;limabelas

2.2K 417 26
                                    

Kenzie diam tidak mencoba menjawab apa yang baru saja ia dengar dari mulut Kaluna. Tatapan yang tadinya terlihat kaget tiba tiba melembut, melepaskan lengan Kaluna secara perlahan. "Kamu lagi capek kayaknya." Ucap Kenzie setelah itu. 

Kaluna menggeleng kuat, menyangkan dugaan Kenzie. "Saya serius. Ayo kita akhiri drama ini, Kenzie." 

"Saya pulang dulu." Tak berusaha menjawab, Kenzie langsung masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Kaluna yang terdiam. 

Jika ditanya bagaimana perasaan Kaluna sekarang, maka dia akan menjawab dengan yakin bahwa dirinya tidak rela. Dia tahu semua memang berawal dari sandiawara tapi satu hal yang tidak dia tahu, bahwa dia akan berakhir jatuh hati pada sosok Elkenzie. Laki laki yang akhir kahir ini ternyata banyak membuat dirinya merasa lebih hidup. Tapi dia sadar, semua ini tidak benar. Dia tidak bisa membiarkan Kenzie hidup dengan sandiwara. Tidak masalah jika itu tentang hidupnya sendiri, tapi dia tidak rela jika Kenzie melakukan hal yang sama. 

"Aku cuma pengen kamu hidup normal, Ken." Gumam Kaluna saat melihat mobil Kenzie benar benar telah meninggalkan halaman rumahnya. 

***

Wanita karir berusia 27 tahun itu tidak habis pikir dengan apa yang sedang ia lihat saat ini. Seorang Kenzie tengah berdiri di depan rumahnya dengan keadaan rapi seperti hari hari sebelumnya. Bukankah semalam Kaluna sudah mengajaknya untuk mengakhiri semua?

"Tumben lebih pagi?" Sambut Kenzie saat Kaluna sudah berada di hadapannya. 

"Kenzie.." 

"Kalo gitu kita sarapan dulu aja gimana? Saya belum sarapan. Bubur aja mau gak?" Tawar Kenzie sambil membukakan pintu Monsky. 

"Ken, saya kan-" 

"Kita obrolin kapan kapan aja." 

Tak ada pilihan lain, Kaluna segera masuk ke mobil Kenzie dan menurut akan dibawa kemana. Tidak. Kaluna tidak boleh luluh, dia tidak bisa seperti ini. 

"Kenzie yang saya bilang semalem itu serius." Ucapnya saat Kenzie telah menyelesaikan satu mangkok bubur ayam langganan Kenzie. 

Kenzie menghembuskan nafasnya sedikit kasar, seolah frustasi dengan topik pembicaraan yang cukup berat padahal hari masih sangat pagi. 

"Kamu yakin?" Tatapan Kenzie berubah menjadi lebih tegas sekarang. Aura laki laki itu terasa mendominasi Kaluna. 

Mata Kaluna langsung tidak fokus saat ditanya seperti itu. Tak berani menjawab, Kaluna hanya mengangguk. 

"Saya gak tau apa alasan kamu tiba tiba batalin pernikahan kita. Tapi kasih saya waktu buat ngobrol ayah ibu. Gimana pun juga hubungan kita udah ngelibatin keluarga. Jadi saya butuh waktu buat ngobrol sama mereka." 

Sekarang Kaluna yang menghembuskan nafasnya kasar, menyetujui apa yang baru saja Kenzie katakan. Itu artinya Kenzie setuju dengan pembatalan ini? Semudah itu? Dia tidak ingin mencoba mempertahankan semuanya? Kaluna tetaplah Kaluna, dia sama saja dengan perempuan lain yang ingin sekali dipertahankan tapi dengan cara yang salah. 

***

Sebenarnya ini bukan gaya Kenzie, yang tiba tiba datang ke sebuah cafe sendirian hanya untuk mengerjakan pekerjaannya. Biasanya dia akan memilih lembur di kantor atau jika memang perlu dia akan mengerjakan di kosnya saja. Tapi malam ini, dia memilih untuk ke sebuah cafe mencari suasana baru. 

"Kenzie bukan?" Tiba tiba suara seorang wanita masuk ke indera pendengarannya. 

"Eee.." Kenzie menimang sambil mengingat nama wanita yang saat ini tengah berdiri di hadapannya. "Temennya Kaluna ya?" 

Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina YooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang