;duapuluh

2.9K 460 34
                                    

Bisa dikatakan Kenzie berurusan dengan orang yang salah. Dia ingin membuat Kaluna menggilai dirinya, padahal nyatanya sekarang dirinya sendiri yang dibuat gila dengan tingkah wanita itu. Entah mendapat berita darimana, tapi Kaluna telah menyusulnya ke tempat gym. Padahal dia yakin, Kaluna tidak pernah datang ke tempat gym ini. Kaluna bahkan memiliki alat olahraga yang lengkap di rumahnya. 

"Eh!" Tangan Kaluna tiba tiba saja ditarik oleh Kenzie. 

"Udahan ngegymnya. Sekarang pulang." Ucap Kenzie sambil menarik pergelangan tangan Kaluna. Wanita itu tersenyum puas dan merasa menang sekarang. Memang ini salah satu caranya agar bisa menarik perhatian Kenzie. Menurut Kaluna, Kenzie terlalu lemah, karea dia tau Kenzie memang menyukai dirinya. 

Kaluna melepas genggaman tangan Kenzie, lalu secara bergantian kini menarik Kenzie untuk menghadap dirinya. Merapatkan badannya dengan badan Kenzie yang terlihat lebih bugar setelah berolahraga. Jari lentik Kaluna memutar secara lembut di wajah Kenzie. "Santai aja dong mukanya. Gausah tegang gitu." Ucap Kaluna lalu dengan sengaja menggesekkan ujung hidungnya dengan hidung Kenzie. 

"Ayo pulang." Ucap Kaluna dengan semangat. 

***

"Kaluna tunggu!" Seseorang kini berhasil lengan Kaluna yang sedang akan memasuki mobilnya setelah membeli beberapa barang di sebuah mall besar. 

Tatapan Kaluna yang tadi biasa saja, kini berubah sedikit lebih dingin setelah melihat Gwen yang kini seperti sedang meminta waktunya. Wanita berusia 27 tahun itu menghela nafasnya, cukup rindu memang pada sahabat yang telah dia anggap seperti saudara sendiri ini. Terhitung hampir 2 bulan Kaluna dan Gwen tidak berhubungan sama sekali. Setiap Gwen menghubunginya, Kaluna selalu menghiraukan. Bukan karena apa, dia hanya tidak menyangka jika sahabatnya ini memiliki ketertarikan pada Kenzie. 

"Kalo lo kesini cuma buat ngomongin Kenzie, sorry gue gak ada waktu." Ucap Kaluna hendak meninggalkan Gwen. 

"Gue minta maaf buat semuanya." Gwen tak ingin berbasa basi, dia hanya ingin membuat hubungannya dengan Kaluna membaik. 

Kaluna diam, sebenarnya Gwen tidak melakukan kesalahan apapun. Memang apa salahnya jika memiliki perasaan lebih pada seseorang? Tapi tidak dengan Kenzie. Walaupun hubungan antara Kaluna dan Kenzie tidak jelas sebelumnya, harusnya Gwen sadar. 

"Gue gak bermaksud apa apa. Gue sama Kenzie beneran gak ada hubungan apapun. Ya emang, kita sering keluar bareng semenjak lo ngejauhin dia, tapi jujur gue gak ada niatan jelek kok." Gwen melupakan bahwa mereka sekarang sedang berada di parkiran. "Kenzie baik ke semua orang, Lun. Termasuk gue. Gue sebagai manusia biasa juga bisa ngerasain nyaman ke Kenzie, tapi emang salah banget kalo orangnya itu Kenzie. Tunangan lo. Maafin gue." 

"Lo beneran ada perasaan lebih ke Kenzie?" Tanya Kaluna untuk memastikan apa yang baru saja dia dengar. 

"Maafin gue." Jawaban dari Gwen jelas mengartikan iya. "Tapi lo tenang aja, gue gak ada maksud buat ngrusak hubungan lo sama Kenzie. Perasaan gue biar jadi urusan gue sendiri. Gue gak akan gangguin lo berdua. Lagian Kenzie kan sukanya sama lo." Imbuh Gwen. 

Kaluna menghembuskan nafasnya lebih dalam, mencoba menjernihkan isi otaknya yang seperti berantakan. 

"Kenapa lo suka sama dia?" Tanya Kaluna ingin memastikan. Selama ini hubungannya dengan Kenzie tidak bisa dikatakan mulus. Walaupun dia sadar bahwa Kenzie juga memiliki perasaan lebih padanya, tapi Kenzie terus saja menjaga jarak dengannya. 

"Dia baik banget, Lun. Lo beruntung banget bisa milikin hati dia. Gue yakin banget dia punya perasaan buat lo, cuman dia masih gengsi aja." 

"Dia banyak cerita sama lo?" 

Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina YooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang