Biar kerasa nge-feel, aku saranin bacanya sambil dengerin musik yang sad gitu ya
Tidak perlu membahas Ita untuk saat ini karena perempuan berusia 19 tahun itu sudah mendekam di penjara seperti yang seharusnya.
Kak Salsa ? Cih ! Rasanya bosan membahas atau bahkan menyebut nama perempuan itu. Perempuan yang tidak pantas untuk disebut manusia dan iblis adalah panggilan yang lebih cocok untuknya.
Jangan tanya bagaimana histeris dan shock nya keluarga saat mengetahui semua hal ini. Mama bahkan sampai pingsan berulang kali ketika melihat bagaimana keadaan tubuh Renza.
Renza adalah kunci kebahagiaan mereka. Melihat Renza yang terbaring lemah bahkan seperti tak ada tanda-tanda kehidupan membuat semua orang disekitarnya murung.
Semua dijelaskan dengan jelas oleh Danu. Anak itu menjelaskan bagaimana pengorbanan Renza untuk Kak Salsa namun justru dibalas dengan acuhnya oleh Kak Salsa.
Keluarga Renza kecewa? Mereka sangat kecewa. Tapi mereka tidak ingin membuat suasana hati mereka menjadi semakin hancur jadi mereka membiarkan Kak Salsa dan segala kelakuannya.
"Kalau kamu emang gak bisa menyayangi adik kamu, setidaknya jangan menyakiti nya ! Kalau kamu gak mau dengerin kata-kata Mama, silahkan lakukan apapun yang kamu mau"
"Kamu Mama lepas. Mama bebaskan apa mau kamu !"
Mama tidak bohong soal ucapannya pada Kak Salsa beberapa jam lalu. Wanita itu merasa lelah dan juga terus-terusan merasa gagal dalam mendidik anak-anaknya .
Mama melepas Kak Salsa? Tidak tahu tapi mama mengatakan hal itu. Mungkin mama sudah lelah menasihati Kak Salsa. Jika kak Salsa masih menganggapnyanya sebagai orang tua harusnya Kak Salsa mendengarkan perkataannya bukan ?
"Pasien dinyatakan koma. Dan kami tidak tahu kapan dia akan sadar. Kita berdoa saja semoga pasien kuat menjalani masa kritisnya dan bisa kembali sehat seperti biasanya"
Kalimat yang dilontarkan oleh dokter itu membuat semua orang semakin merasa kehilangan.
Apa setelah melihat bagaimana keadaan Renza membuat Kak Salsa sadar atau kasihan? Tentu saja tidak.
Perempuan itu masih memandang iri ketika keluarga besar dari Bang Ridwan atau suami Mbak Manda bahkan datang untuk membesuk sang adik.
"Tante istirahat aja dulu,Renza biar kita yang nungguin" ucap Danu.
Wanita berusia lebih dari kepala empat itu harus beristirahat dan tidak boleh terlalu lelah.
Dan, sesuai janjinya Danu,Arsena,dan Jenovan akan menemani Renza sepulang mereka sekolah agar keluarga Renza memiliki waktu istirahat.
"Kapan Renza bakal bangun?" Arsena bertanya sambil menatap sendu sahabatnya yang masih setia memejamkan matanya.
"Secepatnya dia bakal sadar" ucap Danu lalu menghapus air matanya sendiri.
Danu adalah yang paling cengeng. Setiap kali ia menjenguk Renza maka menangis tidak pernah absen. Dan sudah terhitung enam hari ia menjenguk Renza. Enam hari itu pula ia terus menangis.
Arsena dan Jenovan tidak tertawa ataupun menggoda Danu. Mereka tahu bagaimana rasanya kehilangan orang terdekat meskipun hanya sementara.
"Udah. Lo jangan nangis,Lo istirahat aja dulu. Ingat,Lo harus menang di olimpiade besok" saran Jenovan sambil menepuk pundak Danu.
"Gak ada gunanya gue menang" jawab Danu. Ia rasa,ia tidak memerlukan itu untuk saat ini.
Jenovan ingin marah,tapi sebisa mungkin ia tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta untuk Renza
Novela Juvenil"Emang ada yang sayang sama aku? Orang terdekatku aja ngehancurin aku." Series kedua "Malaikat untuk Renza" (Bisa dibaca secara terpisah) 1 Juli 2022 - 19 Agustus 2022