Tujuh tahun kemudian.
Lika liku rumah tangga telah dilalui oleh Aaron dan juga Rosiana selama ini. Memiliki empat anak juga sudah membuat mereka merasa cukup. Rosiana melahirkan kembali dua anak kembar yang berjenis kelamin perempuan sehingga dia sudah merasa cukup untuk melahirkan.
Tidak menyangka kalau empat anaknya benar-benar kembar. Dia pikir ketika Rosiana hamil lagi, dia mengandung satu anak saja. Tapi perkiraan Aaron salah. Justru istrinya melahirkan anak kembar lagi yang menggemaskan. Sekarang, untuk dua anak mereka sudah sekolah. Keduanya juga sudah mengerti cara untuk mengalah pada kedua adik mereka yang baru saja berusia satu tahun.
Aaron yang sabar menghadapi empat anaknya kalau sedang bertengkar. Mungkin sulit juga untuk dimengerti bagaimana mereka bisa sejauh ini. Aaron yang dulu sempat merasa rumah tangganya berakhir pun akhirnya merasa bahagia sekarang.
Arash, Rasya, Adinda, Revi. Anaknya memiliki inisial yang sama dengan mereka berdua. Sebagai orangtua yang memiliki empat anak sekaligus. Aaron tidak bisa membayangkan bagaimana rumah tangga yang dulu dipaksakan ini menjadi sumber bahagianya. Dia tidak menyalahkan Rosiana yang datang ke hidupnya dengan cara yang seperti itu. Akan tetapi cara Afyla yang mendatangkan Rosiana cukup dibilang jahat. Karena memaksakan kehendak. Aaron yang awalnya juga merasa ingin memuaskan diri untuk nafsunya. Tapi perlahan cintanya tumbuh dan semakin kuat.
Sekarang, dia bisa merasakan betapa bahagianya hidup rumah tangga seperti ini.
Andai dia menceraikan Rosiana dan membiarkan Afyla hidup tanpa memiliki anak. Tidak akan pernah dia dengar panggilan yang kadang sebuah pertengkaran hebat dari keempat anaknya ketika memanggil Aaron dan juga tangisan-tangisan yang di rumah mereka begitu ribut.
Aaron yang baru pulang bekerja dan menjemput kedua anaknya dari tempat les. Dia langsung meminta keduanya untuk mandi dan mengganti seragam sekolah mereka. Rosiana sedang bermain di ruang tengah dengan si kembar perempuan.
"Papa pulang." Beritahu Rosiana pada kedua anaknya yang sedang sibuk dengan mainan.
Dua anak itu justru menangis bersamaan ketika Aaron pulang. Ini sudah jadi kebiasaan dia pulang bekerja ditangisi oleh anaknya.
Dia merasa bersyukur sekali mempertahankan Rosiana yang begitu ikhlas dalam menikah dengannya dan memberikan empat orang anak untuknya.
Aaron duduk di lantai dan keduanya menghampiri. Dia memangku keduanya dan menciumnya bergiliran. "Mereka tadi les, Mas?"
"Iya, itu juga pada main bola tadi pas aku jemput. Bau keringat aku langsung suruh mereka mandi."
Rosiana mengambilkan minuman untuk Aaron. Anak-anak begitu menggemaskan ketika manja pada Aaron. Dua anak perempuannya masih berjalan dengan pelan karena baru bisa berjalan.
Keduanya juga sangat menggemaskan kalau diganggu oleh dua kakaknya.
Aaron tidak bisa minum karena dua anaknya meminta dipeluk. Rosiana menyodorkan minuman untuk Aaron. Pria itu tersenyum dilayani seperti ini. "Mama sama Papa tadi ke sini, Mas."
"Ya, mereka bilang sama aku. Katanya bawain anak-anak mainan. Sama mau nengokin kamu."
Rosiana memberitahu mainan yang dibawakan oleh kedua orangtua Aaron ada di atas meja belum dibuka. Anak-anak juga sangat dekat dengan Aaron. Apalagi orangtuanya pria itu. "Papa sama Mama bawain makanan juga. Nyariin kakaknya sih tadi. Aku bilang mereka les tiap pulang sekolah."
Melihat anaknya berprestasi, adalah suatu kebanggaan bagi Faraz dan melihat mereka sangat pintar sekali sehingga keduanya les khusus untuk menambah wawasan. Keduanya juga tidak protes sama sekali. Katanya, kalau mereka pintar. Artinya orangtua bangga terhadap mereka. Pendidikan Rosiana juga tidak main-main. Aaron melihat bagaimana cara didik wanita itu sangat bagus sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua (21+)
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN 21+ Konten khusus dewasa. Aaron selalu ditinggalkan oleh istrinya untuk bekerja. Semenjak Afyla menjadi seorang model fashion. Wanita itu sibuk dengan kariernya. Sementara Aaron yang menjadi suami m...