LIMA PULUH EMPAT

12.1K 670 37
                                    

Selamat membaca semuanya, enjoy!💜

Tapi jangan lupa vote dan ramein komen kalian di setiap paragraf. Gampang kan?😏

Yang silent riders yuk mulai sekarang jangan jadi silent riders sedih tau🫵🏻😔

Yang silent riders yuk mulai sekarang jangan jadi silent riders sedih tau🫵🏻😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

buku Dia Matahari masih bisa dipesan ya bestieh. kalian bisa klik link bio, atau kalian cari di shoppe "Dia Matahari" untuk kalian bisa pilih mau pesen di TBO mana aja🤍

pastinya novel dan di wattpad itu berbeda. bahkan endingnya sekalipun itu beda. masih ada plot twist lagi yang gak aku cantumin di wattpad. jadi jangan lupa untuk jemput anak-anak ku ya🫶🏻

happy reading💖

"Lebih sakit ketika kita dikhianati sama orang yang kita percaya."  – Ranatasya Matahari

Dalam dua minggu ini Dewa sudah banyak latihan. Sementara Matahari selalu memberi peringatan pada Dewa agar dia menjaga kesehatannya. Meski Dewa sudah lama keluar dari rumah sakit tapi tetap saja Matahari khawatir. Dia tidak mau hal buruk terjadi pada Dewa lagi. Sedangkan Dewa hanya tersenyum ketika gadisnya begitu cerewet padanya.

"Kamu juga perlu minum vitamin deh, biar badan kamu lebih fit." ucap gadisnya. Dewa hanya menatap sambil tersenyum.

"Seminggu lagi kamu bakal tanding, pasti kamu bakal nekat buat latihan terus. Gak bakal bisa deh kamu dengerin aku kalo kayak gini." ucap Matahari sambil mengeringkan keringat Dewa dengan handuk yang dia punya.

"Malem-malem itu waktunya istirahat tapi kamu malah latihan. Sampe lupa kabarin pacarnya." ucap Matahari lagi kali ini sedikit menyindir.

Dewa menjepit hidung mancung Matahari membuat gadis itu meringis sakit. "Kata siapa aku lupa, hm? Aku udah chat kamu dari jam setengah 6 ya. Kamu centang dua terus. Tau-tau jam 7 kamu ke sini gak bilang sama aku. Tanpa bales pesan aku lagi."

Matahari menggigit bibir bawahnya. Kemudian menatap Dewa sambil menyengir. "Iya, aku yang salah aku lupa bales. Habis nonton drakor. Terus ditelpon sama Mama Riana suruh ke rumah. Yauda aku ke rumah tanpa bilang ke kamu. Aku kira emang itu kamu yang suruh tapi lewat Mama Riana. Taunya Mama Riana emang mau ketemu aku, kangen katanya." jelas Matahari pada kekasihnya.

Dewa mengambil ponselnya. Dia menunjukkan isi chatnya pada Matahari. "Tuh kamu liat aku chat dari jam berapa? Siapa yang lupa disini?"

"Ihhh tapi aku gak lupa sama kamu!! Cuma lupa bales, beda ya!!" Matahari tidak mau salah.

"Sama aja."

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang