- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -
"Kamu baik-baik saja?"
"Tidak, aku tidak baik-baik saja, kenapa?"
Sinb terbelenggu, dia tidak sengaja melihat seorang gadis terduduk meringkuk di sebuah lorong sepi dan gelap. Diberi perhatian penuh oleh Sang mami, membuat Sinb banyak belajar memperhatikan orang di sekitarnya juga.
"Kenapa?" tanya Sinb.
"Semua orang berteman dengan aku karena aku putri Ayah Sehun, mereka tidak tulus berteman sama aku."
"Sinb eonnie~"
Gadis Shin datang setelah memanggilnya, dia menghanpiri Sinb dan tampak kebingungan melihat apa yang sedang terjadi.
"Kenapa? Kenapa? Kenapa?" tanya Ryujin.
"Aku ... barusan lewat sini dan melihat dia menangis," jawab Sinb.
Ryujin memicingkan matanya. "Kamu bicara apa ke dia? Oh ... kamu yang bikin dia menangis, ya?"
"Tidak tidak tidak!" Sinb mengelak. "Bukan aku, kok! Haewon, bilang padanya, kalau bukan aku yang membuat kamu menangis."
Ya, Oh Haewon di hadapan mereka. Ia memalingkan pandangan ke sembarang arah.
"Yak! Cepat katakan, jangan memfitnah aku, ya!" kata Sinb tak menerima.
Ryujin geleng-geleng kepala dibuatnya. "Ya ampun, Eonnie. Aku pikir ... kamu itu baik, tapi apa ini?"
"Yak! Cepat akui bahwa aku tidak membuat kamu menangis!" desak Sinb sambil mengguncang bahu gadis Oh. "Cepat~" rengeknya.
Haewon menepis kedua tangan Sinb. "Hentikan!"
"Tapi ... bukan aku yang membuat kamu menangis, 'kan?" tanya Sinb.
Ryujin terkikik. "Kamu inikan lebih tua dari kami, tapi kenapa tingkah kamu kekanakan begitu, sih?"
"Tidak!!!" kata Sinb sewot. "S-siapa yang kekanakan, hah? Tidak, aku ini sudah dewasa, sebentar lagi aku akan datang dengan motor pribadiku, lihat nanti, ya."
"Oke, nanti kamu pasti akan keren!" Ryujin menjeda dengan helaan napas. "Kalau dilihat dari sedotan!"
"Yak, Shin Ryujin!" amuk Sinb. "Kamu—"
Ucapan Sinb terpotong oleh kode dari Ryujin, yang menggunakan pupil matanya untuk melirik gadis Oh di sana.
"Kalian ... sepertinya tidak sama seperti yang lain," kata Haewon ragu-ragu.
"Aku dan Ryujin juga berbeda, rupa kami berbeda, tuh!" balas Sinb.
"Tidak, maksudku ... sepertinya kalian lebih berperasaan."
Ryujin merotasikan bola matanya malas. "Tentu saja, iyakan, Eonnie?"
"Ya!" Sinb mengangguk mantap, merangkul bahu Ryujin kuat. "Makanya, kalau mempunyai anggota keluarga populer itu lebih baik disembunyikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs MAMI
Fanfiction[COMPLETED] Sowon berharap seorang anak yang baik dan mudah diatur, lalu Sinb dilahirkan sebagai anak yang sering mencari gara-gara.