Trying My Best

195 33 23
                                    




🕛
Terima kasih untuk vote dan komentanya.
Wonderer jjang!

Wonderer jjang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Jeno bilang kalau ada saudara jauhmu yang sedang menginap di flat-mu, apa itu benar, Jaemina?"


Jaemin mengalihkan atensi dari buku catatannya kepada Hyunjin. Ia memicingkan kedua mata dan mengerucutkan bibirnya.


"Kau tahu? Kau terlihat sangat menggemaskan jika merengut seperti itu—aw!" ujar Hyunjin yang dihadiahi cubitan keras di pipi kirinya dari Jaemin.


"Daripada mengorek kehidupan pribadiku, bukankah lebih baik kau melanjutkan menyapu yang benar, Hwang Hyunjin?" ketus Jaemin.


Keduanya kini tengah berada di lapangan indoor. Minggu ini sebenarnya hanya kelas Jaemin yang mendapatkan giliran membersihkan lapangan indoor dan sekitarnya, tetapi kali ini, kelas Hyunjin dan Jeno juga ikut bertugas setelah sukses mengotori lantainya dengan jejak basah dan sedikit banyak lumpur yang memenuhi lantai.


Salahkan langit yang tetiba menurunkan hujan tanpa permisi saat pelajaran PE kelas Jeno dan Hyunjin tadi.


"Katanya dia sepupumu, benar?" tanya Hyunjin lagi.


Jaemin menghela nafas panjang nan lelah. Ia membanting gagal pel ke lantai lalu menyerbu Hyunjin dengan cubitan-cubitan di pinggangnya.


"Ampun! Ampun! Oke! Aku minta maaf!" pinta Hyunjin sambil mencoba melepaskan diri dari headlock Jaemin.


"Haaa... benar, dia saudara sepupuku. Apa itu jawaban yang memuaskan Tuan Hwang?"


Hyunjin tersenyum hingga maniknya menghilang ditelan lipatan lemak di pipinya. "Apa aku boleh menemuinya? Aku penasaran."


"Apa itu ide Haechan dan Sanha?" Jaemin melirik kedua sahabatnya yang sedang merapikan bola-bola basket dan voli ke tempatnya semula.


"Tidak juga. Haechan hanya bilang kalau dia membuat jadwal untuk bermain ke flat-mu."


"Kalian ini..." Jaemin menjeda, lagi-lagi menghembuskan nafas berat. "Kenapa selalu sibuk mengurusi kehidupanku? Apa tidak ada hal menarik lain bagi kalian?" lanjutnya kemudian.


Hyunjin mengangkat kedua bahunya. "Apa kau tidak tahu kalau itu bentuk dari perhatian kami kepadamu? Orang tuamu menitipkanmu kepada kami, kau ingat itu, bukan?"


"Aku bukan bayi dan kalian bukan baby sitter, oke?"


Dengan ini, keduanya kembali ke pekerjaan masing-masing sampai Hyunjin berhenti menyapu lalu memperhatikan Jaemin dengan seksama.


18 || SUNGJAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang