Three's A Crowd, Four's A Party, Five's A Something

190 41 14
                                    




🕛
(terima kasih karena masih menanti)









"Sumahen, Jaeminie!"


Entah sudah berapa kali Jaemin mendengar dan melihat Yuta mengatakan dua kata itu kepadanya saat sepulang sekolah.


"Tutor private lagi, Sunbae?" tanya Jaemin datar.


Yuta mengangguk cepat. "Aku sudah berjanji kepada Nyonya Choi untuk datang hari ini."


"Apa Sunbae dibayar?"


"Sepertinya begitu. Mungkin tidak banyak, tetapi setidaknya bisa dipakai untuk membelikanmu sesuatu, Jaemina."


Jaemin mengulas senyum simpul. "Itu uang hasil keringat Sunbae, seharusnya Sunbae pakai untuk keperluan Sunbae sendiri atau mungkin mengajak Hina bermain."


Percakapan mereka berhenti di sini karena seseorang; Choi Yujin, meneriakkan nama Yuta sambil melambai dari sisi mobil jemputannya.


"Sunbae sudah dipanggil, ayo cepat sana!" Jaemin mengulas senyum cerah setengah terpaksa.


Yuta membelai surai Jaemin dengan lembut lalu tersenyum tampan. "Hatimu sangat indah, Na Jaemin. Ingatkan aku untuk menuruti semua keinginanmu sebagai balasan dari waktu kita yang terbuang, oke?"


Anggukan dari Jaemin diterima Yuta sebagai jawaban, setelahnya, si Pemuda Jepang itu bergegas pergi menghampiri Yujin dan ikut masuk ke dalam mobilnya.


"Haaa..."


"Dia pergi lagi?"


Jaemin menoleh, mendapati Jeno tengah berdiri di sebelahnya.


"Are you okay?" tanya Jeno.


"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja, Nojam?"


"Yah, karena kekasihmu pergi bersama orang lain hampir setiap hari."


Ada sepi yang menjeda percakapan Jaemin dan Jeno saat ini. Jeno sempat merasa bersalah karena tuturannya barusan, ia melirik Jaemin, mengamati ekspresi yang dipasang oleh sahabatnya itu dengan hati-hati.


"Aku ingin ke game center," kata Jaemin, memecah keheningan. "Kau mau ikut?" tanyanya kepada Jeno.


Jeno mengangguk ragu.


"Tunggu," sela Jaemin. "Kenapa kau di sini? Kau tidak pergi bersama Channie dan Sanha?"


"Tidak. Jeon Ssaem tadi meminta bantuanku untuk membawakan beberapa buku dari Perpustakaan."


"Game center?"


"Game center, let's go!"


Sesampainya di game center tidak jauh dari sekolah, Jeno dan Jaemin langsung sibuk bermain. Mereka berkelana dari satu arcade ke arcade lain sambil diselingi canda dan tawa.


"Claw machine?" Jaemin memicingkan matanya, menatap box kaca besar yang berisi beberapa plushies dari kejauhan. "Aku baru tahu kalau ada claw crane machine di sini."


Jeno ikut menatap crane game yang sedang Jaemin perhatikan sedari tadi. Ia pun tersenyum. "Mau coba?" usulnya.


Tanpa ditanya dua kali, Jaemin pun berlari, menyeret Jeno bersamanya.


18 || SUNGJAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang