TIGA PULUH EMPAT

22.3K 1.4K 346
                                    

Vote komen biar author nya semangat gak males buat up😔☝🏻👊🏻

Happy reading🤍

Megan menoleh lagi. Sebenarnya Megan sudah menyadari adanya luka di bagian kening Matahari. Dan tangannya yang begitu merah. Dari yang dikelas hingga mereka keluar dari toilet Megan masih diam belum ada ia mengeluarkan suaranya sama sekali. Takut Matahari jadi tersinggung ketika ia bertanya mengenai lukanya. Namun Megan penasaran kenapa bisa temannya ada luka padahal kemarin tidak ada luka sama sekali.

Megan berdeham. Ia bersiap untuk bertanya ke Matahari.

"Ta," panggil Megan membuat Matahari menoleh. "Kalo gue boleh tau, kening lo kenapa? Sama tangan."

Gaby yang sedang menguncir rambutnya menoleh ke arah luka yang sedang Megan tanyakan pada gadis itu. "Loh? Iya aku baru ngeh di kening kamu luka. Kayak berdarah tapi udah kering. Sama tangan kamu merah gitu."

Matahari menelan saliva nya dengan susah payah. Ternyata Megan menyadari lukanya yang Matahari pikir tidak ada yang menyadari luka di bagian kening maupun tangannya. Karna bagi gadis itu hanya luka kecil yang tak perlu ditanyakan.

Matahari mengulas senyum tipis. "Ini aku kemaren abis beresin kamar. Trus kepentok meja belajar sama kena lemari nih tangan aku." alibinya yang membuat keduanya mengangguk percaya.

"Gue kira kenapa. Lain kali hati-hati sampe luka gitu di kening lo."

Matahari terkekeh kecil. "Iya, Megan. Lagian ini udah sembuh kok."

"Aneh aja soalnya kemaren lo baik-baik aja kok tiba-tiba ada luka di kening lo. Taunya karna abis beresin kamar. Pacar lo tau gak Ta?"

"Tau, udah aku jelasin juga pas sebelum masuk kelas."

Megan mengangguk. Ia kembali melakukan aktivitas untuk menguncir rambutnya sama hal yang dilakukan Gaby. Dan menggulung bagian celana olahraganya yang menurut Megan agak kepanjangan.

"Oh, iya. Gue baru kepikiran. Soal kemaren kok yang bully lo itu cuman dua orang? Biasanya bertiga."

"Loh iya? Aku baru ngeh."

"Baru ngeh aja terus." ucap Megan memutar bola matanya membuat Gaby terkekeh.

"Oh, yang satu lagi namanya kak Elsa. Kalo kata temennya tadi kak Elsa katanya di skors."

"Tumben temennya bilang ke lo Ta? Nggak salah?"

Matahari hanya mengulas senyum kecil pada kedua temannya membuat Megan jadi tahu kenapa temannya Elsa memberitahu ke Matahari.

"Nggak ada habisnya ngebully lo terus. Sekali-kali lawan Ta!"

"Di skors?" tanya Gaby keningnya mengerut. "Tapi kok tadi aku liat dia di lorong ya? Pas sebelum masuk kelas aku liat kok tadi." lanjutnya membuat mereka menoleh ke Matahari namun gadis itu hanya mengendikan bahunya tak tahu. Karna dari informasinya pun temannya sendiri yang bilang kalau Elsa di skors karna dirinya.

"Masa sih di skors?  Di skors kok cuman sehari doang? Apalagi kejadiannya itu karna ngebully lo."

"Aneh."

^^^^^

"Bukannya lo di skors Sa?"

Elsa tersenyum sombong pada keduanya. "Emang. Kenapa? Nggak suka lo gue udah masuk kelas?" tanya gadis itu dengan sinis.

"Bukan gitu, lo bilang ke gue seminggu kenapa sekarang lo udah masuk?"

Elsa belum menjawab. Kedua temannya menyingkir ketika Elsa ingin duduk di tempatnya. Cardigan yang gadis itu pakai pun dilepas hingga memperlihatkan seragamnya yang agak ketat serta rambutnya sengaja ia gerai untuk mencari perhatian yang ada di sekolahnya. Sania langsung duduk di samping Elsa begitu juga Gothel yang menarik kursinya lagi agar enak ketika mereka bergosip.

DIA MATAHARI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang