Terima kasih untuk vote & komennya!
Jangan lupa kasih vote lagi dan komen setiap paragraf ya!
Happy reading❤️🦋
"Gagal sekali, dua kali, atau beberapa kali jangan cepat nyerah. Ingat saja, kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. Bangkit lagi. Wajar kita pernah gagal karna enggak ada manusia yang sempurna." — Dia Matahari
Aksa sempat mengetuk pintu kamar milik Adiknya. Saat suara terdengar dari dalam untuk menyuruhnya masuk, Aksa pun membuka perlahan pintu kamar Matahari. Perempuan dengan rambut yang berkuncir kuda itu sedang menikmati hawa udara pagi dari luar jendela sambil membaca novel kesukaannya. Dengan suara kicauan beberapa burung yang terdengar jelas melewati jendela kamarnya.
Aksa pun duduk di tepi kasurnya Matahari. "Anteng banget,"
Matahari hanya memberi ulasan senyum ke arah Kakaknya. Salah satu cita-cita Matahari ialah ingin menjadi seorang penulis. Sempat ia mikir ingin menjadi Dokter. Namun perempuan itu merasa ragu. Dan merasa tak pantas jika untuk menjadi seorang Dokter.
"Mau ikut nggak?" tanya Aksa.
"Kemana?"
"Ini kan hari Minggu. Sekalian Abang mau jogging. Kita pergi ke Taman. Kayaknya seru." ucap Aksa.
Mendengar kata 'Taman' membuat mata gadis itu membinar. Wajahnya tampak senang kala Aksa mengajaknya untuk keluar rumah. Karna sebetulnya, Matahari tidak diperbolehkan untuk keluar dulu sebelum nilainya bisa ia perbaiki.
"Abang serius?!" tanya gadis itu tampak senang dan tak percaya.
"Ya, iya dong." Aksa berdiri. "Yuk, nanti keburu sepi. Sekalian kita jajan." ucap cowok itu. Ia sengaja karna ingin membuat Adiknya senang. Dan supaya tidak merasa suntuk di kamar terus.
"Tapi, boleh sama Mama?" Matahari merasa ragu.
"Kan sama Abang. Pasti boleh. Lagian cuman ke Taman masa enggak boleh?" kata Aksa.
Matahari menutup buku novelnya. Ia menaruh di pinggir bantal untuk nanti ia akan kembali membacanya lagi. Lalu gadis itu turun dari tempat tidurnya; dengan menghampiri Aksa.
"Ayo! Lagian Matahari kayak udah lama enggak ke Taman hihi!"
Aksa menarik ujung bibirnya. Mengulas senyum kecil ke Adik kesayangannya. Tangan satunya dari Matahari Aksa genggam. Terlihat bahwa mereka benar-benar seperti saudara yang saling menyayangi.
Namun ketika mereka pergi, Carisha melihat keduanya yang sudah jauh dari wanita itu. Seolah perasaan iri kembali datang. Merasa tidak senang ketika melihat ada kebahagiaan di anak tirinya itu.
"Awas aja."
^^^^^
Mereka sampai di sebuah Taman. Ketika mereka datang, Taman sudah penuh dengan anak-anak yang seusia Matahari sedang bermain. Ada yang sedang berolahraga. Bahkan pagi-pagi sekalipun ada yang sedang berpacaran. Dari Aksa sendiri ia sungguh tidak minat untuk jatuh cinta ke siapapun. Melihat adanya orang pacaran dalam pikiran Aksa pacaran itu ribet.
Aksa hanya ingin menjaga Adiknya saja. Menjadi anak pertama dengan tanggung jawab sebagai Kakak untuk Matahari.
"Seneng nggak Abang bawa kesini?" tanya Aksa.
Matahari mengangguk kegirangan. "Senang banget! Kayak, udah lama Matahari enggak kesini." ucap gadis itu tanpa melihat Aksa. Ia masih menatap sekeliling orang-orang yang sedang bermain di Taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[BACA SEKARANG SEBELUM DI HAPUS!] "Sepasang cinta yang berakhir dengan duka." Bagaimana perasaanmu ketika seseorang yang pernah menjadi pelindungmu kini berakhir paling jahat bagimu? Namanya Dewangga Putra Alvarez, pelindung bagi Matahari yang berak...