🕛
Terima kasih untuk vote dan komentarnya. Semangat update jadi menggelora ❤
Ada banyak harapan di hari-hari musim semi. Harapan dari tumbuhan hijau baru yang tumbuh subur menyelimuti sebagian permukaan bumi. Harapan merasakan hangatnya angin sepoi-sepoi yang tidak ada beberapa bulan yang lalu. Serta harapan awal baru dari kisah romansa para remaja.
Tentu saja Jaemin merasakan kalau hari-hari menjadi lebih indah dan lebih cerah. Terlebih saat ia melihat banyaknya kuncup baru di antara beberapa dahan pohon Cherry Blossom, yang cukup berani untuk membuatnya mekar dengan anggun dan membiarkannya berjemur di bawah siraman sinar matahari.
Jaemin tidak, belum bisa, menggambarkan kisah romansanya dengan bunga Cherry Blossom yang sudah mekar, melainkan ia menyamakannya dengan kuncup-kuncup muda yang masih malu namun sudah bersiap untuk mempertontonkan kecantikannya sebentar lagi.
Kembali lagi, musim semi adalah pintu gerbang; awal dari sesuatu, yang mengizinkan harapan untuk menjadi kenyataan.
Harapan dari jawaban Yuta tentang perasaannya, meski tidak bisa dibilang berbalas namun masih—ada—kesempatan untuk saling berbagi rasa yang sama.
Harapan dari banyaknya waktu yang dihabiskan bersama Yuta, harapan dari tawa yang selalu riang menggema saat ada obrolan, dan harapan dari atensi dan afeksi yang selalu hadir ketika hati mulai goyah oleh keraguan.
Ya, musim semi memang semenyangkan itu bagi Na Jaemin.
"Apa yang kau lakukan akhir-akhir ini selain bersama Yuta?"
Tentu saja, bahagia tidak mungkin datang sendiri tanpa sahabatnya, sengsara.
"Kau lebih sering menghabiskan waktumu di flat daripada ikut bermain bersama kami seperti dulu. Kau juga sering mengabaikan, lupa, tentang jadwal kita pergi menonton film sewaan di rumah Sanha."
Yep, sengsara dari teror pertanyaan-pertanyaan milik para sahabatnya. Terutama Lee Jeno, yang selalu penasaran dan tidak pernah alpa untuk mengulik jawaban darinya.
"Apa yang kau lakukan di flat, Nana? Aku tidak menemukan Nintendo di flat-mu tempo hari dan aku tidak menemukan sesuatu yang menarik, yang bisa membuatmu betah berlama-lama di sana."
Jaemin menghela nafas panjang, ia meletakkan cassette tape yang sedari tadi diputarnya dengan ballpoint, lalu menatap Jeno dengan kedua maniknya yang membulat cantik.
Saat ini jam istirahat dan keduanya sedang berada di kelas Jaemin, sementara empat komplotan mereka yang lain tengah pergi ke kantin.
"Apa kau tidak lelah?" Jaemin balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 || SUNGJAEM
Fanfic【ONGOING】 【BAHASA】 ❝ʏᴏᴜʀ ғᴜᴛᴜʀᴇ ɴᴇᴇᴅᴤ ʏᴏᴜ, ʏᴏᴜʀ ᴘᴀᴤᴛ ᴅᴏᴇᴤɴ'ᴛ❞ ╔═════▣ ⚠️️ ▣═════╗ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ╚═════▣ ⚠️️ ▣═════╝ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ. 🔞 ɴᴏ ᴋɪᴅs ᴜɴᴅᴇʀ 18 ᴏʀ ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ᴘᴀʀᴇɴᴛs' ᴀᴅᴠɪsɪᴏ...