masih kesal dengan pernikahannya. Tidak ada wanita setia terhadap pria mandul seperti dirinya selain Afyla. Sampai dia harus menuruti permintaan wanita itu untuk menikah lagi. "Mas, nggak pengen malam pertama?"

"Afy, aku nggak mau bahas apa pun soal itu."

"Kamu kan berhak."

"Aku mau sama kamu, Afy. Jangan bahas wanita lain di depanku."

Wanita itu memeluknya ketika mereka ada di atas ranjang. "Kalau ada waktu, kamu nyusul ke sana, ya. Aku bakalan kangen pastinya sama kamu."

"Ya, pasti aku ke sana."

"Aku mau beli rumah lain, Fy." Kata Aaron cerita kepada Afyla.

Tidak mungkin kalau istri keduanya tinggal di sini. Bisa meledak emosi orangtuanya kalau tahu Aaron menikah lagi, terutama dengan Rosiana. Jelas dia menikahi Afyla terlebih dahulu. Itu akan jadi masalah besar nanti pada orangtuanya. Orangtuanya juga sayang sekali pada Afyla. Sehingga dia harus bisa bersabar dan menerima ini karena paksaan itu. "Hmm, buat Ochi?"

"Ya, biar bagaimanapun ini rumah kita berdua. Nggak mungkin ada orang lain yang berhak masuk ke rumah kita. Tapi kamu sendiri yang memaksa dia masuk di sini."

"Tapi kan aku udah pernah bilang sama kamu. perjanjian kita sudah kamu tanda tangani juga sama Ochi. Ini sementara doang, Mas."

"Semudah itu kamu permainkan pernikahan, Afy."

"Daripada aku lihat kamu tidur sama wanita lain, Mas. Aku paling nggak ikhlas kalau kamu lakukan itu sama aku. Nggak mungkin aku mau terima kamu kalau kamu tidur sama wanita jalang di luar sana. Aku rela kamu sama Ochi ya nggak masalah."

"Kamu tega sama dia."

"Terserah. Kamu habiskan ratusan juta demi biaya kuliah dia, ya. Itu udah jadi hak kamu juga. Ingat biaya hidup di Malang, kos dan biaya kehidupan dia. Belum lagi kamu kasih mobil untuk fasilitas dia. Mikir nggak sih kamu kalau nggak ambil keuntungan dari dia?"

Aaron diam memilih menutup kepalanya ketika dia tidur di ranjang yang sama dengan Afyla. Ini memang lebih gila dari apa yang dia bayangkan. Mengorbankan masa depannya Rosiana agar Aaron tidak ke pelukan wanita lain.

"Padahal aku sayang banget sama kamu, Afy."

"Nggak tahu kalau kamu goyah lagi nanti. Aku bisa marah sama kamu, Mas."

Kepala Aaron langsung sakit harus bisa adil kepada dua istrinya sekaligus. Tidak semua pria yang bahagia mendapatkan kebahagiaan seperti ini.

Afyla keluar dari kamar itu sendirian.

Dia pergi ke kamarnya Rosiana yang ada di sebelah rumah ini. Begitu masuk ke kamarnya Rosiana. Ia mengajak Rosiana bicara. "Kamu layani Mas Aaron dengan baik, Ochi."

"Kak, kenapa jadi rumit begini, sih?"

Afyla melipat dua tangannya di depan dadanya lalu berkata. "Nggak usah sok jual mahal, Ochi. Ingat kamu udah nggak suci lagi. Kalau kamu layani dia juga kan terus nanti cerai sama Mas Aaron. Status kamu itu jelas. Kamu janda ya wajar nggak perawan. Kamu lebih nggak cocok dipanggil gadis lagi tapi nggak perawan." Ucapnya ketus kepada Rosiana sampai mata Rosiana melotot tajam ke arahnya.

"Tutup mulut kakak!"

"Sudahlah, mau kasih suami yang istimewa kayak gimana? Toh juga Mas Aaron nggak akan permasalahkan itu kok. Kamu tinggal layani doang. Nggak usah sok suci segala deh nolak pernikahan ini. Aku bantuin kamu lolos dari hinaan suami kamu nanti di masa depan, ya."

Afyla menekankan setiap kali Rosiana menolak pasti mengingatkan kalau dia sudah tidak suci lagi. "Besok Mas Aaron mau belikan kamu rumah. Kalau nanti dia minta kamu layani dia, ya layani kayak kamu melayani siapa sih itu dulu. Ingat diri baik-baik, ya."

Rosiana diam, matanya menatap tajam. "Terserah."

Afyla menyodorkan ponselnya. "Taruh nomor rekening kamu. nanti tiap kali aku gajian di sana. Aku bakalan kasih ke kamu."

"Nggak perlu, Kak."

"Kenapa nolak? Mau jual diri?"

"Kakak!" bentaknya karena merasa direndahkan oleh Afyla.

Lagipula tidak perlu ditutup-tutupi lagi tentang tidak Perawannya Rosiana sampai harus menikah dengan Aaron.

Penawarannya ditolak oleh wanita itu sampai kemudian dia harus keluar dari kamarnya Rosiana. Perasaan sebal itu ada ketika Rosiana membentaknya.

Begitu kembali ke kamar suaminya. Pria itu sedang ada di atas ranjang bermain ponsel. "Mas, lagi apa?"

"Aku chat temanku."

"Ngapain?"

"Beli rumah."

Afyla tahu itu untuk Rosiana. Ia tidak marah sama sekali. "Besok pagi aku berangkat."

"Sayang, malam ini boleh?" tanya Aaron meletakkan ponselnya lalu menyentuh dagunya Afyla.

Wanita itu menggeleng. "Besok aku perjalanan jauh, Mas. Nggak bisa layani kamu malam ini. Aku pasti bakalan capek banget. Kamu kalau pengen ke sebelah aja dulu."

Aaron diam, dia memilih tidak berdebat dengan istrinya daripada menjadi sumber pertengkaran dengan cara yang seperti ini. Memang buruk sekali tingkahnya Afyla kalau sudah bahas itu. 

Pilihan Kedua (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang