- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -
"Kita harus berpisah."
Tanpa keraguan ia melepaskan cincin pernikahan dari jari manisnya, memainkannya untuk meluapkan rasa canggung, sebelum pada akhirnya melepaskan ke meja.
"Ibu dan Ayah ingin segera mempunyai cucu, tetapi dari pernikahan ini ... aku pikir itu sia-sia."
Sowon tersenyum getir. "Sia-sia?"
"Ya, sudah banyak hal yang kita lakukan. Tapi ... tidak ada juga hasilnya, 'kan?"
"Semudah itukah?"
"Tidak ada pilihan lain, Ibu dan Ayah sudah terlalu tua untuk menunggu lebih lama lagi."
"Baiklah," ucap Sowon yang juga membuka cincin pernikahannya. "Lakukanlah, kita akan berpisah, benar?"
"Sowon ah," panggilnya dengan berat hati.
"Tidak apa-apa," kata Sowon tegar. "Aku ini hanya wanita yang tidak sempurna, aku tidak pantas untuk kamu."
"Tapi, Sowon ah."
"Tidak, sudah cukup." Sowon segera menolak perkataan yang lainnya. "Hentikan, aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu lagi."
Ia menghembuskan napas berat. "Maaf."
"Ah, aku bahkan tidak bisa memaafkan diriku sendiri," kata Sowon sambil menyeka air matanya. "Jadi, mungkin ... akan sulit memaafkanmu."
"Sowon!"
"Aku yang akan pergi dari sini, jangan khawatir."
Dan Sowon membuka lemari itu, ia mempersiapkan satu koper untuk setidaknya berbekalan saat pergi dari rumah ini. Tidak dia ambil semua, tetapi hanya sebagian.
"Jika kamu tidak keberatan, buang semua pakaianku," kata Sowon setelah ia selesai mengemasi. "Tidak apa-apa, aku mengerti."
"Tapi, kamu harus menandatangani surat perceraian ini."
"Baiklah, aku akan menandatanganinya."
Sowon tersenyum, tetapi air matanya jatuh begitu saja. Dia menerima secara lapang dada, meski di dalam hatinya berat untuk melepaskan begitu saja. Seusai tanda tangan di atas kertas surat perceraian, Sowon berbalik dan mendongak untuk menahan air mata lainnya.
"Jangan lupa untuk datang ke persidangan," pesannya.
Sowon mengangguk. "Jangan khawatir, kita akan berpisah tanpa hambatan."
Sowon menghembuskan napas kasar, ia menerima segelas minuman lagi dan dengan satu kali tegukan berakhir masuk semua. Matanya sudah memerah, mungkin dia sudah kehilangan sebagian kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs MAMI
Fanfiction[COMPLETED] Sowon berharap seorang anak yang baik dan mudah diatur, lalu Sinb dilahirkan sebagai anak yang sering mencari gara-gara.