Pagi ini kepala Kaluna terasa lebih berat, seluruh badannya tertutup selimut tebal dan badannya terasa lemas sekali. Sekelebat ingatan tentang semalam terlintas di kepalanya. Dengan segera dia memeriksa keadaannya, tidak ada yang aneh. Dia masih menggunakan pakaian semalam, make upnya juga masih sama walaupun sedikit berantakan. Dan dia juga ada di kamarnya, jadi dia rasa tidak ada hal buruk yang terjadi semalam. Dengan segera, Kaluna masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, mandi dengan air hangat mungkin bisa membantu dirinya menyegarkan diri dan juga otaknya.
Kaluna menatap bayangan badannya di depan kaca, ada beberapa tanda merah di lehernya. Dirinya mencoba mengingat tanda apa ini? Bayangan Renal kembali terlintas di kepalanya.
"Gak gak, gue gak ngapa ngapain sama Renal kan?" Kaluna terus berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, tapi ingatannya begitu payah saat mabuk.
Gadis itu berusaha menghilangkan pikiran buruknya, mungkin tanda itu karena dia tidak sengaja menggaruk lehernya. Mungkin ditutup sedikit dengan make up maka tidak akan terlihat lagi. Saat dirinya membubuhkan sedikit make up ke wajahnya, barulah Kaluna sadar. Cincin pemberian Kenzie tidak ada di jarinya. Padahal dia mengingat dengan jelas, bahwa Kaluna menggunakan cincin itu. Dia bahkan tidak mengingat bahwa dirinya melepas cincin itu. Kaluna lalu beralih mencari di atas kasur, kamar mandi dan juga meja rias, namun cincin itu tidak ada. Dirinya mencoba mencari di dalam tas yang ia gunakan semalam, tapi tetap saja nihil. Dia tidak menemukan benda itu. Satu satunya yang mungkin mengetahui keberadaan cincin itu adalah Gwen. Tangan Kaluna beralih pada ponsel yang ada di dalam tasnya dan segera menghubungi Gwen.
Kaluna membanting ponselnya ke atas kasur, merasa kesal dengan dirinya sendiri. Dia kembali mematuk dirinya sendiri di cermin, melihat beberapa tanda yang ada di sana.
"Jadi ini Renal? Brengsek!" Kaluna tak henti hentinya menyumpah serapahi mantan kekasihnya itu. Benar benar kurang ajar.
***
Plakk
Satu tamparan keras mendarat dengan sempurna di pipi Renal saat dirinya baru saja akan menyantap sarapan paginya hari ini. Rahang Renal sempat mengeras karena nyeri di wajahnya belum mereda karena di hajar Hugo semalam, dan pagi ini dia mendapatkan sebuah tamparan yang cukup keras di pipinya. Tapi saat melihat kehadiran Kaluna, laki laki itu malah tersenyum bahagia.
"Pagi juga, sayang.." Sapanya dengan gaya yang masih menjijikkan menurut Kaluna.
Tak menjawab, Kaluna hanya menatap Renal dengan tatapan penuh kebencian.
"Gue gak nyangka lo serendah itu, Renal." Desis Kaluna tajam.
"Rendah?" Renal melanjutkan dengan tertawa begitu lantang hingga menggelegar di seluruh ruangan rumahnya. Mendengar hinaan Kaluna itu, Renal tidak bisa merespon selain tertawa.
"Bukannya kamu seneng? Kamu bahkan menikmati semua sayang.." Renal mencubit ujung dagu Kaluna dan langsung ditepis kasar oleh gadis itu. "Andai aja calon suami kamu gak dateng, kita pasti udah having fun." Renal mengerlingkan matanya genit seolah Kaluna akan menyuakinya. Justru hal itu membuat Kaluna sangat muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina Yoo
FanfictionAwalnya memainkan peran sebagai calon suami dari atasan yang terkenal kaku dan tidak berperasaan adalah hal yang mudah. Tapi semua berubah menjadi sulit ketika dirinya melibatkan perasaan. "Come on! Let's play this drama!" -Kaluna Diomara "It's ove...