Nela berlarian di atas pasir pantai yang terasa halus membelai telapak kaki. Sedangkan tidak jauh dari sana, Gibran tengah memperhatikan Nela dengan sandal yang ditenteng nya, sandal Nela yang kini telah asik bermain bersama pasir dan air.
Setelah merasa lelah bermain, Nela berlari kearah Gibran dengan cengiran yang terlihat seperti anak-anak. Berhenti di depan Gibran dan meminta kembali sandalnya untuk dipakai.
"Lapar Mas. Cari makan yuk." Nela menunjuk salah satu caffe yang berada di pinggir pantai. Tanpa menunggu persetujuan Gibran, Nela menarik tangan Gibran agar mengikutinya.
"Mau makan apa?" Tanya Gibran setelah beberapa saat Nela hanya melihat menu didepannya tanpa mengatakan apapun.
"Pesen pizza aja ya Mas. Aku pengen tapi gak habis kalau makan sendiri." Gibran mengangguk. Dia tidak terlalu masalah akan makan apa, yang penting enak dan bisa membuat kenyang.
"Tambah kentang goreng." Pinta Gibran, setelahnya Nela memesan apa yang akan mereka makan pada pelayanan yang telah menunggunya memilih sedari tadi. Pelayanan itu harus diberi apresiasi karena tetap bersikap ramah meskipun Nela sempat lama dalam memilih makanan.
Nela dan Gibran mencari tempat yang kosong, ada banyak tempat yang kosong sebenarnya, tapi Nela agak riweh jika tentang hal seperti ini. Katanya harus mencari tempat yang strategis agar nanti terlihat bagus saat berfoto.
Menemukan tempat yang diinginkannya, Nela dengan cepat menduduki kursi agar tidak keduluan dengan pengunjung lainnya. Gibran pasrah mengikuti Nela yang sangat lincah itu.
"Sekarang jam berapa Mas?"
"Jam 5."
"Masih lama ya sunset nya."
"Tadi Mama tanya katanya besok mau kemana?"
"Terserah Tante aja, kan Tante yang ngajak."
"Mama masih belum tau. Katanya tanya ke kamu aja." Nela berpikir sejenak, kira-kira cocoknya mereka besok kemana. Sebenarnya Nela juga kurang tau karena dia tidak sesering itu ke Bali.
"Ke Bedugul aja atau mau ke Nusa penida? Bagus disana."
"Terserah kamu."
Makanan mereka datang, setelah pelayanan meninggalkan tempat mereka, dengan lahap Nela memakan pizza yang dipesannya. Gibran kadang heran, Nela ini sangat lahap saat makan tapi mengapa tubuhnya tetap seperti itu-itu saja, terlihat seperti tidak bertambah lemak sedikit pun. Sungguh tubuh yang diidam-idamkan para kaum wanita.
Lama waktu berlalu dengan hanya diisi seputar obrolan tidak penting diantara keduanya, Gibran baru tau bahwa Nela sebenarnya sangat cerewet, dibalik sifat ketusnya selama ini. Pantas jika Mamanya mengatakan mereka sangat cocok. Gibran yang pendiam dan Nela yang sangat ceriwis.
"Mas, Mas lihat deh sunset nya udah mulai keluar." Nela heboh sendiri ditempatnya, saking hebohnya bahkan pengunjung yang berada didekat mereka sempat menoleh keheranan.
Nela mengambil handphonenya yang sedari tadi tersimpan rapi dalam tas. Mulai mengabadikan momen yang sangat disukai oleh sebagian besar manusia yang hidup di bumi ini.
"Pindah ke pantai aja yuk Mas." Gibran tidak perlu menyahuti karena sekarang ini Nela sudah berlari menuju tepi pantai. Bisa saja sebenarnya, Gibran membiarkan Nela sendiri tapi dia yakin cepat atau lambat Nela akan mencari keberadaannya. Sesuai dugaan Gibran, Nela sudah celingak-celinguk mencari Gibran yang masih santai berjalan kearahnya.
"Cepetan sini Mas." Teriak Nela karena jaraknya dan Gibran kini lumayan jauh. Tidak mengindahkan Nela, Gibran masih berjalan santai seperti tadi.
Kesabaran Nela untuk menunggu Gibran rupanya sudah habis, Nela berlari menuju Gibran, meraih tangan Gibran dan menariknya agar berlari juga. Setelah sampai di tepi pantai, Nela menyerahkan handphonenya pada Gibran. Menghela nafas, Gibran sudah tau maksud Nela yaitu meminta untuk di foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebgram in love
RomanceNela seorang selebgram yang sedang naik daun karena sering kali digosipkan tengah berkencan dengan partner nya. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah, dia sudah mempunyai tunangan seorang pengacara, yang berasal dari keluarga kaya raya. Sikapnya yang...