"Bisa ibu jelaskan maksud dari omongan ibu tadi?" Kenzie masuk secara tiba-tiba ke dalam ruangan Kaluna. Dia melupakan adab yang harusnya ia jaga sebelum masuk ruangan ini. Yang ada di otaknya sejak tadi adalah meminta penjelasan atasannya tentang kejadian tadi pagi. Namun, semua harus ia tahan karena Kaluna masih banyak sekali urusan. Dan jam pulang kerja ini lah momen yang tepat.
"Saya masih atasan kamu kalau kamu lupa, Elkenzie." Tegur Kaluna dengan nada dan juga tatapan yang tak kalah dingin. "Yang jelas kamu harus menikahi saya."
"Ibu gak bisa seenaknya gitu dong. Ini mengenai hidup saya loh, Bu."
Kaluna menghentikan kegiatannya lalu beralih menatap Kenzie yang saat ini terlihat kalut. Mungkin karena harus menikahinya secara mendadak. "Ini cuma perkara gampang. Kamu hanya perlu menikahi saya, lalu 2 atau 3 tahun lagi kamu bisa ceraiin saya. Saya gak butuh kamu cintai atau apapun itu. Saya hanya perlu menyelamatkan warisan saya."
Kenzie dibuat tak bisa berkata-kata dengan ungkapan yang baru saja keluar dari mulut Kaluna. Bagaimana bisa dia dengan santai mengucapkan itu? Kenzi adalah laki-laki normal yang juga mendambakan sebuah keluarga bahagia di masa depan. Dan wanita di depannya ini meminta dirinya untuk menikahinya lalu dengan gampang mengatakan cerai.
"Ibu sedang main-main dengan saya?"
Wanita berusia 27 tahun itu lalu berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan mendekat ke arah Kenzie. "Ayolah, Kenzie. Ada banyak keuntungan jika kamu menikah dengan saya. Posisi kamu akan aman di perusahaan ini. Kamu bisa tetap menghidupi keluarga kamu dengan baik, semua kebutuhan kamu juga aman sama saya. Bukankah menarik?"
Kenzie tersenyum meremehkan mendengar ucapan Kaluna tadi. Dia tahu jika Kaluna adalah wanita yang arogan, tapi dia tidak menyangka jika Kaluna juga dengan mudah memandangnya dengan sebelah mata.
"Ternyata Ibu Kaluna ini tidak mengerti seberapa sakral makna dari pernikahan. Dengan gampangnya ibu sudah memikirkan perceraian sedangkan saya saja belum tentu mau menikahi Ibu."
"Come on! Let's play this drama! It's easy."
Kaluna masih terus berusaha agar Kenzie mau menikahinya. Dia sendiri juga tidak mengerti, mengapa pilihannya jatuh pada Kenzie, sedangkan dia bisa saja meminta laki-laki lain dengan reputasi lebih baik. Bukan seorang Elkenzie yang merupakan staff karyawan biasa di perusahaannya.
"Katakan saja, kamu mau imbalan apa?" tawar Kaluna sekali lagi pada Kenzie. Jika nanti dia menikah dan berhasil mendapatkan saham utama keluarganya, dia dapat memberikan segalanya untuk Kenzie.
"Mobil? Rumah?"
Lagi lagi Kenzie dibuat tertawa dengan tawaran yang menurutnya murahan itu. Tabungannya saja sudah cukup untuk membeli rumah dan mobil. Ia rasa tawaran itu sangat kurang jika melihat apa yang harus ia korbankan jika menikahi seorang Kaluna Diomara.
"Pulau."
Mendengar ucapan Kenzie itu membuat Kaluna menaikkan sebelah alisnya mencoba mengkonfirmasi apa yang baru saja laki-laki seusianya itu katakan.
"Pulau atas nama Elkenzie Mahaprana. Lengkap dengan pinisi serta resort di dalamnya."
Jika Kaluna berniat mengekploitasi hidup Kenzie, maka biarkan Kenzie mengeksploitasi harta Kaluna.
"Saya rasa harta yang ibu perjuangkan itu tidak ada apa-apanya jika hanya perlu membelikan saya pulau, pinisi dan resort. Bagaimana?" Sejujurnya ini juga cara halus yang dilakukan Kenzie untuk memberi pelajaran pada wanita di hadapannya ini. Dia rasa mungkin Kaluna akan menolak penawarannya itu.
"Oke. Deal!"
Tanpa diduga, Kaluna menyanggupi dengan gampang dan kini mengulurkan tangannya untuk menjabat Kenzie sebagai tanda persetujuan antara mereka berdua. Jelas ini di luar ekspektasi Kenzie. Apa ini? Apa artinya Kenzie harus benar-benar menikahi Kaluna? Mimpi buruk apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina Yoo
FanfictionAwalnya memainkan peran sebagai calon suami dari atasan yang terkenal kaku dan tidak berperasaan adalah hal yang mudah. Tapi semua berubah menjadi sulit ketika dirinya melibatkan perasaan. "Come on! Let's play this drama!" -Kaluna Diomara "It's ove...