TIGA PULUH

27.2K 1.6K 459
                                    

Vote komen kalo bisa sih jangan lupa share bestieh biar temen-temen kalian ikut baca juga😁👊🏻

Setidaknya komen lah jangan siders😏😏😏😏😏

Happy reading💚

"After being mine, she looks so cute. And I love it." - Dewangga Putra Alvarez

Dewa berhasil menangkap gadisnya setelah gadis itu berusaha berlari sekencang mungkin agar bisa lebih jauh dari Dewa. Namun apa daya langkah Dewa dan Matahari memang berbeda membuat cowok itu gampang untuk menangkapnya. Sembari menggelitik gadisnya supaya tidak nakal lagi ke Dewa. Matahari sampai meminta ampun karna cowok itu tak berhenti untuk menggelitik dirinya.

Keduanya tertawa sampai tak sadar bahwa mereka sudah sampai di depan kantin. Banyak orang yang melewati mereka melihatnya dengan tatapan iri dan di sisi lain tatapan yang sinis.

"Ampun! Udah geli tau!"

"Makanya jangan nantangin." katanya sambil menjepit bagian hidung mancung milik gadisnya. "Lo salah lawan sayang."

Matahari akui ia salah menantang orang. Dewa orangnya tidak bisa ditantang. Semakin ditantang semakin gencar yang ada.

"Aus,"

Dewa tersenyum geli. Ternyata kalau sudah jadi miliknya tentu banyak perbedaan. Dia semakin manis kala sudah menjadi miliknya. Bahkan sangat-sangat bikin dirinya gemas ingin sekali membawanya ke tempat yang hanya dia dan Matahari berdua saja. Tidak ada orang lain yang menganggu mereka.

"Ceweknya Dewa aus?" Mendengar itu membuat Matahari mengulum senyumnya. "Ditanya kok malah senyum-senyum. Gak salah gue bilang kan? Ceweknya Dewa."

"Udah ih!"

"Perutnya bunyi gak?"

Matahari mengangguk-angguk. Kalau Dewa lihat lagi. Gadisnya ini benar-benar seperti anak kecil yang langsung meloncat ke SMA. Benar-benar bikin Dewa tak bisa untuk tidak bilang kalau gadisnya sangat-sangat menggemaskan. Kalau perihal cantik. Dewa tak terlalu memandang itu. Baginya semua perempuan itu cantik dengan porsi yang berbeda.

Tapi kalau ditanya cantik atau tidak gadisnya. Tentu Dewa akan menjawab.

You are perfect.

Tidak ada yang sempurna memang. Tapi tentu di mata Dewa selain Ibunya yang selalu dianggap sempurna oleh cowok itu tetap ia akan mengatakan dan menganggap hal yang sama juga untuk gadisnya.

"Beli ya gue yang bayar. Gak usah keluarin uang."

"Ih, gak--"

Dewa langsung menyanggah. "Apapun itu kalo gue bilang gak usah berarti gak usah."

"I don't like being rejected babe."

Matahari menghela napas. Mungkin ia harus mulai terbiasa dengan cara Dewa yang memaksa dirinya ini. Cowok yang sama sekali tidak suka ia tolak.

"Oke, pasrah aja." katanya lalu ia kembali mendapatkan ide dibenaknya. "Oh iya, Dewa sini deh."

"Kenapa?"

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang