part 8

46.7K 3.2K 23
                                    

Berbeda dari yang dibayangkan oleh Nela, ruang tamu keluarga Gibran sekarang masih kosong tidak ada seorangpun disana. Dari yang Nela dengar oleh pelayan yang menyambutnya, Tante Risma masih berada di lantai atas dan sudah dipanggil oleh pelayan tersebut.

Nela duduk dengan tenang menunggu kedatangan Tante Risma. Suara sendal beradu dengan lantai marmer terdengar memasuki indera pendengaran Nela. Menoleh kearah tangga dan terlihat Tante Risma yang sedang menuruni tangga dengan gaya anggunnya sembari tersenyum kearah Nela.

Nela membalas senyum tersebut dan menyalami tangan Tante Risma saat telah sampai didepannya.

"Tante udah nunggu Nela dari tadi loh." Tante Risma duduk di sebelah Nela.

"Maaf ya Tante. Nela tadi masih ada photoshoot setelah selesai baru Nela langsung kesini."

"Gya apa yang penting kan Nela sekarang sudah ada disini."

Pelayan datang membawa minum dan kue untuk cemilan. Menyajikan di depan majikan dan calon menantunya. Tidak lupa Nela mengucapkan terimakasih pada pelayanan sebelum pelayanan itu pamit pergi untuk mengerjakan hal lainnya.

"Kamu sama siapa tadi kesiniya?"

"Tadi dianterin Laudi Tante tapi sekarang udah pulang katanya masih ada kerjaan."

"Laudi manajer kamu itu kan?" Nela mengangguk.

"Minggu depan jadwal Nela kan kosong ya selama 4 hari. Ikut Tante ya." Pinta Tante Risma sopan. Nela bingung, dari mana Tante Risma tau tentang jadwal libur nya yang bahkan Nela sendiri belum mengetahuinya.

"Nela belum tau kapan bisa libur Tante." Nela berusaha menjelaskan dengan sopan agar Tante Risma tidak berasumsi bahwa Nela menolak ajakannya.

"Oh Tante sudah tanya kok sama manajer kamu, dan katanya kamu bisa libur Minggu depan selama 4 hari." Nela terkejut mendengarnya. Jika memang seperti itu kenapa Laudi tidak memberitahukan pada Nela lebih awal.

"Masa sih Tan? Kok Nela gak dikasih tau ya." Tante Risma tampak mengambil handphone nya dari saku dan menunjukkan pada Nela tang chatnya dengan Laudi.

"Tante telepon aja biar lebih jelas." Nela mengangguk. Tidak membutuhkan waktu lama suara Laudi terdengar dari dalam handphone.

"Halo."

"Halo Laudi, ini Tante Risma mamanya Gibran. Begini Tante mau tanya, Nela liburnya kan Minggu depan ya selama 4 hari?"

"Iya benar Tante. Kenapa ya?"

"Nggak ini Nela kok keliatan bingung gitu waktu Tante kasih tau."

"Oh iya Tante saya lupa ngabarin Nela."

"Pantesan orangnya bingung gitu. Tidak apa yang penting kan sekarang Nela sudah tau."

"Tante tutup ya. Makasih Laudi."

Nela bengong mendengarkan percakapan Laudi dan Tante Risma. Tante Risma kembali menatap Nela dengan senyum yang merekah diwajahnya.

"Mau kan ikut Tante?" Melihat senyuman yang Tante Risma tampilkan, Nela jadi tidak tega untuk menolaknya, jadinya Nela mengangguk menyetujui.

"Emang mau kemana Tante?"

"Liburan ke Bali." Nela tercengang mendengarnya. Gini nih kalau orang kaya mah, liburan ke Bali mesti ngajak orang.

"Tante pernah liat postingan kamu itu, katanya kamu pengen liburan. Kebetulan Tante juga lagi sumpek dirumah jadi kenapa gak sekalian aja kan." Tante Risma menjelaskan dengan binar kebahagiaan di matanya. Mungkin sekarang dia sedang membayangkan bagaimana liburan itu akan berlangsung. Kan Nela jadi lemah, tidak kuasa untuk menolak apalagi jika gratis. Hehehe maafkan Nela yang sukanya gratisan.

