Caution: Danger Ahead

279 29 7
                                    




🕛









"Selamat pagi." Jisung baru saja membuka matanya, tetapi sudah disuguhi oleh aroma masakan yang sangat lezat.


"Hm? Tumben hari ini memasak banyak? Apa untukku?" tanya Jisung.


Jaemin mengangguk cepat, tidak menjawab.


Lalu Jisung menemukan dua kotak bekal makanan yang tampaknya menunggu untuk diisi. "Ini untuk siapa?" tanyanya lagi.


"Jaehyun dan Jeno."


Jisung mendengus lirih. "Kenapa?" tanyanya, hampir tidak terdengar.


Namun ternyata Jaemin berhasil menangkap pertanyaan lirih itu dan menjawab, "ingin saja. Lagipula aku ingin Jeno makan makanan sehat. Sebal aku melihatnya makan junk food."


"Oh."


Keduanya pun terdiam, Jaemin kembali memasak sementara Jisung memilih untuk membereskan kasur lipat dan selimutnya.


Setelah membersihkan lantai dan menata meja lipat, Jisung menyempatkan diri untuk mengintip buku harian Jaemin. Ia pun segera membaca apa yang akan terjadi hari ini.


Beberapa saat dihabiskan Jisung membaca, ia pun merasa puas, senyumnya terulas tipis.


"Semoga hari ini tidak ada momentary act yang menyusahkan," lirihnya seraya menyimpan kembali buku harian Jaemin.


Saat sarapan, Jisung hanya memberikan beberapa wejangan palsu kepada Jaemin. Intinya dia berusaha sebisa mungkin menjauhkan Appa-nya itu dari sosok Ayahnya.


"Jaehyun pasti akan senang sekali menikmati bekal buatanmu, Jaemina." Jisung menyuapkan nasi ke dalam mulutnya lalu tersenyum.


Jaemin mendengus lirih. "Awas saja kalau dia tidak suka."


"Omong-omong kau sudah melupakan Yuta?"


"Melupakan adalah kata yang sangat kuat, aku bukannya melupakan tetapi aku sedang mencoba mengikhlaskan."


"Mengikhlaskan?"


Jaemin mengangguk cepat. "Yuta Sunbae dengan Yujin. Kurasa mereka pasangan yang cocok."


"Oh, astaga."


"Kenapa? Apa itu ada hubungannya dengan masa depan?"


Jisung mengangguk antusias. "Berarti Pamanku bukan Yuta tapi Ju—"


"Aku dan Jaehyun hanya sebatas sahabat," potong Jaemin cepat.


"Lihat saja nanti."


"Hm? Kau bilang apa?"


"Ah, tidak. Oh iya, hari ini jangan lupa bawa payung. Akan hujan di sore hari," pesan Jisung.


"Apa hanya itu pesanmu?"


"Karena kau masih bimbang, jadi hanya itu saja pesanku."


"Bimbang?"


Jisung kembalinl tersenyum. "Nanti kau akan tahu sendiri, Na Jaemin."









🕛









Di sekolah.


Jam istirahat pertama berbunyi sejak lima menit yang lalu dan Jaemin serta Sanha, Haechan dan Hyunjin sudah duduk manis di kantin.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

18 || SUNGJAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang