Nojam & Jaemin

275 40 16
                                    




🕛









"Tumben kau tidak menghilang."


Jaemin mengalihkan atensinya dari cassette tape yang sedang diputarnya dengan pensil pada sosok sahabatnya, Lee Jeno. "Apa maksudmu dengan menghilang?"


Jeno menyunggingkan senyumnya. "Menghilang. Whooosh! Seperti ninja. Terutama saat jam istirahat seperti sekarang."


Tidak ada balasan apapun dari Jaemin membuat Jeno mendengus sebal. Ia pun melayangkan tatapannya pada Hyunjin dan Haechan yang sedang bermain tamagotchi.


"Yah, setidaknya kau di sini. Tidak sedang merapal mantra atau jampi-jampimu pada Yuta Sunbae," lirihnya sebisa mungkin, tetapi ternyata Jaemin masih bisa mendengarnya.


"Apa aku harus tertawa karena banyolanmu barusan, Jen?"


"Menurutmu itu lucu?"


"Ha. Lucu. Haha."


Jeno terkekeh gemas, kedua maniknya tenggelam bersama gumpalan pipinya yang tertarik ke atas, bahunya pun ikut terdorong ke depan.


"Kenapa kau memutarnya dengan pensil? Ada tombol rewind, kan?" tanya Jeno saat Jaemin kembali memutar cassette tape-nya dengan pensil.


"Rusak. Tch! Terima kasih kepada Seo Haechan yang menjatuhkan walkman-ku kapan hari," gerutu Jaemin yang tetiba menepuk paha Haechan dengan gemas.


Terkejut dan langsung tidak terima, Haechan balas menepuk punggung Jaemin, dan akhirnya, keduanya saling balas menepuk sampai Hyunjin melerai mereka.


"Tch!" umpat Jaemin.


"Tch!" balas Haechan tidak mau kalah.


"Haaa..." Hyunjin bangkit berdiri lalu membawa paksa Haechan bersamanya keluar dari kelas.


Sepeninggal kedua sahabatnya, Jeno pun berpindah tempat dan duduk tepat di hadapan Jaemin.


Ia tidak melakukan apapun selain menatap pemuda bermarga Na itu tanpa terjeda, walau sesekali ia mendapatkan lirikan sinis dari si Kelinci.


"Aku ingin makan hamburger," ujar Jeno seraya menyandarkan punggungnya pada dinding.


Jaemin mendengus malas. "Kau selalu memakannya setiap hari, apa tidak bosan?"


"Uh, setiap gerai memiliki rasa yang berbeda. Aku ingin merasakan semuanya sebelum mereka tutup alias gulung tikar.


"Kau tahu kalau fast food tidak baik untuk kesehatanmu, bukan?"


"Lalu, kenapa banyak orang yang menjualnya?"


Jaemin meletakkan pensil dan cassette tape-nya seraya menatap Jeno dengan sinis. "Apa kau ingin berdebat denganku, Jen? Kalau iya, akan ku jelaskan secara ilmiah dengan panjang lebar tentang kenapa kebanyakan makan fast food itu tidak baik untuk tubuh."


Jeno mengangkat kedua tangannya. "Whoo! Aku tahu kau jago di mata pelajaran itu, tetapi aku hanya mengatakan kalau aku ingin makan hamburger. Jangan terlalu serius atau kerutan akan cepat muncul di wajahmu."


"Ha."


"Kau akan jadi kakek-kakek di usia dua puluh. Wajahmu akan menjadi seperti ini," goda Jeno sambil berusaha mengerutkan setiap inci dari permukaan kulit di wajahnya.


18 || SUNGJAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang