Aaron meminta dibawakan makan siang ke kantornya oleh asisten yang bekerja di rumahnya dan tinggal bersama dengan Rosiana sekarang. Karena Aaron sudah minggat dari rumah. Memilih untuk tinggal dengan orangtuanya. Beruntungnya dengan kejadian ini, orangtuanya bijak dalam menanggapi masalah mereka. Justru meminta Aaron untuk mengalah sementara waktu.
Sebelum kejadian berat ini terjadi. Aaron sudah berusaha sebisa mungkin meyakinkan hati istrinya bahwa tidak ada yang salah dengan pernikahan mereka. Aaron juga tidak mau kalau suatu Rosiana merasa berat hati lagi. Mungkin dengan cara seperti ini, masalah yang mereka hadapi sedikit bisa diatasi.
Aaron menunggu makan siangnya datang. Dia juga ingin bertanya bagaimana kabar istrinya. Aaron sudah jelas merindukan istrinya. Wanita yang bisa dia peluk setiap hari, melihat Rosiana ngambek, tapi itu membuat dia bisa tersenyum. Semakin Rosiana ngambek, dia akan semakin terlihat cantik.
Suara pintu ruangannya diketuk, Aaron berbalik dan meminta tamu itu masuk.
Saat dia lihat ada asistennya yang masuk. Aaron mempersilakan duduk.
Makanannya ditaruh di atas meja. Kemudian Aaron bertanya. "Bagaimana kabar Ochi?"
"Baik, Pak. Bahkan Ibu juga bisa makan dengan tenang. Sering minta dibuatkan sesuatu. Ibu tidak minta dibelikan makanan dari luar."
"Apa dia nggak pernah keluar sama sekali?"
"Pas ke dokter saja, Pak. Saya yang temani."
Rasanya sedih kalau dia yang biasanya membawakan makanan untuk istrinya. Dan sekarang justru Rosiana lebih nyaman sendirian di rumah itu.
"Saya langsung pulang ya, Pak? Soalnya nanti takutnya kenapa-kenapa. Ibu sendirian di rumah."
Aaron mempersilakan asistennya pulang. Dia sengaja meminta wanita itu datang kemari karena yang lebih tahu tentang Rosiana di rumah adalah asistennya sendiri.
Dia pulang bekerja sedikit larut karena harus mengerjakan banyak sekali pekerjaan hari ini. Aaron melonggarkan dasinya dan masuk ke dalam rumah. Rasanya lelah sekali tanpa ada yang bisa dia lihat begitu pulang bekerja.
Dia mandi dan setelah itu turun untuk makan malam. Orangtuanya sudah pasti tidur jam segini. Aaron tidak sempat membeli makanan di luar.
Ketika dia di dapur dan mencari makanan yang pasti disisakan oleh mamanya. Dia menemukan beberapa jenis lauk dan akhirnya dia panasi.
"Mama tadi ke rumah kamu."
Aaron menoleh saat dia mendengar perkataan mamanya. cukup tersenyum saat mendengar kalimat itu. tapi dia sendiri tidak bisa pulang menemui istrinya.
Rosiana seolah marah ketika dia bersama. Akan tetapi tidak mengerti bagaimana hatinya Aaron yang begitu mencintai Rosiana. "Mama ngapain?"
"Lihat keadaan dia saja. Memang benar katamu, dia hidup dalam kesepian. Takut kehilangan keluarganya lagi kalau suatu waktu kamu yang ninggalin dia. Apalagi perjanjian kalian dulu hanya untuk diberikan anak."
"Nggak ada perjanjian bodoh itu lagi. Aku sudah memilih dia untuk istriku satu-satunya. Sekalipun Afyla pernah mengatakannya, tapi aku tidak setuju itu terjadi, Ma."
Aaron mengambil nasi dan kemudian duduk di depan mamanya.
Orangtuanya tidak menyalahkan Rosiana atas kejadian ini. "Banyak hal yang tidak dia ceritakan ke kamu, Aaron."
"Aku tahu, dia belum percaya sepenuhnya sama aku."
"Jangan ditemui dulu kalau saran, Mama."
Hatinya Aaron pun sakit kalau bertemu tapi bertengkar. Seolah tidak dihargai kehadirannya. Rosiana tetap pada pemikirannya bahwa dia adalah wanita yang dianggap sebagai perebut. "Kenapa wanita itu kalau dicintai akan semakin egois?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Kedua (21+)
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN 21+ Konten khusus dewasa. Aaron selalu ditinggalkan oleh istrinya untuk bekerja. Semenjak Afyla menjadi seorang model fashion. Wanita itu sibuk dengan kariernya. Sementara Aaron yang menjadi suami m...