"Sama om, sama Gibran juga nanti kesananya." Keinginan Nela untuk liburan, sekarang sudah sirna sejak mendengar nama Gibran. Nela kan liburan ingin melupakan masalah sejenak, menenangkan pikirannya. Sedang disini kasusnya Gibran itu adalah masalah Nela, jika Gibran ikut liburan percuma dong Nela jauh-jauh ke Bali kalau sumber masalahnya masih ikut-ikutan kesana.

"Semenjak kalian tunangan kan gak pernah liburan bersama. Sekarang sudah ada kesempatan jadi harus di pakai dengan baik."

"Jadi Nela mau kan ya?" Pikiran Nela kosong, tidak bisa mendengar apa yang Tante Risma katakan jadi Nela hanya mengangguk-angguk saja sebagai respon darinya.

"Mama." Suara dari belakang yang membuat Nela sadar dari lamunannya. Nela berusaha mencerna suara tersebut yang pemiliknya sama sekali tidak ingin Nela lihat.

Gibran menghampiri mamanya dan terkejut melihat Nela yang sedang duduk di samping mamanya.

"Baru datang?" Gibran tampak menyalami tangan Tante Risma. Nela tidak menatapnya sama sama sekali sejak Gibran menginjakkan kaki di ruangan ini, Nela hanya melirik sekilas tadi.

"Gibran keatas dulu Ma." Atas yang Gibran maksud itu kamarnya jadi jangan salah paham.

"Loh gak mau duduk dulu? Ngobrol sama Nela."

"Jangan Tante. Mas Gibran kan baru pulang kerja pasti capek butuh istirahat." Cegah Nela sebelum Gibran menyahut. Nela mengatakannya dengan senyum agar Tante Risma tidak curiga.

"Oh iya. Ya udah sana." Gibran berbalik meninggalkan mereka berdua. Gibran bukan tidak paham dengan penolakan yang Nela berikan padanya. Gibran hanya memberi Nela waktu agar lebih tenang dan juga sangat maklum jika Nela masih marah padanya. Gibran mengakui bahwa sikapnya pada Nela membuat perempuan itu sakit hati.

"Nela pengertian banget ya. Udah cocok nih jadi istri." Ucapan Mamanya yang masih dapat Gibran dengar meskipun samar-samar.

Kembali pada ruang tamu, Nela hanya tersenyum canggung membalas godaan Tante Risma. Dari lubuk hati Nela yang paling dalam, untuk waktu dekat dia masih tidak ingin menikah apalagi dengan Gibran yang tidak jelas dengan perasaannya.

"Nela makan malam disini ya?"

"Tidak perlu Tante nanti malah ngerepotin." Usaha Nela untuk menolak. Melihat Gibran saja dia sudah muak ingin segera pulang, nah ini malah disuruh makan malam disini yang pastinya juga akan ada Gibran. Nela tidak ingin berlama-lama melihat Gibran. Ada apa sih dengan hari ini?

"Ih kamu nih. Kan yang masak ada Mbok Darmi jadi Tante gak repot kok." Duh Tante bukan itu maksud Nela. Nela terkekeh kaku mendengarnya.

"Kamu istirahat dulu ya. Kamarnya sudah disiapkan. Tante tau kamu pasti capek." Tante Risma mengajak Nela menuju salah satu kamar tamu yang tersedia. Bak kucing hilang induknya, Nela hanya mengikuti saja apa yang Tante Risma katakan.

Sebenarnya sudah sering sekali Tante Risma meminta Nela untuk menginap disini, tapi Nela mempunyai berbagai macam alasan untuk menolak. Dalam hati mudah-mudahan nanti Tante Risma tidak memintanya lagi karena Nela sudah kehabisan akal untuk memikirkan alasan. Otaknya kini sudah penuh dengan permasalahannya dengan Gibran. Ditambah lagi memikirkan akan menghabiskan waktu 4 hari di Bali dengan Gibran serta keluarganya. Nela tidak masalah dengan keberadaan keluarga Gibran, Nela hanya mempermasalahkan mengapa harus ada Gibran juga? Ingin menangis rasanya Nela jika begini terus.

"Kamu istirahat dulu ya. Kalau mau mandi juga disana sudah ada sabun dan teman-temannya. Nanti kalau sudah waktunya makan malam Tante panggil." Seperti biasa, Nela hanya mengangguk saja. Dan Tante Risma pun meninggalkan Nela disana.

TBC

Maaf telat upload. Harusnya tadi malam tapi aku lupa. Sekali lagi maaf🙏

Semoga masih betah sama cerita ini.
Semangat yuk vote nya💪

Selebgram in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang