- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -
Srekh!
Korden itu terbuka, memberi celah kepada Sang mentari untuk menyinari sebuah ruangan. Sowon menghembuskan napas pendek, dia menggelengkan kepalanya ketika melihat putrinya yang masih berselimut tebal. Sempat ada pergerakan di sana, yaitu menutupi seluruh tubuhnya.
"Mami tidak mau mendengar kalimat lima menit lagi dari kamu, ya!" Sowon sudah menebak.
Tidak ada respon darinya, hingga mau tidak mau Sowon melangkah menghampiri. Duduk di tepian ranjang itu, menyibak selimut dan disuguhkan raut wajah polos Sinb.
"Bangun."
Sinb melipat bibirnya menahan diri.
"Sinb, bangun!"
Sinb masih berusaha untuk tidak membuka matanya.
"Oke ... kalau kamu tidak mau bangun sekarang, berarti kamu tidak mau sarapan, ya?"
Sebelah mata Sinb terbuka, detik berikutnya ia menarik kedua sudut bibir membentuk senyuman cerah. Dia akan menjadi semanis ini di hadapan orang yang tepat, lalu bisa menjadi sangat sangar ketika berhadapan dengan orang pilihannya.
"Bangun buruan!" kata Sowon.
Sinb menggelengkan kepalanya tanpa berbicara.
"Sinb, bangun!"
Ketika Sinb hendak menarik selimut untuk kembali tidur, pergerakan tangan Sang mami jauh lebih cepat dari yang dipikirkan.
"Mami, masih ngantuk~" kata Sinb serak, khas orang baru bangun tidur.
"Ini sudah siang, kalau kamu terlambat, bagaimana?" Sowon mengingatkan. "Mami sekolahin kamu dengan bayaran yang mahal, lho!"
"Ya udah cari saja sekolah yang lebih murah, Mami," kata Sinb, ia beranjak duduk sambil menguap. "Lagipula, sekolah khusus perempuan itu tidak sebegitu seru."
"Kenapa tidak?" tanya Sowon.
"Maksud Sinb ... tidak ada tantangan saja, Mi."
Sowon menaikan sebelah alisnya. "Kamu suka tantangan?"
"Yap!"
"Kalau begitu, akhir pekan Mami ajak kamu panjat gedung, mau?"
"Ay-HAH?"
Sowon tertawa kecil, detik berikutnya ia meraih kedua tangan Sinb dan menyeretnya agar segera menuruni ranjang. Sudah waktunya berangkat ke sekolah, kalau terlambat bisa habis dihukum oleh guru.
"Mami, malas~"
"Ah, tidak ada malas-malasan!"
"Tapi masih mengantuk~"
"Memangnya semalam kamu habis apa, hah? Orang kamu tidur sampai seperti orang pingsan!"
Dering ponsel mengalihkan atensi Sowon dan Sinb, sejoli itu saling menatap satu sama lain, detik berikutnya Sowon mendorong putrinya untuk menerima panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME vs MAMI
Fanfic[COMPLETED] Sowon berharap seorang anak yang baik dan mudah diatur, lalu Sinb dilahirkan sebagai anak yang sering mencari gara-gara.