𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟗

486 107 18
                                    

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

"Ayah!!!"

"Ya ampun, senang sekali kelihatannya."

"Tentu saja, aku senang karena Ayah tidak akan sibuk lagi."

"Sekarang waktunya Ayah merawat putri kesayangan Ayah ini."

"Terima kasih, Ayah~"

Percakapan itu terdengar begitu jelas, Sinb yang berdiri tidak jauh dari sepasang anak dan ayah itu hanya bisa tersenyum saja. Sebenarnya Sinb cemburu, dia tidak pernah mendapatkan hal semanis itu dari Sang ayah. Jangankan dijemput ke sekolah seperti ini, mengetahui rupa Sang ayah saja tidak pernah.

Sesuatu menyentuh bahunya, menyadarkan Sinb dari lamunan ketika pandangannya terus terpaku pada mobil yang kini melaju pergi. Dia menoleh, ada gadis yang berdiri di sampingnya sekarang.

"Mereka membuatmu iri?" tanya gadis bernama lengkap Shin Ryujin itu.

"Tidak," elak Sinb. "Aku cukup bahagia dengan Mami."

"Baiklah, sekarang aku iri kepadamu," aku Ryujin. "Bisa dekat dengan orang tua itu merupakan impianku."

Sinb mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Orang tuaku sibuk, tapi aku kaya tanpa lelah."

"Itu tidak adil, kamu juga harus lelah!" kata Sinb geram. "Aku setiap hari lelah, menghadapi sikap Mami yang menyebalkan."

Ryujin terkekeh. "Tapi kamu menyayanginya, bukan?"

"Ya, tentu saja!"

Sebuah motor berhenti di hadapan mereka, yang mana motor tersebut merupakan jemputan untuk gadis Shin.

"Ungjae, perkenalkan dia teman baruku, namanya Sinb." Ryujin memperkenalkan lelaki di balik helm tersebut. "Dan Sinb ... dia kakak sepupuku, Ungjae."

"Okeoke," kata Sinb sambil menunjukan huruf o melalui jemarinya.

Ryujin bersusah payah menahan tawa, melihat bagaimana tangan Sang kakak sepupu yang terangkat minta sebuah balasan.

"Kalau begitu aku duluan, ya!" pamit Ryujin. "Sampai jumpa!"

"Ya, hati-hati di jalan!" balas Sinb.

Sepeninggal Ryujin, Sinb menunggu dengan sabar kedatangan Sang mami. Harus menunggu kosong dulu baru Maminya datang menjemput, identitasnya benar-benar dirahasiakan demi kebaikan Sinb juga.

Klakson mobil itu berbunyi, Sinb tersenyum sumringah melihat kedatangannya. Dia lantas masuk ke mobil, mengerjapkan matanya sehingga Sang mami kebingungan.

"Apa?" tanya Sowon.

"Mami~"

"Apa?"

"Sinb suka dengan sekolahnya, di sini nyaman karena orang-orang lebih menghargai Sinb, di sini ... lebih bersahabat."

ME vs MAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang