;delapan

2.2K 416 31
                                    

"Selamat siang, Om." Sapa Kaluna saat ayah Kenzie itu baru sampai dari kebun bersama dengan ibu serta Kenzie sendiri. 

"Cah ayu. Angler pora turune mambengi?"  (Anak cantik. Nyenyak gak tidurnya semalem?)

"Yah, yo ndak paham to Kaluna." (Yah, ya gak paham Kaluna.) Tiana menyahut sambil memukul pelan lengan suaminya yang bernama Damas itu. 

"Oiyo yo, lali aku." (Oh iya ya, lupa aku.)

Sedangkan Kaluna hanya celingak celinguk tidak mengerti dengan obrolan mereka, dia berusaha meminta Kenzie menerjemahkannya tapi dia malah melengos pergi ke dalam rumah. 

"Gimana tidurnya semalem? Nyenyak?" Ulang Damas dengan senyum hangatnya. 

Satu hal yang membuat Kaluna merasa sangat disambut di keluarga Kenzie adalah semua orang selalu menyambutnya dengan senyuman. Dia merasa di hargai di sini. Biasanya orang orang menatapnya dengan segan, tapi orang-orang di rumah Kenzie menatapnya dengan kekaguman. 

"Eee, dingin, Om. " Jawab Kaluna diimbuhi dengan kekehan di ujung kalimatnya. 

"Batu emang dingin, nduk. Ndak papa, nanti juga terbiasa." Sambung Damas. 

Tiana hanya tersenyum hangat, lalu mengelus rambut panjang Kaluna yang menurutnya sangat indah itu. "Yah, aku mau makan di luar sama Kaluna sama Wina ya?" 

"Oh iya, boleh. Biar nanti dianter sama Tono ya?" 

Tiana mengangguk lalu memberi perintah pada Kaluna untuk bersiap. Dan wanita itu segera bersiap untuk mengikuti ajakan calon mertuanya itu. Ingin sekali dia menolak, karena dia masih ingin bersitirahat, tapi tidak mungkinkan dia menolak begitu saja? 

Setelah bersiap beberapa menit, Kaluna keluar rumah dan melihat sebuah mobil di hadapannya. Kaluna kebingungan sekarang, "Ibu, ini mobil?" 

"Ya iya, emang apa lagi? Beda sama mobil di tempat kamu?" Tiana dibuat bingung dengan Kaluna yang seperti keheranan saat melihat mobil. 

"Bukan gitu, Bu. Soalnya kemaren kata Kenzie mobil gak bisa lewat sini." 

Tiana dibuat tertawa pelan saat mendengar ucapan Kaluna. "Kenzie mah gitu. Dia lebih suka jalan kaki atau naik sepeda dari jalan raya sana."

Ingatkan Kaluna untuk memaki Kenzie nanti, dia sudah berapa kali ditipu oleh laki-laki itu?

"Dikerjain sama Mas Kenzie ya, Mbak?" Wina ikut tertawa mendengar penuturan Kaluna. 

"Awas kamu, Kenzie." Ucap Kaluna dengan wajah yang sangat jengkel.

***

Tanpa disadari Kenzie, dia yang sedang sibuk dengan sepedanya itu didekati oleh ayahnya. Awalnya ayahnya itu hanya duduk memperhatikan Kenzie dengan sepeda milik Wina. Sepertinya Wina lebih suka menggunakan sepeda Kenzie daripada sepeda Wina sendiri, sehingga sekarang sepeda itu sedikit rusak karena sudah lama tidak terpakai. 

"Kamu masih belum mau pulang tah, le?" Tanya Damas dengan suara yang lembut. 

Tanpa bersuara, Kenzie hanya menggelengkan kepalanya. 

"Apasih yang kamu cari di Jakarta?" 

Kenzie masih belum menjawab, topik ini yang selalu Kenzie hindari saat berada di dekat ayahnya. Bukan apa, dia hanya tidak ingin berdebat dengan ayahnya karena masalah yang sama. 

"Ayah sama Ibu udah tua, Ken. Siapa yang mau nerusin semua ini kalau bukan kamu? Lagian emang gaji kamu cukup apa buat menghidupi pacar kamu? Liat, dia itu anak orang kaya. Gaji kamu cukup emang?" 

Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina YooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang