DUA PULUH SEMBILAN

24.6K 1.6K 477
                                    

Vote komen dong bestieh😔

Happy reading🤍

"Jangan mengatakan tidak bisa kalau kamu belum mencoba." — Ranatasya Matahari

"Ke kantin yuk?"

Seusai dari pelajaran Bu Annisa. Mata pelajaran yang tidak sangat disukai oleh beberapa siswa-siswi di sekolah. Matematika. Bagi mereka itu cukup sulit untuk dikerjakannya. Banyak rumus yang tidak mereka mengerti. Makin hari rumus makin susah untuk bisa mereka pahami hingga mereka selalu berharap bahwa setiap pelajaran itu tidak ada yang namanya Matematika. Atau sejenis tentang perhitungan. Itu membuat pusing di kepala untuk memikirkan setiap rumus-rumusnya.

Tidak bagi Matahari yang mudah memahami rumus Matematika. Kecuali Ekonomi. Kadang dia lebih sulit memahami Ekonomi di banding Matematika.

Maka dari itu nilai Matahari selalu menurun hingga berujung mendapat hukuman.

"Kalian duluan gak pa-pa deh. Soalnya aku nunggu Dewa." katanya sedikit pelan ketika menyebut namanya.

"Beda ya kalo udah punya pacar. Nunggu pawangnya." ucap Megan membuat Matahari malu-malu.

Wajah Gaby sedikit cemberut. "Yah ..., Ikut aja yuk bareng. Dewa kamu chat aja kita ketemuan di sana." katanya tetap mengajak Matahari.

"Boleh juga tuh, Ta. Chat aja ntar kita ketemuan di sana."

"Kalau Dewa marah gimana?" tanya gadis itu membuat mereka berkerut bingung.

"Marah kenapa? Masa kayak gitu aja marah? Menurut gue sih gak bakal lah. Kalo lo chat. Kalo gak lo chat kemungkinan."

Matahari mengangguk dengan mengikuti saran dari keduanya. Ia memberi pesan pada Dewa agar mereka bisa bertemu di kantin langsung. Namun ternyata pesan yang sudah terkirim ke cowok itu malah tidak aktif.

"Dewa off."

Keduanya saling pandang.

"Berarti cowok lo masih jam pelajaran Ta belum keluar dia."

"Gitu ya?"

"Mending sama kita duluan. Ntar kalo Dewa nanya kamu tinggal jelasin. Keburu masuk."

"Yauda deh ayo." katanya langsung berdiri dengan pergi bersama kedua temannya. Lagipula Matahari sudah mengirimkan pesan pada Dewa. Setidaknya sudah memberikan kabar kalau dirinya duluan tanpa menunggu cowok itu.

^^^^^

"Di mana Matahari?"

Kedua perempuan itu menenggak saat melihat ada Dewa dan Arjuna yang baru saja sampai. Sebelumnya Dewa sudah mencari gadisnya ke kelas bareng Arjuna namun saat ia bertanya gadis itu tidak ada di kelas. Dan memberitahu lagi kalau gadisnya sudah ada di kantin. Padahal di awal Dewa baru saja ingin pergi ke kantin berdua.

"Anjir gue kira siapa. Lo cowoknya ya?" tanya gadis itu. "Cewek lo barusan aja ke toilet tuh."

"Sendirian?"

"Ya, iya sendirian. Dia nolak buat ditemenin pas gue tawarin."

"Oke, thanks."

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang