𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟏𝟑

478 104 29
                                    

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ᴍᴇ ᴠꜱ ᴍᴀᴍɪ -

"Ayo!"

"Apa?"

"Mau belajar naik motor?"

Sinb merotasikan bola matanya malas. "Naik motor itu mudah, kok! Tinggal naik, sudah!"

"Mengendarai motor!"

"Aku suka!"

"Ya sudah, mau atau tidak?"

Sinb belum menemukan mobil Sang mami datang, Ryujin dan Haewon pun sudah pulang dijemput.

"Sebentar, ya."

Lelaki bernama lengkap Lee Jeno itu mengangguk, memberi ruang kepada Sinb untuk menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Yah, mungkin urusan perempuan.

"Hallo, Mami."

"Iya, hallo."

"Sinb pulang bersama dengan Ryujin, naik mobil orang tuanya juga, dijemput begitu."

"Kirim alamatnya, nanti Mami jemput ke rumah itu."

"Eum, kerja kelompok sebentar."

"Berapa jam lebih berapa menit lebih berapa detik?"

"Mi~" rengek Sinb pada akhirnya, membuat pemuda Lee mengerutkan dahi kaget. "Nanti kalau sudah waktunya dijemput, Sinb telepon Mami, ya."

"Kebetulan Mami sedang ada urusan di kantor, sih."

"Yes!!! Eh, maksudnya semangat, ya, Mami."

"Ada apa, nih?"

"Bukan apa-apa, kok! Mami selesaikan saja pekerjaan Mami, Sinb mengerti, kok."

"Ya sudah, Mami tutup dulu teleponnya, ya."

"Ya!!!"

Panggilan terputus segera, Sinb tersenyum sumringah ketika mendapatkan izin untuk pergi. Tidak seperti biasanya Mami Sowon sibuk dan membiarkan putri semata wayangnya pulang tanpa dirinya. Mematikan daya ponsel itu, menghampiri pemuda Lee yang masih setia menunggu.

"Motor kamu rodanya cuma dua, kah?" tanya Sinb.

"Kamu pikir motor aku motor apaan?" Jeno membalas sewot. "Ayo, aku punya tempat yang seru buat latihan mengendarai motor."

"Ayo!!!"

Jeno mengulurkan helm ke kepala Sinb, memasangkannya sebagai alat pelindung utama. Gadis Hwang sih tinggal diam, membiarkan tangan Jeno saja yang bergerak untuk memasangkan helm.

"Kamu tidak pakai helm?" tanya Sinb.

"Kamu yang penting," jawab Jeno. "Oh iya, kamu anak mami, ya?"

"Tentu saja tidak!" elak Sinb galak. "Aish, aku ini mandiri, Mami aku juga mandiri, jadi kami sama-sama mandiri."

ME vs MAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang