🍁 12 - Danu dan Kesakitan yang Sebenarnya

562 90 18
                                    


Untuk yang mengatakan jika kebahagiaan utama adalah mereka yang memiliki uang ? maka itu salah bagi Danu.

Menurut Danu uang bukanlah sumber utama kebahagiaan melainkan kasih sayang.

Ya,Danu lebih menginginkan kasih sayang daripada uang.

Ia adalah anak tunggal di keluarga Adipati. Ayahnya adalah seorang CEO tekstil kaya raya yang sudah memiliki banyak cabang perusahaan di negeri seberang. Sedangkan sang Ibu adalah seorang desainer pakaian ternama dimana produknya banyak digunakan oleh artis-artis papan atas.

Danu itu suka bercanda, susah di ajak ngobrol serius ataupun di mintai pendapat, tidak punya banyak teman, santai tapi selalu mendapat peringkat tiga besar di kelasnya.

Itu yang orang lihat.

Danu suka bercanda bukan berarti ia benar-benar sedang bahagia. Anak itu menebar lelucon padahal di dalam hatinya perasaan sedih telah memenuhi hatinya.

Danu susah di ajak ngobrol serius bukan berarti otaknya tak mampu untuk berpikir tapi ia sedang membawa pikirannya jauh untuk memikirkan masalah-masalah yang lebih berat.

Danu tidak punya banyak teman bukan karena ia anak yang sulit bergaul tapi karena ia kesulitan membagi waktu. Danu tidak mau pertemanan nya terganggu dengan berbagai kegiatan yang ia lakukan dan justru membuat temannya tak nyaman.

Dan,siapa bilang Danu selalu santai tapi bisa mendapat peringkat tiga besar?

Apakah tidak ada yang tahu jika Danu mati-matian belajar saat dirumah dengan harapan ia bisa mendapatkan peringkat pertama tapi ia gagal. Selama ia duduk di bangku SMP dan SMA, sulit sekali rasanya ia meraih peringkat pertama. Tentu saja karena si posisi pertama selalu di tempati sang sahabat, Renza.

Danu itu sangat dermawan, ia akan mudah memberikan bantuannya pada orang lain yang membutuhkan dan biasanya berupa uang. Tentu saja karena Danu itu anak dari keluarga kaya raya.

Semua orang menilai, kebahagiaan yang Danu dapat, rasanya terlalu sempurna jika di bandingkan dengan teman-teman seusianya. Tapi itu hanya yang mereka lihat.

Tidak ada yang tahu,rumah mewah yang selama ini Danu tinggali adalah neraka yang begitu menakutkan untuk Danu.

Tidak ada yang tahu secara pasti mengenai Danu yang sebenarnya bahkan Renza yang notabenenya adalah sahabat dari masa SMP.

"Piala yang ada di rumah , gue dapat terakhir kali waktu gue kelas 6 SD. Gak nyangka udah lama banget"

Benar,sejak dirinya masuk Sekolah Menengah Pertama dan bertemu Renza yang kini menjadi sahabat dekatnya, Danu hampir kehilangan semua posisi yang seharusnya ia dapatkan. Kenapa ? Karena Renza sama hebatnya dengan Danu.

Dulu, Danu pernah membenci Renza karena semenjak mereka ditakdirkan satu kelas karena ia tak pernah mendapatkan peringkat pertama lagi. Ia sudah berusaha tapi hasilnya ia selalu saja gagal.

Danu pernah menjauhi Renza karena rasa iri yang mendominasi tapi ia urungkan ketika Renza selalu datang dan membantunya keluar dari masalah.
Selalu ada rasa tidak tega ketika ia tahu jika Renza sangat membutuhkan peringkat itu agar bisa mendapat dispensasi SPP selama beberapa bulan.

Sebenarnya banyak hal yang Danu lakukan untuk bersaing dengan Renza bahkan tak jarang Danu mencoba menyamai semua taktik yang Renza pakai. Tapi? Lagi-lagi ia gagal.

Oh ya,

Ayah Danu adalah pribadi yang keras. Tidak boleh ada kata gagal di keluarganya.

Ayah hanya beranggapan jika Danu adalah penerus satu-satunya di perusahaannya nanti. Tapi jika Danu gagal, bagaimana dengan perusahaan yang telah ia bangun dari nol itu?

"Ayah gak mau kalau perusahaan ayah hancur cuma karena kelalaian kamu !"

Tak ada hal lain yang bisa Danu lakukan jika ayahnya ada di rumah. Hanya belajar dan belajar. Hari-harinya tak pernah lepas dari buku-buku yang begitu membosankan.

Lalu apa yang terjadi jika Danu gagal?

Hanya satu kata yaitu, hukuman.

Ayah akan memberikan hukuman yang begitu berat dan tak pantas untuk di alami oleh seorang anak. Entah memukul ataupun menenggelamkan kepala sang anak di dalam air.

Apa ayah pernah jera,secara jika di tinjau hukuman semacam itu terdengar begitu kejam. Tentu saja tidak.

Danu seringkali masuk rumah sakit dengan kondisi badan yang tak baik-baik saja bahkan anak itu pernah berada di ambang kematian tapi nyatanya Ayah tidak pernah menghentikan hal itu sampai saat ini.

Oh ya, sejak Danu kelas lulus Sekolah Dasar, Ayah dan Ibu pergi ke Jerman untuk mengurusi perusahaan yang baru mereka bangun di sana sehingga mereka terpaksa meninggalkan Danu di Indonesia dan hanya hidup dengan seorang asisten rumah tangga yaitu Bi Titik.

Apa saat mereka berbeda negara Danu bebas? Hanya dalam mimpi. Ayah selalu menyuruh orang untuk mengawasi semua yang Danu lakukan. Tapi setidaknya ia bisa bergerak sedikit lebih mudah.

Dan sekarang kedua orang tuanya sudah kembali dari Jerman. Itu artinya hidupnya benar-benar akan kembali sama seperti masanya waktu sekolah dasar dulu.

Akhir-akhir ini Danu menjauhi Renza bukan karena ia membenci Renza. Apapun yang ia ucapkan dari mulutnya sebenarnya adalah bagian dari rencana.

Danu tahu betul jika Ayahnya adalah orang yang benar-benar akan menggunakan cara apapun untuk melenyapkan saingannya.

Memang sih Renza bukan saingan Willie tapi tetap saja Danu takut jika ayahnya melakukan hal yang berbahaya pada Renza.

"Ayah tidak mau tahu,kamu harus menjadi nomor satu! Kalau kamu gagal, maka anak itu habis di tangan ayah" anc Willie pada Danu.

"Yah,aku mohon ayah jangan ikut campur masalah pertemanan aku" ucap Danu.

"Ayah tidak akan ikut campur dan ayah tidak akan melakukan apapun jika kamu tidak bodoh seperti ini ! Bersaing dengan anak seperti itu saja kamu tidak bisa!"

"Oke,Danu bakal berusaha tapi Danu minta ayah jangan ngelakuin apapun sama temen Danu!"

"Kalau begitu,kamu saja yang harus menerima semuanya "

"Pukul aja Danu kalau Danu gagal tapi jangan sakiti temen Danu. Dia nggak salah apa-apa"

....

Danu baik banget nggak sih?

Siapa yang lebih kejam menurut kalian
Kak Salsa, Robert atau Willie ?

Atau mungkin malah Renza?
ohooo

Semesta untuk RenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang