𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟏𝟒

467 100 25
                                    

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

"Kamu baik-baik saja?"

"Ya."

"Mami kamu ... tidak melukai kamu?"

"Tidak."

"Apa kamu sudah makan?"

"Ya."

"Kenapa kamu belum tidur?"

"Nanti."

"Aku bisa bernyanyi untuk kamu, mau?"

"Tidak perlu, aku akan tidur."

"Ya sudah, kalau begitu tidurlah."

"Ya."

Panggilan itu diputuskan segera oleh Sinb, sebab ia mendengar suara langkah mendekat. Terdengar gerakan di kunci pintu, tak beberapa lama pintu itu terbuka. Sinb segera memejamkan matanya, berlagak seperti dia sudah tidur. Sejujurnya, rasa sesak itu datang tiba-tiba, dan menghilang setelah ia mengungkapkan segalanya.

Salahkah jika dia merindukan seorang ayah?

"Kamu sudah tidur, ya?"

"Maafin Mami, ya."

"Mami hanya takut, apalagi mereka semua kelihatan tidak baik-baik."

Sowon naik ke ranjang putrinya, menarik selimut untuk menghangatkan tubuh Sinb. Sebagian tubuh Sinb sudah terbalut selimut sekarang, dan Sowon pun bisa dengan bebas memeluknya dari belakang.

"Mami sayang sama kamu, makanya Mami keras banget dalam menjaga kamu."

"Jika kamu kenapa-kenapa, Mami tidak tahu harus bagaimana nantinya."

"Sayang, Mami takut ... karena cuma kamu yang Mami punya di sini."

Kalimat-kalimat Sowon begitu menghangatkan, suaranya yang dibuat berbisik jelas membuat Sinb seperti diantar untuk tidur. Beberapa tepukan mendarat sempurna di bokongnya, menambah kenyamanan tersendiri.

"Mungkin tidak masalah jika kamu yang kehilangan Mami, tapi jika Mami yang kehilangan kamu ... Mami tidak percaya bisa bertahan."

"Sayangku, kamu adalah putri Mami yang tersayang."

"Besok, jangan sampai berubah, ya."

Benar, suara-suara Sowon yang disertai tepukan manja itu mengantarnya tidur. Sinb terlelap dalam hitungan menit saja, berkat suara lembut Sang mami.

"Sesayang itu Mami sama kamu, Sinb."

Setelah mengatakan kalimatnya, Sowon pun ikut terlelap karena waktu yang terus berjalan. Dia juga lelah seharian ini, bekerja, dan harus berhadapan dengan kebohongan putrinya sendiri.

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

"Bangun, hei."

"Sinb."

ME vs MAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang