Seluruh keluarga Kenzie kini berdiri di halaman rumah mereka yang cukup besar untuk mengantar keberangkatan Kenzie dan juga Kaluna. Mereka berdua akan kembali ke Jakarta hari ini. Tidak seperti kedatangannya kemarin yang harus menggunakan angkutan umum, maka hari ini mereka berdua naik mobil pribadi keluarga Kenzie. Tentu atas paksaan ayah dan ibunya. Mereka tidak tega jika harus melihat Kaluna diajak naik bus lagi oleh Kenzie.
"Nanti kalo udah nyampek sana kabarin Ibu ya, le?"
Kenzie mengangguk lalu tersenyum hangat pada ibunya itu. Tiana lalu beralih memeluk Kaluna, "Sering sering berkabar sama ibu, ya?"
"Iya, Bu. Kaluna pasti sering ngabarin Ibu." Satu pelukan hangat Kaluna dapatkan dari Tiana. Saat pelukan itu, matanya bertemu dengan Kenzie yang tengah menatapnya hangat dan tanpa ia sadar Kaluna melemparkan senyum pada laki-laki itu.
"Jangan lupa kabarin Wina juga ya, Mbak?" Kini Wina yang heboh memeluk Kaluna. Wina senang karena dia memiliki calon kakak ipar yang baik. Semalam Kaluna memberikan kenang-kenangan sebuah dream catcher dengan ukuran besar untuk digantung di jendela kamar Wina. Dan itu sangat berkesan bagi gadis berusia 22 tahun itu.
"Libur semester depan liburan ke Jakarta yuk? Nanti nginep di rumah Mbak Kaluna." Tawar Kaluna dengan senyum hangatnya. Selama beberapa hari di rumah Kenzie, Kaluna selalu diperlakukan dengan baik. Dia ikut merasakan kehangatan di antara keluarga ini. Kaluna merasa nyaman.
"Boleh?" Mata Wina tampak berbinar setelah mendapat tawaran seperti itu.
"Ya boleh dong."
Bukannya dia gak suka kalo ada yang dateng ke rumah dia? Batin Kenzie.
Walaupun seperti itu, Kenzie tetap tersenyum. Entah yang diucapkan Kaluna hanya sebuah basa basi atau ketulusan, yang jelas Kenzie cukup senang melihat keakraban Kaluna dengan adiknya.
"Baik baik di sana ya, nduk? Lak arek iki ndablek, tapuken ae cek kapok." (Kalo anak ini nakal, pukul aja biar kapok) Ucap Damas dengan bahasa jawa yang membuat Kaluna kebingungan apa artinya. Dia berusaha meminta Ibu Kenzie untuk mengartikannya lewat sorot matanya.
"Udah gausah didengerin. Yang penting kalian berdua baik baik ya. Saling jaga. Tunggu nanti ayah sama ibu kesana buat ketemu orang tua kamu ya?"
Kaluna melirik ke arah Kenzie dengan salah tingkah.
Setelah acara pamitan itu, Kenzie dan Kaluna benar-benar naik ke mobil dan segera menuju bandara yang jarakanya cukup jauh dari rumah Kenzie.
***
Kaluna dan Kenzie menjalani hidupnya seperti biasa. Terkadang mereka berangkat ke tempat kerja bersama, terkadang juga tidak. Semua hanya tergantung kondisi mood Kaluna. Jika moodnya sedang bagus dan bersedia menaiki Monsky maka dia akan menghubungi Kenzie untuk menjemputnya, tapi jika moodnya sedang buruk seperti sedang lelah atau terlalu banyak pekerjaan maka dia lebih memilih dijemput oleh sopirnya.
Seperti hari ini, Kenzie akan kembali ke kosnya tanpa Kaluna. Wanita itu memilih dijemput supirnya karena masih banyak urusan yang harus dia lakukan.
Baru saja Kenzie membersihkan badan dan bersiap untuk naik ke atas kasur, merebahkan punggungnya yang seharian ini terasa lebih kaku. Ponselnya berbunyi dan menampakkan nama Kaluna di notifikasi ponselnya. Entah apa maksud Kaluna, tapi ini terkesan seperti seorang kekasih yang sedang meminta ijin untuk pergi ke sebuah pesta bersama teman temannya. Katakan Kenzie terlalu percaya diri, tapi dia cukup senang karena Kaluna menghubunginya untuk mengabari apa yang akan dia lakukan malam ini. Tidak alasan juga bagi Kenzie untuk melarang wanita itu
***
Awalnya Kaluna tidak berniat datang ke acara ulang tahun teman SMA nya itu, banyak hal yang dia pertimbangkan. Pertama, dia tidak akrab dengan teman teman sma nya. Banyak di antara mereka yang menganggap Kaluna terlalu arogan. Kedua, dia juga tidak terlalu dekat dengan temannya yang menyelenggarakan acara ini. Ketiga, dia takut jika Renal akan datang. Tapi karena bujukan dari Gwen akhirnya Kaluna setuju untuk ikut. Lagipula dia hanya perlu diam tak melakukan apapun juga sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina Yoo
FanfictionAwalnya memainkan peran sebagai calon suami dari atasan yang terkenal kaku dan tidak berperasaan adalah hal yang mudah. Tapi semua berubah menjadi sulit ketika dirinya melibatkan perasaan. "Come on! Let's play this drama!" -Kaluna Diomara "It's ove...