part 15

41.4K 2.1K 17
                                    

Pagi datang menyapa, sinarnya mulai memasuki ruangan yang penghuninya sedang sibuk cuci muka, akan pergi ke rumah sahabatnya. Setelah dirasa penampilannya rapi dan pantas untuk bertamu, Nela segera meraih handphone dan tidak lupa dompet kecil kemudian dia langsung keluar menemui Abang ojek yang di pesannya melalui aplikasi.

Sekitar 10 menit berlalu, kini Nela telah sampai di depan rumah Laudi. Nela memencet bel dan terbukalah pintu didepannya oleh seorang wanita yang merupakan ibu Laudi.

"Pagi Tante." Nela menyalami wanita didepannya yang dibalas dengan senyuman manis.

"Cari Laudi kan? Masuk aja ke kamarnya masih tidur kayaknya." Setelah mendengarnya, Nela segera berjalan menuju kamar Laudi. Jangan tanya mengapa Nela langsung disuruh menuju kamar Laudi, karena ini sudah kesekian kalinya Nela berkunjung. Masih ingatkan kalian jika Nela dan Laudi sudah menjadi sahabat sejak jaman SMA dulu, sudah pasti orang Laudi maupun Nela kenal satu sama lain.

Tanpa perlu mengetuk pintu, Nela segera menekan kenop pintu yang ternyata tidak terkunci. Seperti yang dikatakan Tante tadi, Laudi memang masih terlelap diatas ranjang empuknya. Langkah Nela lebar menghampiri Laudi. Tanpa perlu merasa kasihan, Nela menggoncang tubuh Laudi membuat sang empunya terusik dan mengerang sebal karena dibangunkan dengan cara tidak etis.

Laudi membuka matanya dan menatap sebal kearah Nela. Dibaliknya tubuh agar membelakangi Nela dan menutupi wajahnya dengan selimut. Nela berdecak kesal karena bukannya bangun Laudi malah akan melanjutkan mimpi panjangnya.

"Cepetan bangun." Nela menarik selimut Laudi hingga tergelatak tak berdaya di lantai yang dingin.

"Apa sih Gue ngantuk." Laudi meraih bantal dan kembali menutupi wajahnya agar terhindar dari gangguan Nela. Tidak menyerah, Nela menarik bantal Laudi menghempaskan nya agar tidak kembali diambil. Meraih tangan Laudi lalu ditariknya hingga Laudi terduduk.

"Ganggu banget sih Lo. Kerjaan Lo masih nanti siang, ngapain bangunin gue pagi-pagi segala." Laudi menyerah, dia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Mau tidur pun sudah tidak bisa karena ada pengganggu.

"Cepetan cuci muka sana. Ada yang mau Gue ceritain penting banget ini." Nela merasa tidak sabar karena Laudi berjalan lambat menuju kamar mandi, dengan penuh semangat 45 Nela mendorong bahu Laudi agar cepat sampai di kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi pun Nela tidak kunjung keluar karena akan memastikan Laudi menyelesaikan cuci mukanya dengan singkat. Laudi yang ditunggui oleh Nela berdecak kesal. Memang sahabatnya ini tidak sabaran sekali.

"Mau cerita apa Lo? Awas aja kalau gak penting." Ucap Laudi saat kini mereka berdua telah berada di atas ranjang yang masih berantakan karena belum sempat di rapikan.

"Penting tau. Ini menyangkut tentang hidup Gue." Sebelum bercerita Nela meraih bantal dan menaruhnya di pangkuan, mencari posisi nyaman untuk memulai ceritanya.

"Tadi malam Gibran ke apartemen Gue."

"Lo udah kasih tau gue kemarin kalau lupa." Sambar Laudi cepat, memotong ucapan Nela. Nela berdecak kesal dan memelototi sahabatnya itu.

"Ya makanya Lo diem dulu, jangan motong gue."

"Langsung ke intinya lah, bosen gue dengar yang udah gue tau."

"Gibran ngajak Gue nikah." Ucap Nela dengan satu tarikan nafas. Mengamati ekspresi yang ditunjukkan Laudi.

"WHAT?" Terkejut lah Laudi dibuatnya. Laudi membulatkan matanya secara reflek.

"Jangan bercanda Lo."

"Serius Gue." Laudi geleng-geleng kepala.

"Terus Lo jawab apa?" Laudi tampak sangat tertarik dengan topik bahasan kali ini.

Selebgram in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang