INGAT , BACA
MALAIKAT UNTUK RENZA
dulu, biar bisa memahami keseluruhan cerita ini tanpa kesalah pahaman.
Satu tahun telah berlalu. Rasanya baru kemarin mereka berlima berpelukan dan saling berjanji untuk selamanya bersama. Tanpa ada yang tahu bukan jika tahun ini mereka tak lagi berlima.
Ya, perpisahan.
"Perpisahan adalah hal yang nyata,Ren"
Itu kata Mbak Manda beberapa Minggu yang lalu waktu satu keluarga datang ke rumahnya untuk melamar salah satu putri Mama.
Renza sulit untuk menerima itu. Katakan saja ia tidak rela. Bukan tidak,tapi belum. Biarkan saja ia dikata manja tapi Renza belum siap jika ia di tinggal pergi Mbak Manda.
"Mbak Manda cuman ikut sama Mas Ridwan sayang, bukan ninggalin kamu" Mama hanya bisa maklum karena Renza memang sangat dekat pada kakak tertuanya yang satu ini.
"Suruh aja Bang Ridwan tinggal disini!"
Lihat, dengan kesalnya anak itu meminta calon kakak iparnya untuk tinggal di rumahnya."Sst,masa kamu gak bolehin Mbak Manda nikah?"
"Boleh. Cuman Renza gak mau di tinggal Mbak Manda lagi" ujar Renza.
"Lagi?" tanya Mama heran.
"Iya lagi. Dulu Mbak Manda udah ninggalin Renza dia gak sayang sama Renza. Sekarang Renza gak mau di tinggal lagi"
"Rumah Mas Ridwan gak jauh loh dari sekolah kamu. Jadi kalau kamu kangen sama Mbak Manda kan kamu bisa main dulu abis pulang sekolah nya" kata Mama lembut namun Renza masih belum bisa di bujuk.
"Nanti Mbak Manda punya anak! Terus anaknya nakal ke Renza, Renza balas ntar anaknya nangis ngadu ntar Renza yang dimarah"
"Ya enggak dong,kan kalau Renza kesana bisa main sama Mas Ridwan nya"
"Tapi Renza masih gak suka. Kalau Mbak Manda jadi gak sayang Renza gimana? Lagian Mbak Manda kan bentar lagi ngajar jadi Renza gak bakal ketemu"
"Sst,kamu kan masih punya Kak Azi,Kak Ama,Kak Salsa juga"
"Iya sih"
"Udah. Jangan bikin Mbak Manda sedih,Mbak Manda cuman pergi dari rumah ini bukan pergi dari kita"
"Hm"
"Udah,kamu keluar temuin mereka ya"
"Hm, iya"
Renza berjalan lesu ke luar untuk menemui saudaranya. Oh ya,tentang pernikahan Mbak Manda akan dilaksanakan kurang lebih satu bulan lagi.
Apa Renza kenal dengan calon suami Mbak Manda ? Tentu saja Renza kenal. Bang Ridwan namanya. Dia adalah orang yang begitu ramah apalagi jika dengan dirinya.
Renza ingin menceritakan sedikit bagaimana kakak tertuanya bertemu dengan Bang Ridwan. Jadi,mereka itu sebenarnya memang saling mencintai namun saling memendam. Namanya juga jodoh, setelah Mbak Manda lulus kuliah dan resmi mengajar di salah satu sekolah dasar, Pakdhe datang untuk memperkenalkan Bang Ridwan pada Mbak Manda. Istilah lainnya ya perjodohan.
Karena memang saling mencintai,jadi keduanya dengan senang hati menerima perjodohan itu.
Oh ya sekarang Renza sudah kelas 12. Dan ini sudah memasuki bulan Agustus. Artinya baru kemarin ia naik ke kelas 12 nya. Kak Salsa juga melanjutkan kuliahnya seperti saudaranya yang lain.
"Ren ! Sini deh,cobain ! Kakak buat kue lapis!" ujar Kak Salsa sambil menyodorkan kue yang ia maksud.
"Udah jam 9 malem,ntar Renza gemuk" tolaknya penuh percaya diri.
"Eleh! Badan aja kurus gegayaan gemuk!" cibir Kak Azi kesal.
"Hehe,tapi kalian ngasih ini ke Renza gak ada maunya kan?" tanya Renza hati-hati.
"Ya enggak lah! Lagian kami buat ini juga sambil belajar,kalau enak besok bisa kita kasih ke Mas Ridwan" ujar Kak Ama namun justru dibalas decakan oleh Renza.
"Mbak Manda mana?" tanya Renza.
"Udah tidur. Kasian Mbak Manda kelihatannya capek banget" ujar Kak Salsa sendu.
"Siapa yang bilang Mbak udah tidur?" mereka berempat menoleh dan mendapati Mbak Manda yang berjalan ke arah mereka lalu duduk di sebelah Renza dan ikut mencicipi kue lapis buatan adik-adiknya.
"Mbak Manda pasti kebangunan gegara jatuh dari kasur ya?" tanya Renza.
"Ngawur kamu"
"Hehe,siapa tahu"
"Renza, besok kalau Mbak udah nggak tinggal di sini lagi,jangan nakal ya. Jangan bikin Mama sedih,jangan bikin kakakmu marah juga. Jadi anak baik,oke?" ucap Mbak Manda lembut.
"Iya. Tapi,Mbak Manda gak lupa kan sama ucapan Mbak Manda dulu?"
Mbak Manda tersenyum tipis, " Mbak gak mungkin lupa,Ren"
"Mbak bilang, kita itu bintang. Bintang itu lima sudut, bintang itu ibarat kita. Kita itu berlima, saling berpegangan tangan untuk membentuk bintang. Kita kecil tapi selalu bersinar. Mbak bilang,kalau jumlah sudutnya gak lima, mereka bukan bintang. Jadi,apa kita masih bisa jadi bintang itu?"
Lagi-lagi Mbak Manda tersenyum tipis membalas ucapan Renza.
"Kita berlima itu memang bintang. Tapi,kamu tahu kan kalau bintang gak akan bersinar tanpa adanya pantulan sinar matahari?
Nah,matahari itu kamu. Kamu adalah mataharinya kami berempat.
Tanpa matahari maka bintang dan semesta bukan apa-apa" lanjut Mbak Manda.Oh ya, karena ini lanjutan dari cerita Renza yang dulu, bakal ada penambahan cast ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta untuk Renza
Ficção Adolescente"Emang ada yang sayang sama aku? Orang terdekatku aja ngehancurin aku." Series kedua "Malaikat untuk Renza" (Bisa dibaca secara terpisah) 1 Juli 2022 - 19 Agustus 2022