SEBELAS

32.7K 2K 228
                                    

Mari kita lanjut ya bestieh, jangan lupa spam komen, spam love (vote) yang banyak!!

Semoga kalian makin suka sama ceritanya💘

Happy reading🦋

Wajar kita insecure. Itu manusiawi. Kita bisa rubah diri kita untuk jadi lebih baik. — Dia Matahari

Mereka pun sampai di rumah Matahari dengan cat yang bernuansa putih itu. Kecanggungan mereka masih mereka rasakan sampai sekarang ini karna Dewa yang tiba-tiba mengambil tangannya untuk memeluk. Perubahan Dewa sungguh tidak bisa ditebak oleh Matahari. Kadang ia galak, kadang pula ia bisa berubah jadi cowok pada umumnya. Cuek ke semua orang. Kadang pula cowok itu bisa berubah jadi jahil seperti yang dilakukan tadi sewaktu di warung. Kadang ia bisa menjadi cowok yang peduli. Atau bisa kita sebut cowok yang perhatian takut si cewek kenapa-napa.

Entahlah Dewa memang aneh.

Lalu jaket yang dipakai oleh Matahari gadis itu lepas. Memberikannya kembali ke pemiliknya.

"Pake dulu sama lo."

"Maksud kamu aku bawa dulu jaket kamu ke rumah?"

"Hm."

Matahari mengangguk. Jaket Dewa pun sekarang berada ditangannya. "Makasi ya kamu udah mau anter aku pulang. Maaf ngerepotin kamu." ucap Matahari.

Sebenarnya Dewa tidak merasa kerepotan. Justru cowok itu senang, ia bisa kembali dekat walau cowok itu harus merubah sikap terus ke Matahari.

"Makasi doang?"

Matahari mengernyit. "Trus kamu mau apa?"

"Nggak. Cuman becanda gue." Saat Dewa mau pulang. Mobil sedan berwarna hitam itu baru saja datang. Dan tak asing lagi ia kenal dengan mobil itu.

Aksara Pradirga.

Cowok dengan jas kantornya itu menghampiri ke arah mereka yang masih diam diri di sana sedang menatap ke arahnya.

"Matahari, masuk." kata Aksa tegas menyuruhnya untuk masuk ke rumah. Matahari mengangguk. Sebelum gadis itu masuk ia sempat berpamit ke Dewa walau respon cowok itu tak sesuai ekspektasi Matahari. Langsung saja gadis itu masuk meninggalkan keduanya di depan rumah.

Aksa menatap celana Dewa yang sedikit basah. Mungkin karna kecipratan air di jalanan karna memang tadi hujannya cukup deras.

"Thanks. Sorry ngerepotin lo."

"Santai aja kali. Gue nggak merasa kerepotan. Lagian kayak sama siapa aja lo." Sebenarnya cowok itu merasa kedinginan. Tanpa jaket, suasana hujan yang membuat hawanya menjadi dingin. Apalagi dia yang membawa motor. Namun Dewa masih bisa menahan rasa dinginnya itu.

"Kehujanan?"

"Dikit. Sempat mampir ke warung tadi." kata Dewa.

"Sebelum lo balik gue mau nanya sama lo." ucap Aksa yang melihat Dewa sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

"Nanya apaan?"

"Mau sampe kapan lo harus pura-pura lupa sama Adik gue?" tanya Aksa. Cowok itu sudah tahu dari Dewa sebelumnya lewat chat kalau dirinya sedang berpura-pura tidak kenal sama Matahari. Dia di suruh untuk tutup mulut. Dan tidak diperbolehkan untuk bilang ke Matahari. Hanya saja Dewa tidak memberikan alasan pada Aksa kenapa ia harus bersikap seperti itu ke Matahari.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang