Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -
"MAMI!"
"MAMI!"
"MAMI!"
"Ada apa, Sinb?"
Sinb memutar tubuhnya di depan cermin, memastikan tentang bagaimana seragam itu menempel di tubuhnya. Dia sedikit meringis, melihat warna merah muda yang menjadi musuh bebuyutannya. Bukan apa-apa, tetapi dia pernah di kejar monyet ketika di kebun binatang dan saat memakai baju merah muda menyala. Pengalaman paling mengerikan baginya.
"Ya ampun~" kagum Sowon. "Kamu terlihat cocok dengan warna pink."
Sinb memicingkan matanya sebal. "Mami, ish!"
"Apa? Salah sendiri memilih sekolah tanpa melihat bagaimana seragamnya," oceh Sowon. "Tapi ... okelah dipakai sama kamu, cocok!"
"Lari saja," jawab Sowon santai. "Ayo buruan sarapan, Mami harus buru-buru ke kantor hari ini."
Sinb merenggut. "Kenapa Mami tidak membatalkan sekolah ini, sih? Kan, bisa mencari sekolah lain yang seragamnya lebih nyaman dipakai."
"Sssttt, kamu ini, ya!" Sowon berkacak pinggang dibuatnya. "Sudah, sekarang waktunya sarapan dan siap untuk ke sekolah baru kamu."
"Ya sudah~" kata Sinb memelas.
"Eh? Senyum!"
Sinb menarik kedua sudut bibirnya memaksa senyuman, karena bagaimana pun dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis sebenarnya. Namun, air matanya dia simpan baik-baik, siapa tahu ada duka yang siap menghantamnya di masa depan.
"Mami mau kamu lebih jujur lagi, ya," ujar Sowon di sela langkahnya.
"Ah, Mami tidak perlu khawatir," kata Sinb menggampangkan. "Selama ini Sinb itukan tidak pernah berbohong sama Mami."
Sowon memberhentikan langkahnya, Sinb ikut berhenti dengan raut wajah dongkolnya. Berbalik, menghadap ke arah Sinb sambil memandangnya penuh selidik.
"Kamu tidak pernah berbohong sama Mami?" tanya Sowon, kedua tangannya terangkat dan berakhir di bahu Sinb. "Serius?"
"I-iya, lah!" jawab Sinb segera. "Kapan, sih? Sinb berbohong sama Mami, selama ini Sinb itukan sering mengatakan hal-hal yang berdasarkan fakta."
Sowon menurunkan kedua tangannya dari bahu Sinb. "Mami tahu kamu sudah besar, Mami tahu kamu sudah dewasa sekarang, tapi ... sampai kapan pun Mami tidak akan mudah kamu bohongi, ya. Kamu harus ingat hal itu."
Sinb bergeming, sementara Sowon berbalik untuk melanjutkan langkah ke ruang makan. Dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, menepis segala rasa curiga setelah mendengar perkataan Maminya barusan.