- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -
Sowon sedang duduk di kursi kebanggaannya, dia memandangi putrinya yang duduk di sofa tempat untuk berbincang apabila ada tamu datang ke ruangan. Hari ini Sinb benar-benar tidak pergi ke sekolah, dan Sowon pun tanpa memaksa mengiakan saja.
Sinb mengalihkan atensinya dari ponsel, saat itulah Sang mami tiba-tiba mengambil beberapa berkas yang kemudian dijadikan sebagai titik fokusnya. Dia tahu, bahwa sejak tadi Maminya tidak benar-benar bekerja di sini, malah lebih banyak melihat ke arahnya.
"Mi," panggil Sinb.
"Hmmm?" balas Sowon tanpa melihat ke arah Sinb.
"Sinb pergi keluar, ya?" pamitnya. "Mau santai di kafe, boleh?"
Sowon mengangguk. "Oke."
"Mami ... benar-benar sedang sibuk, 'kan?"
"Ya, tentu saja." Sowon menganggukan kepalanya lagi. "Kenapa? Kamu butuh seseorang untuk pergi ke kafe?"
"Ya." Sinb menjawab tanpa ragu.
Sowon beranjak dari duduknya, membuat Sinb senang karena Sang mami begitu baik meninggalkan pekerjaan hanya untuk menemani dirinya.
"Sekretaris Kwon akan menemani kamu," ucap Sowon. "Tunggu sebentar, Mami cek dia semoga tugasnya sedang tidak banyak."
Sinb merenggut sebal, ia melipat kedua tangan di bawah dada karena tidak terima mendengar penjelasan Sang mami. Seharusnya dia memang tidak berharap lebih, Maminya kalau sedang bekerja pasti akan melupakan tentang banyak hal. Termasuk putrinya sendiri.
"Kenapa?" tanya Sowon melihat ekspresi putrinya.
"Tidak apa-apa," jawab Sinb ketus. "Sinb sendiri saja, tidak perlu ditemani."
"Lho?"
"Tidak perlu repot-repot, Sinb bisa sendirian, kok!" kata Sinb menggampangkan. "Sudah, sana Mami kembali lagi ke ruangan."
"Serius?"
"Hmm."
"Kamu akan pergi sendirian?"
"Iya, Mami."
Sowon menganggukan kepalanya. "Oke, kalau begitu Mami kembali ke ruangan."
Sinb merenggut. "Ish, iya!"
Dia menghentak sebal, tak terima ketika Maminya tidak paham bahwa dia ingin ditemani. Mau tidak mau Sinb pun pergi sendirian.
"Kenapa, ya?"
"Kenapa punya Mami cantik?"
"Andai Maminya Sinb itu ganteng, pasti yang suka sama dia bukan laki-laki."
"Eh? Ya ampun, kamu sudah gila, Sinb!"
"Tapi aku tidak mau Papi baru~"
Sinb berada di elevator sekarang, menunggu dengan sabar sambil terus mengoceh karena diberi anugerah seorang ibu yang cantik. Dari pandangan Sinb, Sang mami mempunyai segala sudut yang cantik, dilihat dari sisi mana pun tidak akan pernah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs MAMI
Fanfic[COMPLETED] Sowon berharap seorang anak yang baik dan mudah diatur, lalu Sinb dilahirkan sebagai anak yang sering mencari gara-gara.