🍁 09 - Jangan Benci Renza Lagi

689 103 20
                                    


Sepi,adalah bagaimana Renza menggambarkan keadaan dirinya saat ini. Otaknya masih berkeliaran mencari segala sesuatu yang belum ia pahami sampai saat ini.

Arsena tidak pernah ia temui lagi dan Ayahnya juga melarangnya untuk bersama Arsena. Sekarang di tambah Danu yang berubah bahkan dengan terang-terangan mengatai dirinya.

"Ini terlalu tiba-tiba" gumam Renza.

Benar, semua ini terlalu tiba-tiba untuk Renza. Apalagi retaknya persahabatannya dengan Danu. Rasanya baru kemarin mereka bersama dan saling bercanda . Semua itu terlihat biasa saja. Renza sama sekali tidak mengira jika Danu tiba-tiba membencinya.

Anak yang hampir berusia 18 tahun itu mengusak rambutnya kasar, "Nu, sebenarnya Lo tuh kenapa sih!!"

"Salah gue apa sih?! Kenapa dia tiba-tiba benci sama gue tanpa alasan yang gue ketahui?!"

"Kenapa Lo tiba-tiba benci sama gue,Nu..."

Renza hanya menatap kosong ke arah jalanan yang ramai dilalui oleh para pengendara. Rupanya perubahan Danu benar-benar berpengaruh pada kehidupan Renza.

Anak laki-laki itu meneguk minuman kalengnya dengan cepat lalu melempar kaleng kosong ke arah tempat sampah dengan kasar.
Tapi tiba-tiba siluetnya menatap seseorang yang begitu ia kenali.

Itu sumber kegelisahannya saat ini. Danu!

Danu melangkah masuk ke sebuah minimarket dengan langkah cepat. Ia menggunakan Hoodie juga masker serta kacamata hitam dan terlihat menghindari pandangan orang lain. Tapi sayangnya Renza tidak akan tertipu. Ia hafal sudah bagaimana gelagat Danu dan perawakan sahabatnya itu

Dengan langkah yang cepat pula, Renza berjalan mengikuti Danu yang tengah berbelanja beberapa mie instan.
"Nu"

Danu menoleh kaget ketika mendapati Renza yang berdiri di sampingnya. "Mau apa Lo?"

"Lo yang mau nya apa" Renza menatap Danu kesal sementara Danu hanya menghela nafas berat lalu berjalan ke arah kasir, membiarkan Renza yang juga ikut berjalan di belakangnya.

Mengabaikan Renza yang kini terus berjalan dibelakangnya, Danu justru menambah kecepatannya jalannya. Sebenarnya Renza heran,rumah Danu cukup jauh dari sini terus kenapa Danu berjalan kaki? Apa dia tiba-tiba miskin?

"Mau Lo apa sih Ren?!" sentak Danu ketika ia masih merasa jika Renza mengikutinya.

"Kenapa Lo tiba-tiba benci sama gue?!" jawab Renza.

"Bukan urusan Lo"

"Itu urusan gue! Salah gue apa coba?! Okelah gue tahu gue gak dewasa ! Gue kayak anak kecil dan mungkin Lo emang nyesel temenan sama gue, tapi gue butuh alasan kenapa Lo berubah anjing!!"

"Kalau aja gue gak kepaksa, gue bakal tampol mulut Lo karena ngomong kasar depan gue"

Renza terkekeh pelan, biasanya Danu akan marah jika ia mengatakan kata-kata yang dilarang oleh keluarganya tapi sekarang? Danu terlihat tak peduli.

"Jauhin gue. Maka Lo aman" ucap Danu tiba-tiba.

"Aman? Emang bahaya apa yang bakal gue terima kalau gue temenan sama Lo?!" tantang Renza.

"Gue gak main-main" ucap Danu menekankan kalimatnya.

"Cukup kasih tahu alasannya kenapa sih?! Gue bakal jauhin Lo seperti yang Lo mau, Nu ! Tapi gue butuh alesan! Gue bakal minta maaf kalau gue salah dan gue pastikan Lo gak akan kenal lagi sama gue, tapi alasannya apa Nu?!!"

"Itu gak akan pernah terjadi. Kita bakal tetep temenan"

"Jawab" Renza masih kekeuh dengan keinginan tahuannya.

Semesta untuk RenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang